Agustus 2017
Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI
Assalamu'alaikum Para Santri~ Tembang Lir Ilir ini digubah oleh Sunan Kalijaga pada jaman kerajaan Jawa Islam, sebagai sarana dakwah/syiar agama Islam di pulau Jawa pada masa itu.

Banyak versi musik yang pernah dibuat/diaransemen untuk tembang ini. Dan beberapa tahun yang lalu, kelompok kesenian Kyai Kanjeng yang dipimpin oleh seniman & budayawan Emha Ainun Najib (Cak Nun), turut pula menyemarakkan blantika musik Indonesia dengan mengaransemen ulang tembang Lir Ilir ini dengan nuansa yang lebih religius dan sakral.

Video slideshow ini dibuat dan terinspirasikan dari kekaguman akan kedalaman makna tembang Lir Ilir; serta penjiwaan aransemen musiknya (yang kali ini digarap oleh Emha Ainun Najib bersama kelompok keseniannya) yang nyaris sempurna.


Berikut Arti tembang Lir - ilir secara bahasa maupun secara maknanya

Arti secara harfiah

Lir-ilir, lir ilir
(Sayup-sayup, Sayup-sayup bangun (dari tidur) 

Tandure wus sumilir 
(Tanamannya sudah mulai bersemi)

Tak ijo royo-royo 
(Tanaman-tanaman sudah mulai bersemi)

Tak sengguh temanten anyar 
(demikian menghijau bagaikan gairah pengantin baru)

Cah angon, cah angon 
(Anak-anak penggembala)

Penekno belimbing kuwi 
(tolong panjatkan pohon blimbing itu)

Lunyu-lunyu penekno 
(walaupun licin tetap panjatlah)

Kanggo mbasuh dodotiro 
(untuk mencuci pakaian)

Dodotiro, dodotiro 
(Pakaianmu, pakaianmu)

Kumitir bedah ing pinggir 
(Terkoyak-koyak dibagian samping)

Dondomono, Jlumatono 
(Jahitlah, benahilah)

Kanggo sebo mengko sore 
(Untuk menghadap nanti sore)

Mumpung padhang rembulane 
(Selagi terang rembulannya)

Mumpung jembar kalangane 
(Selagi sedang banyak waktu luang)

Yo surako surak iyo 
(Bersoraklah dengan sorakan Iya)


Makna yg terkandung didalamny seperti berikut

Lir-ilir, lir ilir
Bangunlah bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas, bangun dari kebodohan tentang tidak mengenal Allah)

Tandure wus sumilir 
(Agama ALLAH (ISLAM) Telah tumbuh dan berkembang)

Tak ijo royo-royo 
(Ajarannya Begitu Menyejukan/menyegarkan jiwa)

Tak sengguh temanten anyar 
(Bagaikan meraih kebahagiaan lahir dan batin)

Cah angon, cah angon 
(Para Pemimpin, Para Penguasa bisa juga diartikan para guru yang memiliki murid atau pengikut)

Penekno belimbing kuwi 
(berusahalah mengambil ajaran ISLAM (yang mempunyai 5 rukun)

Lunyu-lunyu penekno 
(Walaupun susah dan banyak rintangan, tetaplah berusaha ngimani dan yakini)

Kanggo mbasuh dodotiro 
(untuk membersihkan kotoran yang melekat dijiwa mu)

Dodotiro, dodotiro 
(Keimanan / keyakinan / ketaqwaan mu)

Kumitir bedah ing pinggir 
(Telah luntur dan rusak dibeberapa bagian)

Dondomono, Jlumatono 
(Perbaikilah / sucikanlah dengan berdzikir dan mengaji)

Kanggo sebo mengko sore 
(Sebagai bekal disaat menjelang ajal / menghadap Allah)

Mumpung padhang rembulane 
(Selagi kamu masih hidup, mampu dan sehat jiwa raga)

Mumpung jembar kalangane 
(Selagi masih terbuka hidayah dan kesempatan bertaubat)

Yo surako surak iyo 
(Dan jawablah seruan Allah dengan keimanan penuh)


sumber Indro Gunarto 
ditulis Ulang oleh Pak Rt