November 2018
Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI

KISAH SYEKH KHOLIL BANGKALAN KEDATANGAN SEORANG PENGEMIS DAN ANJINGNYA



Assalamu'alaikum wahai para sahabat~

Suatu hari Almaghfullah Kyai Syaichona Kholil (Bangkalan - Madura) sedang menemui tamu tamunya di ruangan depan. Mbah Kholil yang juga Ulama besar dan salah satu guru dari KH Hasyim Asy'ari (pendiri NU / kakek Gus Dur) duduk dengan salah satu lutut tertekuk di depan perut beliau sambil bercengkerama dengan para tamu tamunya di temani secangkir kopi yang ada di hadapan masing2.

Ketika sedang asyik mengobrol itu tiba2 datang seorang "gembel" dengan pakaian lusuh sambil menuntun seekor anjing masuk ke ruangan,

kontan saja semua tamu pada heran bercampur geram apalagi tanpa salam tanpa bicara dan tanpa ijin tiba2 si pengemis ini menyeruput kopi milik mBah Kholil,

terlihat juga ingus yang keluar dari hidung pengemis tak di undang ini.

Marah kah mbah Kholil??

Tidak! Mbah Kholil tampak merubah posisi duduknya seperti orang posisi duduk orang sedang sholat,telapak tangannya menyatu di atas paha, kepalanya menunduk tanpa berani menatap muka si pengemis.

Justru beberapa tamu bangkit bermaksud mengusir orang aneh ini, tapi segera di cegah oleh mBah cholil dengan isyarat tangannya.

Beberapa saat suasana hening,

 mBah cholil tetap menunduk, tamu yang ada di ruangan itu tak satupun ada yang berani bersuara sampai kemudian si pengemis berlalu tanpa sepatah katapun.

Selepas gelandangan itu pergi mBah Kholil membuka suara : "siapa yang mau meminum kopi bekas tamuku tadi"?

Tentu saja tak seorangpun yang mau, karena kopi itu bekas di minum seorang pengemis dengan ingus menempel di bawah idung! Ngeri!

"Baiklah, kalau begitu biar saya yang menghabiskan".kata mBah kholil sambil meminum sisa kopi di cangkir.

Semua tamu semakin terheran heran, belum habis rasa penasaran para tamu kemudian mBah Kholil menyambung kata lagi :

" taukah sampyan semua siapa tamu tadi,, dia Nabi Khidir, beliau habis mengunjungi sahabatnya seorang wali di Yaman dan Sudan, kemudian melanjutkan perjalanan kesini untuk menemui sahabat2nya,para Waliyullah di tanah jawa."

Kontan kemudian para tamu berebut sisa kopi yang tinggal cangkirnya itu, bahkan ada yang berebut untuk mencuci cangkirnya sekedar untuk "ngalab berkah" dari kesalehan Nabi Khidir Alaihissalam.

MBaH Kholil terkekeh dengan tingkah para tamunya ini, yah.. kebanyakan kita hanya melihat kulit, tanpa bisa melihat hati, karena mata kita sudah tertutup oleh gemerlap dunia.

" Semoga kita terjaga dlm menilai sesama hanya krn Dhohirnya semata ..,"

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim..

Ditulis ulang oleh Pak Rt
sumber https://m.facebook.com/groups/1762149757330128?view=permalink&id=2176800655865034

#Islam, #BeritaIslami, #Sunnah, #Qur'anHadist, #Tuntunan
#Islamnusantara, #PIN, #BelaIslam, #Aqidah, # ASWAJA
Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI

Assalamu'alaikum wahai para sahabat~

Rencana kegiatan Reuni Akbar 212 di Monas, Jakarta Pusat, pada Minggu (2/12) mendatang, mengundang polemik.

Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz (Habib Umar) dari Majelis Al-Muwasholah Bain Ulama Al-Muslimin, Forum Siltarahim Antar Ulama tidak setuju terhadap Reuni Akbar tersebut.

Menurut dia, Reuni Akbar itu bertentangan dengan nilai-nilai Islam sekaligus memprovokasi umat. “Negeri ini saya harap selalu damai. Jaga persaudaraan, nikmat persatuan ini harus dijaga. Stop dan cukup kedengkian,” jelas Habib Umar dalam siaran persnya, Rabu (28/11).

Dia mengimbau umat Islam di Tanah Air untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT dalam memandang segala sesuatu.

“Hendaknya tidak tergesa-gesa terhadap apa yang tampak dari kejadian-kejadian secara dhahir saja. Tujuannya agar tidak terjerumus kedalam kehancuran dan keburukan sebagaimana  telah terjadi hal tersebut atas orang dan bangsa lain,” katanya.

Gerakan dan pemberontakan yang mengatasnamakan agama, lanjut Habib Umar, akan mengakibatkan kehancuran umat dan juga merusak persatuan umat dan kesatuannya.

“Bahkan berakibat pada sedikit maupun banyak hancurnya tradisi-tradisi umat, menghancurkan kesejahteraannya, kekuatannya, terjadinya pertumpahan darah, rusaknya kehormatan, hilangnya harta benda, dan kerusakan-kerusakan yang sangat besar sebagaimana sudah terlihat dan begitu nyata di hadapan kita,” imbuh ulama dari kota Trim, Hadramaut, Yaman itu.

Habib Umar pun memberikan contoh keteladanan Rasulullah SAW. Menurutnya, Nabi Muhammad tidak melakukan jihad kecuali setelah datang izin dari Allah SWT. Dan setelah mendapatkan izinpun Nabi berusaha mendamaikan sesama kaum muslimin.

“Beliau melakukan perdamaian dengan orang-orang musyrik yang telah memerangi kaum Muslimin. Juga membuat perjanjian damai dengan kelompok-kelompok lain dari orang-orang kafir,” ujarnya.

Habib Umar kembali menegaskan sekaligus memberikan nasihat, bahwa hendaknya para ulama dan orang-orang yang bernisbat kepada syariat dan agama menjauhi pemahaman-pemahaman yang berdampak buruk terhadap hati, jiwa dan diri mereka.

ditulis ulang oleh Pak Rt
sumber https://www.suaramerdeka.com/cari?type=news&q=212

#Islam, #BeritaIslami, #Sunnah, #Qur'anHadist, #Tuntunan
#Islamnusantara, #PIN, #BelaIslam, #Aqidah, # ASWAJA
Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI

Assalamu'alaikum wahai para sahabat~

Gus Nadir: Bendera ISIS dan HTI bukan Bendera Islam, bukan Bendera Rasul!
Prof Nadirsyah Hosen, Ph.D., Rais Syuriah PCI NU Australia-New Zealand
ISIS dan HTI sama-sama mengklaim bendera dan panji yang mereka miliki adalah sesuai dengan Liwa dan rayah-nya Rasulullah. Benarkah? enggak! Kalau klaim mereka benar, kenapa bendera ISIS dan HTI berbeda design dan khat tulisan arabnya? Ayoooo 🙂
Secara umum hadits-hadits yang menjelaskan warna bendera Rasul dan isi tulisannya itu tidak berkualitas shahih. Riwayatnya pun berbeda-beda: ada yang bilang hitam saja, ada yang bilang putih saja, ada riwayat yang bilang hitam dan putih, malah ada yang bilang merah dan juga kuning. Riwayat lain bendera itu gak ada tulisan apa-apa. Jadi gak ada tulisan tauhidnya, cuma kosong saja. Riwayat lain bilang ada tulisan tauhidnya. Riwayat seputar ini banyak sekali, dan para ulama sudah memberikan penilaian. Secara umum tidak berkualitas sahih.

Dalam sejarah Islam juga kita temukan fakta yang berbeda lagi. Ada yang bilang Dinasti Umayyah pakai bendera hijau, Dinasti Abbasiyah pakai hitam, dan pernah juga berwarna putih. Apa mau bilang para Khalifah ini tidak mengikuti bendera Rasul? Ribet kan!
Jadi yang mana bendera khilafah? Yah tergantung anda mau merujuk ke Khilafah Umayyah atau Abbasiyah? Gak ada hal yang baku soal bendera ini. Coba saja buka kitab Ahkamus Sulthaniyah karya Imam Mawardi: apa ada pembahasan soal bendera negara Khilafah? Enggak ada! Kenapa yang gak ada terus mau diada-adakan seolah menjadi urusan syariat? Mau bilang Imam al-Mawardi gak paham soal ini? Nah, tambah ribet kan!
Konteks bendera dan panji dipakai Rasul itu sewaktu perang untuk membedakan pasukan Rasul dengan musuh. Bukan dipakai sebagai bendera negara. Jadi kalau ISIS dan HTI tiap saat mengibarkan liwa dan rayah, emangnya kalian mau perang terus? Kok kemana-mana mengibarkan bendera perang?

Kalau dianggap sebagai bendera negara khilafah, kita ini NKRI, sudah punya bendera merah putih. Masak ada negara dalam negara?! Ini namanya makar! Bahkan ada tokoh HTI yang mempertanyakan apa ada haditsnya bendera RI yang berwarna merah-putih? Nah kan, kelihatan makarnya, sudah mereka tidak mau menerima Pancasila dan UID 1945, sekarang mereka juga menolak bendera merah-putih. Jadi, yang syar’i itu bendera HTI, begitu maunya mereka, padahal urusan bendera ini bukan urusan syari’at.
Sekarang bagaimana status hadits soal bendera ini? Kita bahas singkat saja biar gak makin ribet membacanya.

Hadits riwayat Thabrani dan Abu Syeikh yang bilang bendera Rasul hitam dan panjinya putih itu dhaif. Mengapa demikian? Riwayat Thabrani ini dhaif karena ada rawi yang dianggap pembohong yaitu Ahmad bin Risydin. Bahkan kata Imam Dzahabi, dia pemalsu hadits.
Riwayat Abu Syeikh dari Abu Hurairah itu dhaif karena kata Imam Bukhari rawi yang namanya Muhammad bin Abi Humaid itu munkar.
Riwayat Abu Syeikh dari Ibn Abbas menurut Ibn Hajar dalam kitabnya Fathul Bari, sanadnya lemah sekali.

‎وجنح الترمذي إلى التفرقة فترجم بالألوية وأورد حديث جابر ” أن رسول الله صلى الله عليه وسلم دخل مكة ولواؤه أبيض ” ثم ترجم للرايات وأورد حديث البراء ” أن راية رسول الله صلى الله عليه وسلم كانت سوداء مربعة من نمرة ” وحديث ابن عباس ” كانت رايته سوداء ولواؤه أبيض ” أخرجه الترمذي وابن ماجه ، وأخرج الحديث أبو داود ، والنسائي أيضا ، ومثله لابن عدي من حديث أبي هريرة ، ولأبي يعلى من حديث بريدة ، وروى أبو داود من طريق سماك عن رجل من قومه عن آخر منهم ” رأيت راية رسول الله صلى الله عليه وسلم صفراء ” ويجمع بينها باختلاف الأوقات ، وروى أبو يعلى عن أنس رفعه ” أن الله أكرم أمتي بالألوية ” إسناده ضعيف ، ولأبي الشيخ من حديث ابن عباس ” كان مكتوبا على رايته : لا إله إلا الله محمد رسول الله ” وسنده واه

Kalau sudah Ibn Hajar yang komentar soal hadits, HTI dan ISIS mau ngeles apa lagi? Jangan marah sama saya, saya hanya mengutip pendapat Ibn Hajar yang otoritasnya dalam ilmu Hadits sangat diakui dalam dunia Islam. Kalau ada ulama yg menyatakan hadits Abu Syeikh ini sahih, ya silakan saja. Saya lebih percaya dengan Ibn Hajar daripada dengan ulama HTI.
Komentar Ibn Hajar di atas itu telak sekali. Semoga ini membuka mata para kader HTI, yang sudah dibubarkan pemerintah itu. Bendera HTI dan juga ISIS tidak memliki landasan yang kuat. Tidak ada perintah Rasulullah untuk kita mengangkat bendera semacam itu; tidak ada kesepakatan mengenai warnanya, dan apa ada tulisan atau kosong saja, dan tidak ada kesepakatan dalam praktek khilafah jaman dulu, serta para ahli Hadits seperti Ibn Hajar menganggap riwayatnya tidak sahih.

Katakanlah ada tulisannya, maka tulisan khat jaman Rasul dulu berbeda dengan di bendera ISIS dan HTI. Jaman Rasul, tulisan al-Qur’an belum ada titik, dan khatnya masih pra Islam yaitu khat kufi. Makanya meski mirip, bendera ISIS dan HTI itu beda khatnya. Kenapa ayo? Kan sama-sama mengklaim bendera Islam? Itu karena tulisan khat-nya rekaan mereka saja. Gak ada contoh yang otentik dan sahih bendera Rasul itu seperti apa. Itu rekaan alias imajinasi orang-orang ISIS dan HTI berdasarkan hadits-hadits yang tidak sahih
Jadi jangan mau dibohongin yah sama bendera Islam-nya HTI dan ISIS.
Perkara ini bukan masuk kategori syari’ah yg harus ditaati. Gak usah ragu menurunkan bendera HTI dan ISIS. Itu bukan bendera Islam, bukan bendera Tauhid.
Tapi ada tulisan tauhidnya? Masak kita alergi dengan kalimat tauhid? Itu hanya akal-akalan mereka saja. Untuk mengujinya gampang saja, kenapa HTI gak mau mengangkat bendera ISIS dan kenapa orang ISIS tidak mau mengibarkan bendera HTI padahal sama-sama ada kalimat Tauhid-nya? Itu karena sifat sebuah bendera di masa modern ini sudah merupakan ciri khas perangkat dan simbol negara. Misalnya warga Indonesia tidak mau mengangkat bendera Belanda atau lainnya. Bukan karena benci dengan pilihan warna bendera mereka, tapi karena itu bukan bendera negara kita.

Bendera itu merupakan ciri khas sebuah negara. Apa HTI dan ISIS mau mengangkat bendera berisikan kalimat Tauhid yang khat dan layout-nya berbeda dengan ciri khas milik mereka? Atau angkat saja deh bendera Arab Saudi yang juga ada kalimat Tauhidnya. Gimana? Gak bakalan mau kan. Karena bendera sudah menjadi bagian dari gerakan mereka. Maka jelas bendera ISIS dan HTI bukan bendera Islam, bukan bendera Rasul, tapi bendera ISIS dan HTI.

Itu sebabnya Habib Luthfi bin Yahya dengan tegas meminta bendera HTI diturunkan dalam sebuah acara. Mursyid yang juga keturunan Rasulullah ini paham benar dengan sejarah dan status hadits soal bendera ini.
Saya ikut pendapatnya Imam Ibn Hajar dan ikut sikap Habib Luthfi.

Tabik,  🤝

ditulis ulang oleh Pak Rt
sumber POJOK KIAI

#Islam, #BeritaIslami, #Sunnah, #Qur'anHadist, #Tuntunan
#Islamnusantara, #PIN, #BelaIslam, #Aqidah, # ASWAJA
Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI

Assalamu'alaikum wahai para sahabat~

*(Edisi Hari Guru)*

*Guru adalah salah satu profesi yg cukup mulia ,oleh kerena itu  menarik sekiranya penulis karya ulama yang kitabnya dibaca turun temurun di pesantren, yaitu Ta’lim al-Muta’allim yang ditulis oleh Burhanuddin al-Zarnuji, menyatakan dalam syair yang dikutipnya, sebagai berikut:*

*أَلَا لَاْ تَنَــالُ الْــعِـلْمَ إِلَّا بِسِــتَّةٍ سِأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانِ*
*ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاصْطِبَارٌ وَبُلْغَةٌ وَإِرْشَادُ أُسْتَاذٍ وَطُـوْلُ زَمَانِ*

*Kata beliau, “Engkau tidak akan mencapai ilmu itu kecuali dengan enam hal. Aku akan jelaskan kepadamu secara garis besarnya: cerdas, sungguh-sungguh, sabar, ada bekal, ada guru yang membimbing dan masa yang panjang.”*

*Ia jelas-jelas meletakkan peranan guru sebagai salah satu syarat mutlak mendapatkan ilmu. Jika tidak dipenuhi, maka ilmu itu tidak akan engkau capai (lan tanal).*

*Ini pernyataan bukan serba-serbi atau penghias bibir saja. Benar adanya bahwa tanpa guru kita akan kehilangan inti ilmu, ilmu yang hakiki mustahil didapat. Bahkan akan berpotensi besar menuju kesesatan. Makanya dalam Islam ada ilmu sanad, di mana ilmu itu mengalir melalui periwayatan sejak Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassallam, kepada para sahabat, kepada para tabiin,dan seterusnya...hingga kepada kita*

*Semoga ilmu yg kita dapat dari para Guru kita menjadi  manfaat dan membawa Barokah dlm kehidupan kita Aamiin...*

السلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته

 هذا لشعر لاجل الساتيذ والا ساتذة في اليمم الاساتيذ ٢٥ نوفيمبر ٢٠١٨ م

Puisi Untuk Guru - Guru ku, rekan sejawat guru - guru se Indonesia dalam moment hari guru 25 Nop 2018.

اساتيذنا
         

*GURU KU HEBAT*

Bagaimana tidak hebat
Rutinitas pagi harus serba hemat
Bangun tepat
Mandi cepat
Sarapan pun kalau sempat

Guruku Hebat
Jam 05.00 subuh sudah wangi
Menjemput sang pelangi
Mengantarkannya meraih mimpi
Demi Ibu Pertiwi

Guruku Hebat
Bertahun tahun menahan diri
Dari keinginan hati
Dari nafsu duniawi yang menghampiri
Walau kadang makan hati

Guruku Hebat
Bagaimana tidak hebat
Tiap hari menopang martabat
Walau kadang tak bersahabat
Namun tetap harus kuat

Guruku tetap hebat
Dalam kekurangan tetap bertahan
Dalam kesederhanaan tetap diam
Dalam kemakmuran tetap tenang

Guruku memang hebat
Meskipun bukan konglomerat
Namun tak melarat
Meski bukan bangsawan
Namun tetap menawan

Guruku Hebat
Mendidik anak negeri
Sepenuh hati
Mengajarkan budi pekerti
Agar menjadi insan yang bernurani
Tanpa harus menyakiti

Guruku tetap yang Hebat
Gaji kecil tak sakit hati
Gaji cukup tak sombong diri
Meski banyak yang iri hati
Karena guru dapat sertifikasi

Guruku memang hebat
Karena sertifikasi dituntut kompetensi
Kalau tak mau diamputasi
Oleh penguasa negeri yang katanya "baik hati"

Guruku Memang Hebat
Meski mutasi dan gandanya kompetensi
Mengancam diri
Tak menjadikannya patah hati
Mengabdikan diri untuk negeri
Sambil menunggu panggilan surgawi.

من طالبكم الذي يرجو رضاكم ودعاءكم


Oleh ahmad lidaf rizqiyah Hj



ditulis ulang oleh Pak Rt

#Islam, #BeritaIslami, #Sunnah, #Qur'anHadist, #Tuntunan
#Islamnusantara, #PIN, #BelaIslam, #Aqidah, # ASWAJA
Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI

Assalamu'alaikum wahai para sahabat~
Era digital membuat modus kejahatan menjadi semakin beragam.
Salah satunya adalah modus penipuan yang mengincar para pelanggan operator seluler Telkomsel.
Pelaku penipuan menggunakan modus dengan meminta kode verifikasi milik pengguna di aplikasi MyTelkomsel.

MyTelkomsel sendiri adalah aplikasi milik operator seluler Telkomsel di mana pelanggan dapat bertransaksi seperti isi pulsa, bayar tagihan, aktivasi paket, hingga tukar poin

Si penipu, biasanya menghubungi korban lewat sambungan telepon atau sms dan meminta korban mengirimkan kode verifikasi aplikasi MyTelkomsel tersebut.

Jika kode tersebut diberikan, maka semua transaksi di aplikasi MyTelkomsel bisa diambil alih si pelaku penipuan.

Oleh karena itu, Telkomsel sendiri mengimbau agar pengguna waspada akan modus ini.
Dilansir dari KompasTekno, Selasa (6/11/2018), Telkomsel menegaskan tak pernah meminta pengguna untuk mengirimkan kode verifikasi MyTelkomsel dengan alasan apapun.

"Telkomsel tidak pernah meminta data diri, password atau kode verifikasi kepada pelanggan untuk alasan apapun." ungkap GM External Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin.
"Data diri, password atau kode tersebut harus selalu dijaga kerahasiaannya seperti halnya PIN ATM atau bank," tambahnya.

"Dengan memberikan password atau kode verifikasi kepada orang lain sama saja dengan memberikan akses kepada orang lain untuk melakukan transaksi apapun melalui aplikasi MyTelkomsel,” lanjut Denny.

Ia pun menegaskan bahwa Telkomsel selalu menggunakan mekanisme pemberitahuan resmi jika ada informasi mengenai produk, layanan, ataupun promosi berhadiah.
Informasi itu akan selalu dipublikasi lewat media massa nasional, GraPARI dan situs resmi perusahaan.

Denny juga mengatakan bahwa pelanggan yang mengaktifkan aplikasi MyTelkomsel di lebih dari satu perangkat, dapat melakukan logout otomatis dengan menekan tombol *323*20#.
Dengan begitu semua akun MyTelkomsel yang aktif akan keluar secara otomatis.

Telkomsel pun memiliki jalur khusus pelaporan penipuan dengan menghubungi layanan call center 24 jam di nomor 188, atau mengirim SMS pengaduan dengan format:
PENIPUAN#NO. MSISDN PENIPU#ISI SMS PENIPUAN dikirimkan ke 1166, atau melalui akun media sosial Telkomsel di Facebook, Twitter Telegram dan Line.

"Telkomsel serius menangani maraknya penipuan kepada pelanggan kami. Kami mengimbau kepada seluruh pelanggan untuk selalu waspada terhadap beragam bentuk penipuan," imbuh Denny.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspadai Penipuan dengan Modus Verifikasi Aplikasi MyTelkomsel" 



ditulis ulang oleh Pak Rt
sumber  http://bangka.tribunnews.com/2018/11/10/waspada-ada-penipuan-yang-melibatkan-aplikasi-mytelkomsel-ini-modus-dan-bahayanya?page=all

#Islam, #BeritaIslami, #Sunnah, #Qur'anHadist, #Tuntunan
#Islamnusantara, #PIN, #BelaIslam, #Aqidah, # ASWAJA
Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI


Assalamu'alaikum wahai para sahabat~
Nggak Usah Curiga Berlebihan, Lacak Saja Lokasi Pasangan Lewat WhatsApp
Kamu sering curiga pacarmu suka berbohong?

Apalagi kalian yang menjalani hubungan LDR (Long Distance Relationship).
Nah, mulai sekarang nggak usah curiga lagi karena kalian bisa melacak lokasi dia lewat WhatsApp lho.

Biasanya kalian yang sedang menjalani hubungan LDR akan curiga ketika pasangan memakan waktu lama untuk membalas pesan.

Atau bahkan tidak membalas pesan dan hilang tanpa kabar.
Tidak perlu khawatir karena cara melacak lokasi lewat WhatsApp ini tidaklah sulit.

Kamu hanya perlu membuka aplikasi WhatsAppmu lewat Personal Computer atau laptop.
Sebagian besar orang akan berpikir bahwa melacak lokasi seseorang akan memakan waktu dan terkesan rumit untuk dilakukan.

Teknologi masa kini membuat kamu mampu melakukan banyak hal termasuk melacak lokasi.

Kamu dapat melakukannya seperti layaknya seorang hacker.
Dilansir Tribunnews.com dari TribunJogja.com, Sabtu (24/11/2018), berikut langkah-langkah untuk melacak lokasi seseorang lewat aplikasi WhatsApp.

1. Buka aplikasi WhatsApp melalui WhatsApp Web pada komputer atau laptopmu.
2. Kalian harus melakukan chating supaya kamu bisa mendapatkan alamat IP-nya.
3. Tekan Ctrl+Alt+Del untuk membuka task manager.
4. .Lalu tutup seluruh aplikasi kecuali browser yang sedang digunakan untuk chatting.
5. Tekan Win + R pada keyboard.
6. Ketik cmd dan tekan enter atau klik OK.
7. Muncul command prompt, ketik nestat -an lalu tekan enter.
8. Kemudian catat alamat IP yang muncul.

9. Lacak alamat tersebut melalui alamat website berikut :  ttps://www.iplocation.net
Mudah kan?
Bijaksanalah dalam bertindak.
Selamat mencoba!
ditulis ulang oleh Pak Rt
sumber Tribunnews.com

#Islam, #BeritaIslami, #Sunnah, #Qur'anHadist, #Tuntunan
#Islamnusantara, #PIN, #BelaIslam, #Aqidah, # ASWAJA
Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI


Assalamu'alaikum wahai para sahabat~
Di manapun bercokol Hizbut Tahrir. Di sanalah umat Islam akan menderita. Libya zaman Khadafi adalah sebuah negara yang paling makmur di Afrika. Sekolah gratis. Listrik gratis. Kesehatan gratis. Bahan kebutuhan pokok murah. Rakyatnya kalau mau oinjam uang di bank ngga pake bunga.

Libya juga sering membantu dakwah Islam di seluruh dunia. Sebut saja Masjid Azziqra milik Arifin Ilham, dulu masjid ini bernama Masjid Khadafi, karena pembangunannya dibantu dari bantuan Khadafi.

Tapi AS gak suka sama Libya. Eropa empet melihat gaya Khadafi. Lalu bercokol lah Hizbut Tahrir di Libya. Kerjanya setiap hari ngompori rakyat agar berontak pada Khadafi. Slogan-slogan agama dihambur-hamburkan. Persis sama seperti di sini, yang ngompori rakyat dengan bendera tauhid.

Sama seperti HTI di sini, Hizbut Tahrir di Libya  juga jualan khilafah. Umat Islam yang bodoh dan gampang tertipu termakan tipuannya. Lalu Khadafi roboh. Libya kekosongan kekuasaan.

HT senang karena umat Islam di Libya sudah tidak punya pelindung. Lantas masuk ISIS. Perempuan-perempuan Libya yang cantik itu diseret ke tenda-tenda dijadikan budak seks. Kaum lelakinya dijadikan tameng hidup untuk menghalau peluru.

Anak-anak yang tadinya bisa menikmati hidup kehilangan masa depan. Rumah tempat berteduh sekarang porak poranda.  Sekolahnya luluh lantak. Ruang bermain dipenuhi puing. Mereka menjadi yatim atau piatu. Padahal baru kemarin lusa bermain bersama ayah atau ibunya.

Di Turki Hizbut Tahrir pernah melancarkan kudeta. Mereka menyusup ke militer. Mempengaruhi prajurit-prajurit Turki dengan doktrin khilafah. Kudeta gagal dan Hizbut Tahrir dilarang di Turki.

Kudeta HT juga pernah dilancarkan di Yordania dan Irak. Semuanya hampir meluluhlantakkan negeri itu. Negara-negara mayoritas berpenduduk muslim berusaha dirusak oleh kehadiran HT.

Wajar saja jika hampir di semua negara mayoritas muslim, kehadiran Hizbut Tahrir diharamkan. Termasuk di Saudi Arabia. Sebab dia akan bercokol seperti namaku di tubuh umat Islam, tujuannya untuk memporak-porandakan kehidupan umat.

Organisasi ini sendiri bermarkas di Inggris. Di sana, di negeri yang penduduknya bukan mayoritas muslim, Hizbut Tahrir berdiri santai. Tidak menggangu masyarakat Inggris. Kenapa? Sebab masyarakat Inggris bukan muslim. Bukan sasaran  Hizbut Tahrir untuk dirusak.

Di Indonesia mereka juga punya kelakuan yang sama. Menipu umat dengan membodoh-bodohi. Buktinya bendera organisasi khilafah itu, diklaim sebagai bendera Rasul. Mereka menjual nama Rasul yang mulia untuk menghancurkan kehidupan umat Islam yang damai.

Tangan penghancuran seperti ini sebetulnya sudah lama terjadi. Salah satu jalannya dengan pembodohan dan penipuan. Bungkus saja sesuatu yang sakral sebagai jargon. Kalimat tauhid ditulis di bendera, lalu jualan pembela agama.

Mereka pikir membela agama cuma sekadar demo ramai-ramai untuk merusak suasana. Tidak pernah ada demo pembela agama bagaimana meningkatkan akhlak muslim kepada saudaranya yang berbeda agama. Tidak pernah ada demo, bagaimana umat Islam butuh pendidikan sains dan teknik agar bisa bersaing di kancah dunia.

Membela Islam, seolah hanya bisa dilakukan dengan cara menghancurkan. Dengan demo. Dengan teriak-teriak takbir ... takbir ... takbir kalimat tauhid tak lagi mengagungkan dan membesarkan Asma Allah berubah jadi komando yang mengerikan... menakutkan... perintah kebencian dan pertumpahan darah

Membela Islam tidak dilakukan dengan cara menanamkan semangat belajar. Semangat bekerja dengan jujur dan ikhlas. Semangat menegakkan keadilan walaupun terhadap penganut agama lain. Semangat mencintai tanah air.

Di manapun Hizbut Tahrir bercokol. Di sana umat Islam akan sengsara. Kehidupan akan hancur. Wajar saja jika sebagian negara melarang mereka. Ketimbang negerinya rusak.

Eh, di sini. Para codot sibuk membela organisasi yang nantinya bakal menyeret anak perempuannya sebagai budak seks. Yang akan menjadikan mereka sebagai mahluk yang dirantai di pasar-pasar untuk dijajakan.

Tidak pernah ada contoh Hizbut Tahrir memakmurkan umat Islam. Yang ada hanya contoh kehadiran mereka menghancurkan kehidupan muslim di  manapun mereka berada.

Sesungguhnya menghalau HTI adalah jalan membela umat Islam. Sebab umat Islam lah yang paling menderita ketika mereka berulah.

ditulis ulang oleh Pak Rt
sumber


HIZBUT TAHRIR PENGHANCUR AGAMA

#Islam
#BeritaIslami
#Sunnah
#Qur'anHadist
#Tuntunan
Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI


Assalamu'alaikum wahai para sahabat~
“Manaqib ini (Manaqib Kyai Utsman) dikumpulkan dari pengakuan dan pernyataan para habaib serta para ulama yang mengenal Hadratus Syaikh baik secara lahir maupun secara batin.

Diantaranya pengakuan dan pernyataan tersebut berasal dari al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang Jakarta, al-Habib Ali bin Husain bin Muhammad al-Atthas Bungur Besar Jakarta, al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih Malang, al-Habib Abdullah al-Haddad, al-Habib Zain al-Jufri, Kyai Hamid Karang Binangun Lamongan, Kyai Abdul Hamid Pasuruan, Nyai Khadijah dan lain lain. Juga dari Hadhratus Syaikh Muhammad Utsman sendiri sebagai Tahadduts bi an-Ni’mah berdasar firman Allah Swt.: واما بنعمة ربك فحدث . Juga untuk menjaga jangan sampai ada orang yang mengingkari atau menentangnya atau mencelanya. Juga terhadap masyayikh yang lain, menyebut manaqib sendiri semacam ini pernah dilakukan oleh ulama terdahulu untuk memperkenalkan hal ihwal mereka kepada orang lain agar ditiru, seperti Syaikh Abdul Ghafir al-Farisi, Syaikh al-Asfahaniy, Syaikh Yaqut al-Hamawy, Syaikh Abu ar-Rabi’ al-Maliki, Syaikh Shafiyuddin al-Manshur serta Syaikh Jalaluddin as-Suyuthiy.Imam as-Suyuthiy umpamanya telah menyebutkan manaqibnya sendiri dalam kitab-kitab thabaqat yaitu Thabaqat al-Fuqaha’, Thabaqat al-Muhadditsin, Thabaqat al-Mufassirin, Thabaqat an-Nuhat, Thabaqat ash-Shufiyah dan Thabaqat al-Muqrin.Imam as-Suyuthiy mengatakan: “Saya menyebutkan manaqibku sendiri hanyalah mengikuti perbuatan orang-orang salaf yang shaleh, dan untuk memperkenalkan hal ihwal saya dalam bidang ilmu agar orang lain menirunya, juga untuk Tahadduts bi an-Ni’mah.

”Adapun manaqib Hadhratus Syaikh yang terperinci dan mendetail ada di dalam kitab “Syifa’ al-Qulub li Qaul al-Mahbub” yang disusun oleh KH. Abdullah Faqih Suci Gresik. Dan kemudian disusun kembali ke dalam bahasa Arab secara sistematis dan praktis dalam kitab “Al-Lu’lu’ wa al-Marjan fi Maniqib asy-Syaikh Muhammad Utsman Ra.”Nasab dan Kelahiran Hadhratus Syaikh KH. Muhammad Utsman al-IshaqiMenurut nasab yang sudah tersusun rapi di dalam keluarga.

Hadhratus Syaikh KH. Utsman al-Ishaqi adalah seorang sayyid dan seorang habib. Sebab beliau dari jalur ibu adalah keturunan Maulana Muhammad Ainul Yaqin atau yang biasa disebut sebagai Sunan Giri bin Maulana Ishaq al-Husaini. Sedangkan ayah beliau adalah keturunan Sunan Gunung Jati yang juga bermarga al-Husaini. Dengan demikian Hadhratus Syaikh KH. M. Utsman al-Ishaqi adalah anak cucu Rasulullah Saw. dengan urutan yang ke-37.Nasab beliau adalah Muhammad Utsman – Surati – Abdullah – Mbah Deso – Mbah Jarangan – Ki Ageng Mas – Ki Panembahan Bagus – Ki Ageng Pangeran Sedeng Rana – Panembahan Agung Sido Mergi – Pangeran Kawis Guo – Fadhlullah Sido Sunan Prapen – Ali Sumodiro – Muhammad Ainul Yaqin Sunan Giri – Maulana Ishaq – Ibrahim al-Akbar – Ali Nurul Alam – Barokat Zainul Alam – Jamaluddin al-Akbar al-Husain – Ahmad Syah Jalalul Amri – Abdullah Khan – Abdul Malik – Alawi – Muhammad Shohib Mirbath – Ali Kholi’ Qasam – Alawi – Muhammad – Alawi – Ubaidillah – Ahmad al-Muhajir – Isa an-Naqib ar-Rumi – Muhammad an-Naqib – Ali al-Uraidli – Ja’far ash-Shadiq – Muhammad al-Baqir – Ali Zainal Abidin – Husain – Ali bin Abi Thalib/Fathimah binti Rasulullah Saw.

Hadhratus Syaikh KH. M. Utsman al-Ishaqi dilahirkan di Jatipurwo Surabaya pada hari Rabu bulan Jumadil Akhir tahun 1334 H. setelah beliau bertapa dalam rahim sang ibunda selama 16 bulan. Dan selama di dalam rahim ibunya beliau sering bersin, dalam bahasa Arab disebut al-Atthas.Keistimewaannya Nampak Sejak KecilSemenjak kecil keistimewaan dan kekeramatan beliau sudah nampak tatkala Utsman kecil sudah bisa berjalan. Beliau selalu tidak ada di rumah setelah Maghrib, dan baru pulang setelah jam 11 malam dengan badan yang penuh berlumuran lumpur. Kejadian itu menjadi pertanyaan sendiri oleh keluarga. Setelah diselidiki, ternyata beliau berada di sungai didekap oleh seekor Buaya Putih.Setiap malamnya Utsman kecil selalu tidur di surau (langgar) bersama sang kakek, Kyai Abdullah. Selain kakeknya, tak ada seorangpun yang berani mendampingi Utsman kecil tidur. Karena dari kedua mata Utsman memancarkan sinar yang terang seakan menembus Iangit bagaikan lampu sorot.Sejak beliau berumur 4 tahun setiap pagi pada jam 3.00 waktu Istiwa’, beliau keluar rumah menuju Masjid Jami’ Ampel Surabaya dengan diantar oleh kakak perempuan beliau yang bernama Nyai Khadijah untuk membaca Tarhim (panggilan shalat Fajar) sampai datang waktu Shubuh di menara Masjid.
“Setiap kali beliau sampai di pintu gerbang Ampel, beliau selalu disambut banyak anak-anak kecil yang memakai kopyah berwarna putih-putih. Sesampainya di masjid anak-anak kecil tersebut hilang entah ke mana dan baru muncul kembali sewaktu beliau hendak pulang dari masjid pada jam 7.00 pagi untuk mengantarkan beliau ke pintu gerbang. Dan setelah itu mereka menghilang kembali.” Ungkap Nyai Khadijah dan Kyai Anwar.

Ketika beliau berumur 6 atau 7 tahun, pada suatu malam nampak sang rembulan atau bintang-gemintang turun dari langit seraya memancarkan sinarnya menuju Utsman kecil, dan mengitari beliau dari segala arah.Di umur 7 tahun, beliau sudah mengkhatamkan al-Quran sebanyak 3 kali di bawah asuhan sang kakek, Kyai Abdullah. Kemudian di suia itu beliau dikhitan (sunat). Setelah itu barulah beliau berpindah mengaji kepada Kyai Adro’i Nyamplungan.Semenjak mengaji kepada Kyai Adro’i, setiap beliau pulang dari Ampel, diteruskan menuju ke Nyamplungan untuk mengaji al-Quran. Setelah itu beliau menuju ke Madrasah Tashwirul Afkar di Gubbah untuk mengaji ilmu agama. Dan baru pulang setelah jam 10.00 pagi. Seharinya beliau hanya mendapatkan sangu (uang saku) sebesar 5 Sen yang berlobang tengahnya yang beliau tempelkan di kancing baju.Pernah selama 4 tahun, Utsman kecil tidak memakan makanan kecuali hanya daun-daunan dan buah-buahan. Pada waktu itu beliau menentukan untuk kebutuhan belanjanya hanya 1/2 Sen perhari. Beliau mengatakan:

“Pada waktu saya masih kecil, suatu hari saya bernafsu sekali ingin makan. Maka sayapun makan sekenyang-kenyangnya. Tetapi sebagai dendanya saya harus mengkhatamkan al-Quran sekali duduk.”Dan beliau juga menceritakan: “Pada suatu hari saya menangisi diri saya sendiri, karena ketika saya shalat teringat layang-layang, padahal saya sudah berumur 12 tahun. Berarti 3 tahun lagi saya sudah baligh dan mukallaf, bagaimana kalau saya masih ingat pada layang-layang pada waktu sholat?!”Menginjak Usia Dewasa Dilaluinya dengan Mengembara Mendalami Ilmu AgamaAhmad Asrori, putra sekaligus pengganti KH. Utsman sepeninggalnya, mengatakan bahwa ayah beliau pernah mengatakan: “Ketika saya menginjak umur 13 tahun, mata saya melihat Ka’bah di Makkah secara sadar dan nyata. Maka mata sayapun saya usap berkali-kali, tetapi tetap saja yang nampak hanyalah Ka’bah di Makkah. Kemudian saya berpikir, mungkin mata saya sudah rusak. Saya pun akhirnya minta dibelikan kaca mata khusus untuk melihat. Akan tetapi hasilnya tetap sama, Ka’bah di Makkah tetap nampak di pelupuk mata saya.
“Itulah awal kasyaf yang dialami oleh Hadhratus Syaikh, dan sejak itu kata Hadhratus Syaikh: “Saya melihat orang dengan segala kepribadiannya, ada yang menyerupai srigala, ada yang seperti truwelu, ada yang seperti babi, seperti ayam, kucing dan lain sebagainya menurut pembawaan nafsunya masing-masing. Tetapi saya tidak berani berkata terus terang, sebab itu adalah rahasia seseorang.” Ujar KH. Ahmad Asrori bin Utsman al-Ishaqi.Pada suatu hari Hadhratus Syaikh sampai larut malam tidak pulang dari madrasah seperti biasanya pada jam 10.00 pagi, sehingga orang-orang tua mengkhawatirkan keadaannya. Maka imam Raudhah Kyai Nur, atas izin orang tua beliau, berangkat mencari Kyai Utsman, dan oleh karena diberitakan bahwa Hadhratus Syaikh berada di pondok Kyai Khozin Panji, maka Kyai Nur pun berangkat ke sana. Tetapi sesampai Kyai Nur di Siwalan Panji, Hadhratus Syaikh sudah pindah ke pondok Kyai Munir Jambu Madura. Setelah orang tua beliau mendengar kabar yang demikian itu, beliau mengatakan: “Tidak usah mencari Utsman, yang penting dia sehat.”Setelah beberapa lama tinggal di pondok, beliau sakit keras, maka terpaksa beliau pulang ke rumah. Setelah berobat beliau akhirnya sembuh kembali. Kemudian Hadhratus Syaikh dipondokkan ke Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari di Tebu Ireng.Selanjutnya beliau dipondokkan ke Kyai Romli Peterongan Jombang. Pada waktu itu Hadhratus Syaikh benar-benar terikat, beliau mengatakan:
“Sewaktu saya dikirim oleh orang tua saya ke pondok, sarung saya hanya satu lembar. Apabila najis maka saya memakai tikar sebagai gantinya untuk shalat. Dan selama saya di pondok, saya tidak pernah pulang ke rumah kecuali badan saya sudah kurus benar. Sebab apabila saya pulang dan badan saya gemuk, saya dimarahi oleh orang tua dan nenek. Pernah pada suatu hari saya pulang badan saya gemuk, spontan nenek saya mengatakan: “Kalau kamu tinggal di pondok hanya untuk makan dan minum, lebih baik tinggal di rumah saja!”Suatu hari saat kepulangan Hadhratus Syaikh dari pondok, beliau menyaksikan adanya hubungan-hubungan khusus yang diselenggarakan oleh tujuh orang pemuda dan tujuh orang pemudi setiap hari di samping musholla depan rumah beliau.Melihat hal yang tidak senonoh itu, akhirnya beliau adukan kepada Kyai Romli dengan mengatakan:

“Kyai, saya melihat ada mutiara di dalam air yang keruh dan najis, apakah saya harus mengentasnya (menyelamatkanya)?”Kyai Romli menjawab: “Entaslah wahai Utsman! Dengan syarat hatimu tidak berpaling kepadanya. Kalau hatimu berpaling kepadanya, maka kamu tidak akan berjumpa denganku besok di Mahsyar.”Maka beliaupun mengumpulkan pemuda dan pemudi yang berjumlah 14 orang itu di rumah beliau setiap malam. Beliau ikuti pembicaraan-pembicaraan mereka yang intim itu sambil beliau masuki urusan keagamaan mereka. Dan beliau peringatkan kepada mereka akan siksa Allah Swt. Sampai akhirnya mereka pun bertaubat dengan taubat nasuha..Kyai Utsman pernah diadukan oleh seorang ulama kepada Kyai Romli karena beliau diketahui telah mengadu ayam. Mendengar pengaduan itu Kyai Romli menjawab: “Saya tidak berani melarangnya dan Kyai tidak usah menirunya mengadu ayam.”Awal Mula Diangkat Sebagai Mursyid ThariqatKawan dekat Hadhratus Syaikh yang bernama KH. Hasyim Bawean pernah bercerita: “Hadhratus Syaikh dibaiat oleh Kyai Romli pada hari Rabu tanggal 16 Sya’ban tahun 1361 H/1941 M. Setelah beliau dibaiat selama satu minggu beliau menyusun silsilah Thariqat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah atas perintah Kyai Romli yang diberi nama Tsamrat al-Fikriyyah.”Hadhratus Syaikh mengatakan: “Saya dibaiat oleh Kyai Romli atas permintaan Kyai Romli sendiri. Pada waktu itu saya dimasukkan ke kamar Kyai dan didudukkan di atas Burdah yang putih bersih di atas tempat tidur Kyai dan dipinjami Tasbih. Padahal waktu itu kaki saya berlumpur karena hujan. Karena sudah menjadi tradisi, setiap kali saya masuk ke rumah Kyai, kaki saya pasti telanjang tanpa alas kaki. Dengan demikian sebelum saya jadi Murid saya adalah Murad dan sebelum saya menjadi Thalib saya adalah Mathlub.

”Dalam kesempatan lain Hadhratus Syaikh mengatakan akan menghadiri majelis khusus atau wirid khataman selama 4 tahun. “Saya terus menerus berjalan kaki memakai klompen dari Surabaya ke Paterongan. Barulah kadang-kadang saya naik kendaraan setelah ketahuan Kyai Hasyim Asy’ari di Mojoagung dan beliau mengatakan: “Jangan jalan kaki terus-menerus Utsman!”Selanjutnya Kyai Hasyim Bawean mengatakan:
 “Sewaktu terjadi Perang Dunia II tahun 1942 M Hadhratus Syaikh sekeluarga pindah sementara ke Peterongan. Kalau siang hari berada di dalam pondok. Pada suatu hari, yakni hari Selasa, beliau disuruh menghadap Kyai Romli pada jam 2.00 malam untuk diangkat menjadi mursyid Thariqat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Hadhratus Syaikh waktu itu mengatakan: “Tidak kuat Kyai.” Tetapi Kyai Romli tetap melaksanakan perintah Allah, kemudian mengusapkan tangannya di atas kepala Kyai Utsman. Seketika itu pula Hadhratus Syaikh jatuh pingsan tak sadarkan diri dan langsung jadzab.”Selama satu minggu Hadhratus Syaikh mengalami jadzab, beliau tidak makan, tidak minum, tidak tidur, tidak buang air besar maupun kecil dan tidak shalat. Wajah beliau cantik sekali bagaikan bulan purnama. Tak seorang pun yang berani melihat wajah beliau yang cantik itu.Setelah Hadhratus Syaikh mengalami jadzab satu minggu, beliau berkata kepada Kyai Hasyim Bawean: “Nanti malam akan datang tamu-tamu banyak sekali tidak perlu suguhan makanan atau minuman.” Maka pada jam 8.00 kurang sepuluh menit malam Hadhratus Syaikh sudah siap menerima para tamu di kamar, dan menghadap ke pintu. Tidak lama kemudian beliau mengucapkan: “Wa’alaikumussalam, Wa’alaikumussalam”, selama kurang lebih lima menit dan nampak seakan-akan Hadhratus Syaikh menjabat tangan orang-orang sambil menundukkan kepala.Kemudian beliau mengatakan: “Mulai hari ini saya ditetapkan sebagai mursyid langsung oleh Syaikh Abdul Qodir al-Jailani Ra. dan Nabiyullah Khidhir As. serta oleh sejumlah masyayikh Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Dan sejak sekarang saya diizinkan untuk membaiat”, sambil menyerahkan sepucuk kertas kepada Kyai Hasyim Bawean. Kemudian Hadhratus Syaikh menghadap ke barat sekali lagi dan mengucapkan: “Na’am, na’am.” Tepat pada jam 8.00 lebih 5 menit malam itu, Hadhratus Syaikh berdiri menuju ke pintu. Setelah diam sejenak, beliau mengucapkan: “Wa’alaikumussalam, wa’alaikumussalam.”Kemudian oleh Kyai Hasyim, Hadhratus Syaikh disuruh mandi setelah satu minggu tidak mandi.

Dan ketika itulah Kyai Hasyim cepat-cepat pergi ke Kyai Romli untuk mengantarkan sepucuk kertas tadi. Setelah menerima kertas itu, Kyai Romli spontan menemuinya di luar rumah seraya mengatakan: “Ada apa? Ada apa? Ada apa?”Ketika Kyai Romli membaca sepucuk kertas itu spontan Kyai mengatakan dengan bahasa Madura yang maksudnya: “Alhamdulillah sekarang saya punya anak yang bisa menggantikan saya (sampai 3 kali).”Orang tua Kyai Utsman juga pernah menyatakan kepada salah seorang habib bahwa Hadhratus Syaikh telah mendapatkan ijazah dari Syaikh Abdul Qodir al-Jailani Ra., untuk berdakwah dan diangkat sebagai khalifahnya tanpa perantara. Pernyataan ini disampaikan pada tahun 1947 M.Takluknya Sang Pengadu Ayam Kawa’an di Hadapan Kyai UtsmanPada waktu Kyai Utsman tinggal di Rejoso, ada seorang tukang adu ayam kawa’an yang sangat populer di Jombang bernama Wak Sud.
Dia memiliki jago-jago yang khusus untuk diadu. Hadhratus Syaikh tertarik untuk menundukkan orang ini melalui adu ayam. Maka beliau membawa ayam ke Wak Sud dengan maksud untuk mengajak bertanding adu ayam.Atas ajakan Kyai Utsman itu Wak Sud menjawab: “Apabila jagomu menang melawan jagoku maka semua kekayaanku adalah milikmu. Sebaliknya apabila jagomu kalah saya tidak menuntut apa-apa darimu.”Maka Hadhratus Syaikh menjawab: “Apabila jagomu menang kemudian kau ambil kekayaanku, memang saya tidak mempunyai sesuatu yang patut disebut. Dan apabila sebaliknya jagoku yang menang maka saya sama sekali tidak butuh kepada kekayaanmu. Pokoknya begini, apabila jagoku menang kamu harus tunduk dan patuh di bawah perintahku.” Akhirnya Wak Sud menyetujui tawaran itu.Dengan kuasaan Allah Swt., menanglah Hadhratus Syaikh dalam pertandingan itu sekalipun jago miliknya kurus kecil dan lemah sekali. Berbeda jauh dengan jago kepunyaan Wak Sud yang kekar dan gagah itu. Alhasil Wak Sud pun harus menerima kesepakatan bersama setelah kekalahannya. Kini ia tunduk dan patuh pada Hadhratus Syaikh KH. Utsman.Maka saat Kyai Romli melihat Wak Sud melakukan shalat, Kyai Romli memegang pundak Kyai Utsman dari belakang seraya mengatakan dengan nada heran: “Apa yang kamu lakukan terhadap Wak Sud wahai Utsman, sehingga dia mendatangi shalat Jum’at. Padahal saya tidak mampu menundukkannya?”Pindahnya dari Jombang ke Ngawi dan Berpulang ke SurabayaDi Peterongan, Hadhratus Syaikh tinggal di Desa Ngelunggih tidak jauh dari Rejoso atas saran Kyai Romli dengan maksud agar beliau menjadi imam di Ngelunggih. Akibatnya murid-murid Kyai Romli banyak yang pindah ke Ngelunggih untuk mendapatkan barokah dari Kyai Utsman serta ilmu dari beliau. Akhirnya Hadhratus Syaikh disuruh pindah oleh Kyai Romli ke salah satu desa dekat Gunung Lawu di Ngawi.Ketika Hadhratus Syaikh sampai di lereng Gunung Lawu, sangu (bekal) beliau tinggal Rp. 1.70 (satu rupiah tujuh puluh sen) tidak cukup untuk membeli beras 1 liter sekalipun. Maka untuk mendapatkan rizki, beliau setiap harinya mengunjungi pesarean (ziarah kubur) yang paling dikenal oleh orang di desa itu. Karena beliau cinta dan hobi melakukan ziarah kubur, akhirnya atas kemurahan Allah Swt. beliau sekeluarga mendapatkan rizki yang tidak diduga-duga sebelumnya.

Diantara orang kampung ada yang mengundang beliau untuk mengikuti tahlilan, adapula yang minta barokah doa, ada yang meminta fatwa, sampai akhirnya Hadhratus Syaikh menjadi populer di desa itu dan kemudian menjadi imam di desa itu.Di desa barunya itu, suatu hari beliau bermimpi berjumpa dengan gurunya, Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari Tebu Ireng, berpamitan kepada beliau dengan mengatakan: “Saya duluan Utsman.” Mimpinya tersebut ternyata sebuah isyarat akan berpulangnya sang guru ke rahmatullah. Karena esok harinya beliau mendengar berita bahwa Kyai Hasyim Asy’ari meninggal dunia.Menjelang meletusnya Madiun Effer (peristiwa Madiun pada tahun 1948 M) Kyai Utsman berkali-kali menerima surat serta saran agar beliau pulang saja ke Surabaya karena situasi yang tidak aman lagi di daerah itu.Mendengar kabar pulangnya Hadhratus Syaikh KH. Utsman ini, sebagian besar penduduk di lereng Gunung Lawu itu keberatan ditinggalkan oleh beliau. Karena mereka masih amat memerlukan doa, ilmu serta barokah dari beliau.

Bahkan ada warga yang berjanji memberikan 20 hektar kebun kepada Hadhratus Syaikh agar beliau sudi tetap tinggal di desa itu. Tetapi setelah beliau melakukan istikharah akhirnya beliau menetapkan kembali ke Surabaya.Hubungan Erat Guru dan MuridKetika Hadhratus Syaikh menjadi santri di pondok Rejoso, beliau masih muda belia. Masa itu beliau sering dijumpai oleh Nabi Khidhir As. sehingga beliau laporkan kepada Kyai Romly dan dijawab oleh Kyai: “Mengapa tidak kau minta
datang kemari wahai Utsman.”Hadhratus Syaikh sejak kecil sampai akan pulang ke rahmatullah selalu istiqamah dalam segala perilaku, perbuatan serta ucapan yang beliau tiru dari Rasulullah Saw. Tak pernah terlihat beliau hadats dan semua menyaksikan bahwa keseluruhan waktunya hanyalah untuk mnemgabdi kepada Allah Swt. Maka pantaslah kalau beliau dipilih oleh Kyai Romly sebagai Khalifahnya. Dalam hubungan ini Kyai Romly pernah bermimpi bahwa di Surabaya terdapat sebuah pabrik besar yang terus menerus berproduksi di bawah pimpinan Hadhratus Syaikh KH. Muhammad Utsman. Itulah Thariqat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah yang beliau asuh.Sebelumnya Kyai Romly sering menampakkan dan melahirkan ridhanya kepada Kyai Utsman, sampai beliau mengatakan: “Alangkah besar ridha saya kepadamu wahai Utsman.” Dan Hadhratus Syaikh meminta pendapat tentang Khalifah Syaikh Abdul Qodir al-Jailani Ra. Kyai Romly tersenyum-senyum sambil melihat dan menunjuk pada Kyai Utsmn. Sebaliknya Kyai Utsman kepada Kyai Romly juga fanatik dan sering merindukannya apabila berpisah agak lama.

Pada suatu hari putra beliau yang bernama Abu Luqmanul Hakim sewaktu masih kecil jatuh dan terbentur pada tepi meja di rumahnya sehingga dari kepalanya mengalir darah yang banyak sekali yang cukup mengkhawatirkan keluarga beliau. Maka oleh keluarga beliau supaya beliau mengantarkan putranya ke rumah sakit Karang Tembok dan kalau tidak berhasil terus ke Simpang. Padahal Hadhratus Syaikh ketika itu akan pergi ke Rejoso karena sangat rindu kepada Kyai Romly, maka beliau berkata dalam hatinya: “Saya harus pergi ke Rejoso. Tentang nasib anak saya, saya pasrahkan kepada Allah.”Ketika beliau berjumpa dengan Kyai Romly di Rejoso, sang guru mengatakan: “Anakmu tidak apa-apa.” Dan benar kata Kyai Romly bahwa anaknya, Abu Luqmanul Hakim, dalam keadaan sehat wal afiyat, bahkan sedang memakan nasi goreng sekembalinya Kyai Utsman dari Rejoso berkat ketaatan serta kecintaan beliau kepada gurunya, Kyai Romly Tamim.Juga pada suatu hari ketika akan menyelenggarakan walimah di rumah setelah Maghrib, beliau terlebih dahulu meminta izin kepada Kyai Romly. Sesampainya di Rejoso tepat pada waktu shalat Dzuhur, sesudah shalat berjamaah di masjid, Kyai Romly mengatakan kepadanya: “Sekiranya kamu tinggal di pondok seperti yang lalu, maka malam ini saya ajak memenuhi undangan Manaqiban di Jombang.”Maka Kyai Utsman menjadi bimbang, antara mendampingi gurunya memenuhi undangan Manaqiban di Jombang dan pulang ke rumah untuk mengharapkan tamu-tamu yang beliau undang ke rumah beliau pada malam itu juga. Akhirnya beliau memantapkan pendiriannya memilih mendampingi sang guru seraya berkata dalam hati: “Saya pasrah kepada Allah. Toh nasi-nasi yang telah masak di rumah ada orang-orang yang memakannya, sedangkan menyertai guru adalah lebih utama.”Ketika Kyai Romly mengetahui beliau masih ada di masjid setelah shalat Ashar, berkatalah beliau kepadanya: “Murid yang terdekat kepada gurunya adalah murid yang tahu akan rahasia-rahasia gurunya.”Penggagas Majelis ManaqibKegemaran Hadhratus Syaikh adalah berziarah kepada wali-wali Allah baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, dan beliau mengenal mereka secara dekat.

Bukan hanya nama-nama mereka bahkan nasab mereka dan hubungan mereka satu sama lain. Sampai-sampai beliau hidup-hidupkan dan beliau semarakkan peringatan hari wafat mereka, terutama wafatnya Syaikh Abdul Qodir al-Jailani Ra. Sehingga hampir tiada hari yang lewat di kota maupun desa terutama di Jawa Timur, kecuali di situ terdapat majelis manaqib.Dalam hal ini Hadhratus Syaikh mentafsirkan qalbun salim dalam ayat: يوم لاينفع مال ولابنون الا من اتى الله بقلب سليم, sebagai hati yang selamat dari penyakit batin dan penuh rasa cinta kepada Allah, RasulNya, dan para wali-waliNya. Sebab, kata beliau, tanpa wali-wali kita tidak mungkin dapat mengabdi kepada Allah Swt. dengan benar. Maka banyak-banyaklah tawassul kepada Auliya’, insya Allah hati kita akan menjadi khusu’.Yang mula pertama kali menyelenggarakan manaqiban adalah Hadhratus Syaikh dan kemudian direstui oleh Kyai Romly dengan menyatakan: “Baik Man, teruskan Man!”Mula-mula yang hadir pada majelis manaqiban di Jatipurwo selama 4 tahun hanyalah 7 orang, 3 orang diantaranya pada musim panas udzur (tidak mampu hadir) karena mengidap penyakit paru-paru.Pada suatu hari di tengah-tengah Hadhratus Syaikh memimpin istighatsah, datanglah orang yang tidak dikenal secara tiba-tiba dan langsung menelantangkan beliau dan melingkarkan pedangnya pada leher beliau yang terlentang di bawah itu. Peristiwa yang tragis ini diceritakan kepada Kyai Romly, dan beliau hanya menjawab: “Teruskan apa yang telah kamu amalkan, orang tersebut tidak berani menancapkan pedangnya pada lehermu, bahkan dalam waktu dekat ini tidak akan berpisah denganmu sejengkalpun.
” Dan kenyataannya seperti apa yang dinyatakan oleh Kyai Romly.Tentang keutamaan menaqiban ini, Hadhratus Syaikh mengatakan: “Tidak ada ibadah kepada Allah di muka bumi ini yang lebih utama daripada mencintai wali-wali Allah.”Beliau juga mengatakan:
“Mencintai para wali termasuk ketaatan yang terbesar. Dan mereka yang menghadiri majelis manaqib adalah orang-orang yang cinta kepada mereka dan mencintai mereka adalah bukti akan adanya rasa cinta kepada Allah Swt.”Hidupnya Dilimpahi Kecintaan kepada Auliya’ (Wali-wali Allah)Berkah cintanya kepada para Auliya’ maka beliau pun sangat dicintai oleh para habaib dan para ulama, diantaranya adalah al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang, al-Habib Ali bin Husain bin Muhammad al-Atthas Bungur, al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf Gresik. Hadhratus Syaikh sering berziarah kepada mereka dan menghadiri haul mereka.Pada suatu hari Hadhratus Syaikh bermaksud untuk sowan kepada al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf di Gresik. Beliau berjalan kaki dari Surabaya ke Gresik di tengah-tengah hujan lebat ditambah suara petir dan guruh yang saling sambar menyambar di tengah malam yang gelap gulita ditambah angin kencang yang dapat menerbangkan atap rumah. Sehingga sesampainya di Gresik waktu sudah larut malam dan dalam keadaan basah kuyup.
Dengan mata batin al-Habib Abu Bakar yang tajam sehingga tahu akan ada kunjungan dari Kyai Utsman, nampak pintu rumahnya masih terbuka lebar-lebar dan penjaga pintu masih berdiri.Ketika Hadhratus Syaikh melewati pintu pagar, penjaga pintu mengatakan bahwa sejak tadi sore Habib menunggu kedatangan Kyai Utsman dengan penuh kegelisahan dan kekhawatiran. Ketika beliau menghadap al-Habib Abu Bakar Assegaf, semua jamaahnya yang mengelilingi habib semua ta’dzim kepada beliau dan mengelu-elukan kehadiran beliau.Akhirnya al-Habib Abu Bakar bertanya tentang apa yang beliau minta kepada Allah dengan perantara Habib, yang kemudian dijawab oleh Hadhratus Syaikh KH.

Muhammad Utsman Nadil al-Ishaqi: “Minta husnul khatimah.” Al-Habib Abu Bakar termenung lama memikirkan betapa luhurnya permohonan Kyai Utsman.Sebelumnya, Hadhratus Syaikh sudah mempunyai hubungan khusus dengan al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang Jakarta, seperti pernyataan Habib Hasyim bin Sholeh bin Abdurrahman al-Habsyi bahwa: “Hadhratus Syaikh Muhammad Utsman telah mendapatkan futuh melalui al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi pada suatu hari Kamis tahun 1964.”Dan pernyataan Kyai Hasyim Bawean bahwa dia pernah mengantarkan Hadhratus Syaikh KH. Utsman ke al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi di Jakarta. Al-Habib Ali menjabat tangan Hadhratus Syaikh seraya mengatakan: “Kunci Quthb saya serahkan kepadamu wahai Syaikh Utsman.”Dan pernyataan putra al-Habib Ali sendiri yaitu al-Habib Muhammad bin Ali bin Abdurrahman al-Habsyi pada waktu memberikan sambutan atas wafatnya Hadhratus Syaikh yang ke-40 hari: “Setiap kali Hadhratus Syaikh menemui kesulitan apa saja beliau selalu pergi ke Jakarta untuk menjumpai al-Habib Ali al-Habsyi untuk kemudian dapat herhubungan dengan Rasulullah Saw. Akan tetapi karena jarak Jakarta-Surabaya begitu jauh maka akhirnya al-Hahib Ali al-Habsyi menyuruh menjumpai al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf di Gresik saja, yang sama-sama Wali Quthb.

”Selanjutnya al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi menyatakan dalam sambutannya bahwa Hadhratus Syaikh akhirnya berhubungan langsung sendiri dengan Rasulullah Saw. tanpa perantara sewaktu mengalami kesulitan.Ketinggian Derajatnya Dinyatakan oleh Para WaliHadhratus Syaikh juga sangat dekat dengan al-Habib Ali bin Husain bin Muhammad al-Atthas Bungur Besar Jakarta. Sehingga sewaktu al-Habib Ali al-Atthas membaca Khushushiyyah Wakalimatul Akha’ Syaikh Utsman yang disusun oleh al-Habib Hasan al-Jufri Bangil, beliau menangis terisak-isak, kemudian beliau gantungkan di atas pintu rumah seraya mengatan: “Saya letakkan nadzaman ini di sini agar saya dapat melihat Syaikh Utsman setiap saat.”Kemudian beliau mendoakan Hadhratus Syaikh semoga panjang umur, “kalau tidak (kata habib Ali al-Atthas) siapakah yang menggantikan kedudukannya?”

Demikian pernyataan menantu Hadhratus Syaikh, Abu Lu’lu’, sekembalinya dari Jakarta.Dan al-Habib Ali bin Husain bin Muhammad al-Atthas pernah menyatakan: “Sesungguhnya Syaikh Utsman tiada duanya pada masa sekarang.”Dan pada waktu Hadhratus Syaikh berziarah ke sana, di hadapan para hadirin al-habib Ali al-Atthas menyatakan: “Wahai Syaikh Utsman engkau dari keluarga Nabi. Kekhalifahan Syaikh Abdul Qadir al-Jailani di tanganmu wahai Utsman.”Dan dalam kesempatan lain beliau menyatakan: “Saya mendengar dengan kedua telinga saya, paman saya Ali bin Abdurrahman al-Habsyi mengatakan: “Sungguh Utsman di Mahsyar nanti sangat dekat dengan Nabi Muhammad Saw.”Al-Habib Ali al-Habsyi, al-Habib Ahmad bin Khalid al-Hamid, al-Habib Umar al-Aydrus dan lain-lainnya, menyatakan bahwa Hadhratus Syaikh KH. Utsman al-Ishaqi adalah tergolong Ahlul Bait Rasulullah Saw.Habib Ahmad bin Hamid al-Habsyi pernah bertanya pada al-Habib Salim bin Jindan: “Apa yang menyebabkan para habaib senang pada Kyai Utsman?”Al-Habib Salim bin Jindan menjawab: “Syaikh Utsman termasuk keluarga Rasulullah Saw. Darahnya adalah darah saya ini, maka ciumlah tangannya apabila kau bertemu dengannya. Walaupun banyak orang mendengkinya, toh dia tidak pernah susah akibat didengki orang. Mereka yang mendengkinya hanyalah rumput-rumput, sedangkan Syaikh Utsman adalah pohon besar yang rindang.”Ketika KH. Ahmad Asrori, salah satu putra Syaikh Utsman, masih kecil, pernah diajak oleh pengasuhnya yang bernama Abdul Hakim Bawean untuk berkunjung ke al-Habib Ali bin Muhummad bin Alwi ash-Shadiq al-Habsyi cucunya al-Habib Syaikh Bafaqih Boto Putih Surabaya bertepatan dengan hari raya Idul Fitri. Dalam kesempatan itu al-Habib Ali mengatakan kepadanya: “Jangan kau risaukan haliyah (keadaan) orang tuamu. Beliau bagaikan matahari, apabila sangat dekat dengan kita manusia banyak yang tidak tahan karena saking panasnya. Tetapi ketika jauh dari kita sinarnya akan membahagiakan kita semua. Demikianlah keadaan orang tuammu Syaikh Utsman Ra. Seorang Kyai belum dinamakan Kyai sempurna sebelum ia diingkari oleh orang-orang yang dekat kepadanya dan sebaliknya dia dicintai oleh orang-orang yang jauh dari padanya.”Tentang hubungan Kyai Utsman dengan Kyai Hamid Pasuruan, Hadhratus Syaikh pernah bercerita setelah walimatul haul al-Habib Syaikh Bafagih Boto Putih Surabaya: “Saya keluar ke teras cungkup didampingi oleh Kyai Abdul Hamid Pasuruan duduk di tangga cungkup. Pada waktu itu Kyai Abdul Hamid bercerita: “Tadi sebelum ke sini saya tidur di rumah salah seorang teman di Surabaya. Ketika saya bangun, di hadapan saya terlihat foto Hadhratus Syaikh Muhammad Utsman. Oleh karena saya tahu bahwa yang meletakkan adalah Agus Mas’ud Kedung Cangkring Sidoarjo, maka saya bertanya kepadanya tentang maksudnya. Jawabannya hanya Wallahu A’lam.”Lanjut Kyai Utsman berkata: “Saya pun diam mendengar cerita itu karera menyangkut masalah maqam (martabat).” Tiba-tiba Kyai Hamid menjawab sendiri: “Untuk kepentingan hubungan di Mahsyar nanti.”Itulah sebabnya, maka dalam suatu walimah Kyai Abdul Hamid Pasuruan mengharap kepada Hadhratus Syaikh agar ada hubungan yang dekat antara keduanya di Mahsyar nanti. Dan Hadhratus Syaikh menjawab: “Kyai nanti bersama kami di sisi Allah Yang Maha Kuasa.”Dan pada walimah yang lalu ada orang meminta barokah doa kepada Kyai Hamid, sedangkan di sisi beliau adalah Hadhratus Syaikh KH.Utsman. Akhirnya Kyai Hamid memegang lutut Hadhratus Syaikh Utsman dengan tangan kiri dan berdoa untuk orang yang meminta doa tadi dengan tangan kanan.Kyai Asfahani putra Kyai Abdullah Faqih yang mengaji di pondok Kyai Hamid Pasuruan mengatakan pada suatu ketika: “Kami duduk bersama-sama Kyai Hamid di ruang tamu, tiba-tiba Kyai Hamid mengatakan kepada kami: “Di Pasuruan ini hanya ada kayu gaharu, alangkah nikmatnya kalau ada pohonnya Asfahani!” Tiba-tiba Hadhratus Syaikh Muhammad Utsman datang bertamu ke ruang tamu dan spontan Kyai Hamid merangkulnya dan mergatakan: “Apa ini pohon gaharunya!”Inilah sebagian kecil yang nampak tentang kedudukan Hadhratus Syaikh Utsman Nadil Ishaqi Ra.Ketika Haul Akbar Syaikh Abdul Qodir al-Jailani Ra. tahun 1389 H, dalam sambutannya al-Habib Muhammad bin Ali bin Abdurrahman al-Habsyi menceritakan tentang perjalanan orang tuanya ke tanah suci dan bertemu dengan Syaikh Abdul Qadir al-Jailani Ra. yang menyatakan pada al-Habib Ali: “Khalifah saya adalah Utsman Surabaya.

”Beberapa Karamah Hadhratus Syaikh KH. Muhammad Utsman al-IshaqmiDiantara kekeramatan Hadhratus Syaikh Utsman yang lain adalah kisah yang diceritakan oleh Kyai Muhammad Faqih Langitan yang berkata bahwa Kyai Maimoen Sarang diceritakan oleh ayahnya, Kyai Zubair, Bahwa al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih bermimpi jumpa dengan Rasulullah Saw. yang sedang menemui 2 orang lelaki. Dan Rasulullah menyatakan kepadanya: “Keluargaku banyak tersebar di tanah Jawa. Diantaranya adalah dua orang ini yaitu Romly dan Utsman.”Kyai Faqih Amin Praban Surabaya, seorang ulama yang pernah menjadi guru sekaligus kawan Kyai Utsman, beliau mengatakan: “Pada suatu hari saya berkunjung kepada Kyai Utsman, dan dia meminta saya untuk menjadi muridnya di bawah naungan Thariqat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah setelah bertukar pikiran tentang thariqat sampai jam 2 malam. Saya kalah dan mau menyerah kepada ajakannya dengan syarat tiga burung perkutut yang di dalam sangkar masing-masing berkicau secara berturut-turut dengan komandonya. Setelah dikomandoinya, tiba-tiba tiga ekor burung itu berkicau berturut-turut dengan izin Allah. Maka terasalah dalam diri saya akan kebesaran Hadhratus Syaikh, dan sejak itu saya memakai bahasa Jawa halus (kromo) sebagai ganti bahasa Jawa kasar (ngoko).

Tiga bulan kemudian saya minta dibaiat.”Diantara kekeramatan beliau yang lain adalah tatkala salah satu muridnya hendak menghadap Hadhratus Syaikh, muridnya itu berkata dalam hati: “Mengapa jauh-jauh kulangkahkan kakiku ke pondok anu. Kemudian ke perguruan tinggi anu, sampai akhirnya ke luar negeri untuk mencari kebenaran dan keyakinan. Padahal di Surabaya sini terdapat seorang mursyid yang membimbing saya menempuh jalan akhirat dengan selamat.”Maka ketika santri itu duduk di ruang tamu, keluarlah Hadhratus Syaikh dari dalam sambil meletakkan tangan kanannya di atas dada muridnya tersebut seraya mengatakan: “Diantara guru saya juga ada yang bukan dari jam’iyyah kita. Tetapi Alhamdulillah saya belum pernah mengingkarinya sama sekali.” Maka sang murid itu pun merasa malu seraya menundukkan kepalanya.Pada tanggal 11 Syawal tahun 1392 H, Hadhratus Syaikh menjamu para tamu yang menghadiri majelis manaqib di pondok Jatipurwo. Beliau mengatakan kepada salah satu santrinya: “Wahai Abdul Ghoffar, ketika kau tinggal di Mesir apakah kau pernah ketemu dengan Syaikh Hasan Ridhwan seorang wali di Mesir yang dimintai barokah oleh orang Islam Mesir?”“Ya, kami pernah menjumpainya pada suatu hari dalam rangka kuliah umum tasawuf oleh Ir. Abdul Halim Mahmud yang dihadiri oleh para sufi di balai pertemuan al-Azhar.” Jawab muridnya tersebut.Kemudian Hadhratus Syaikh berkata kepada para hadirin:

“Ketika salah seorang Habib Ampel berkunjung ke Mesir, dia menjumpai Syaikh Hasan Ridhwan. Dia ditanya tentang negerinya. Ketika ia menjawab dari Ampel Indonesia, maka Syaikh Hasan Ridhwan mengatakan: “Jadi rumahmu dekat dengan Syaikh Utsman al-Ishaqi?” Habib menjawab: “Ya.” Lalu Syaikh Hasan Ridhwan mengatakan kepadanya: “Apabila kamu sampai di rumah, berkunjunglah ke Syaikh Utsman, dan sampaikanlah salamku kepadanya. Ketahuilah bahwa saya sering berkunjung ke rumahnya.”Diantara kekeramatan beliau yang lain, pada suatu hari di bulan Maulud, Hadhratus Syaikh pergi ke Jakarta naik kereta api untuk menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad Saw. dan haulnya al-Habib Ali al-Habsyi di Kwitang Jakarta. Ketika kereta api berada di antara Cirebon-Jakarta, karcis Kyai Utsman diperiksa oleh Polisi KA dengan ketat sekali, termasuk kartu tanda pengenal beliau yang akhirnya polisi memaksanya untuk menemuinya di restorasi. Haln itu sampai menimbulkan kemarahan beliau, maka seketika itu pula datanglah hal beliau dan mengatakan: “Perbuatan ini menunda sampainya kereta api di Jakarta!”Spontan kereta api itu berhenti tanpa sebab yang nyata. Anehnya semua hubungan interlokal maupun bukan interlokal terputus sama sekali dengan stasiun. Saat itu di belakang gerbong Kyai Utsman terdapat al-Habib Abdul Hadi bin Abdullah al-Haddar dari Banyuwangi. Maka setelah kereta api macet selama 1 jam, dia mengirim utusan ke Hadhratus Syaikh seraya mengatakan: “Jam berapa sekarang! Pergilah ke Kyai Utsman, dan mintalah barokah Fatihah kepadanya agar kita tidak terlambat.”Akhirnya setelah beliau membaca al-Fatihah barulah beliau sadar akan diri beliau, dan spontan kereta api berjalan kembali seusai pembacaan al-Fatihah, demikian pula hubungan yang menyangkut perkerataapian sambung kembali.Kyai Masduri Ngroto pernah menceritakan tentang sejarah masuknya Thariqat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah di Ngroto dan sekitarnya sebagai berikut:

“Sejak tahun 1936/1937 M banyak guru-guru thariqat yang berusaha memasukkan thariqat ke Ngroto. Bahkan ada kyai yang sampai kawin di Ngroto kemudian terpaksa firaq (pisah) karena tidak berhasil memasukkan Thariqat. Pada bulan Muharram tahun 1964 M Hadhratus Syaikh Utsman datang ke Ngroto bersama Kyai Muslih bertepatan dengan Haulnya Kyai Sirojuddin. Itulah mula pertama beliau datang ke Ngroto. Kemudian untuk kedua kalinya beliau datang pada tahun 1966 M. Saya dipanggil ke rumah paman, dan Hadhratus Syaikh menangis dan saya dirangkul seraya mengatakan: “Sabarlah!” Sejak sekarang Masduri menjadi Kyai di desa sini maka doakanlah semoga panjang umur.Sepulangnya Hadhratus Syaikh Utsman, selang 15 hari kemudian paman saya meninggal, dan atas saran beliau saya kirim surat kepada beliau tentang wafatnya sang paman. Dan saya mendapatkan balasan agar saya datang ke Surabaya. Di Surabaya saya dibaiat dan diberi ijazah manaqib secara muthlaq. Setelah itu banyak para ikhwan yang menjadi murid Hadhratus Syaikh, maka smenjak itu tersebarlah thariqat di Ngroto.Pada suatu hari di bulan Muharram Hadhratus Syaikh pergi ke Ngroto menghadiri acara haul, tetapi kendaraan beliau terhalang lumpur di Kemiri 4 km dari Ngroto. Kalau mobil beliau diarahkan ke Ngroto mogok, tapi kalau diarahkan ke Surabaya mobil beliau bisa berjalan. Maka Hadhratus Syaikh menetapkan untuk kembali ke Surabaya. Yang menolong mengentas mobil beliau dari lumpur adalah masyarakat Kemiri, maka Hadhratus Syaikh mengatakan: “Saya tidak dapat membalas sama sekali. Hanya saya doakan mudah-mudahan masyarakat di sini selamat semua.”Maka barokah doa beliau setiap kampung dari Kemiri sampai Ngroto pasti ada manaqiban dan ada murid-murid beliau, diantaranya desa Tembelingan yang asalnya tidak ada yang shalat bahkan tidak ada masjid dan mushalla. Tetapi berkat dilewati oleh Hadhratus Syaikh, Islam tersebar di Tembelingan dan sekitarnya. Masjid, mushalla serta pemuka-pemuka agama mulai bermunculan serta sebagian kaum musimin di situ sudah menjadi murid beliau, sehingga Kyai Muslih Mranggen mengatakan: “Masuknya Hadhratus Syaikh ke Ngroto sudah pas karena masyarakat Ngroto adalah masyarakat Madura, cocok dengan kata-kata Syaikh Utsman: “Ngroto adalah bau Madura.” Dan Hadhratus Syaikh pernah mengatakan: “Saya bermimpi di sebelah timur Semarang ada cahaya. Apakah ada waliyyullah di sana?” Ternyata benar itulah Kyai Sirojuddin.

”Selanjutnya Kyai Masduri mengatakan: “Sekembalinya saya dari Surabaya, pada suatu hari saya sakit mata. Walaupun sudah berobat tetap tidak sembuh kecuali di hari Kamis dan Jum’at saja. Maka pada suatu malam Jum’at saya membaca al-Fatihah kemudian membaca silsilah, maka malam itu juga saya bermimpi berjumpa dengan Hadhratus Syaikh, beliau menanyakan kepada saya: “Apakah matamu sakit? Apakah yang sakit sebelah kanan?” Maka mataku diobati oleh Hadhratus Syaikh dengan jari-jemarinya dan ternyata Alhamdulillah sembuh betul-betul. Maka esok harinya hari Sabtu saya pergi ke Surabaya untuk menjumpai beliau. Beliau bertanya: “Apakah matamu sudah sembuh?” Saya menjawab: “Ya.” Kemudian beliau menyatakan: “Ya saya obati dari sini.”Selanjutnya Kyai Masduri menceritakan lagi: “Pada suatu hari sewaktu saya berkunjung ke Hadhratus Syaikh saya disuruh ke Ampel seraya mengatakan: “Pergilah ke Ampel, saya rindu Agus Mas’ud.” Sesampai saya di Lawang Agung saya bertemu dengan Agus Mas’ud, cepat-cepat turun dan minta gendong saya.Pernah Hadhratus Syaikh bercerita kepada Kyai Masduri: “Pada suatu hari Jum’at ada orang hendak menunaikan shalat Jum’at di masjid Ampel. Kemudian saya panggil, saya ajak shalat Jum’at di Baitul Ma’mur. Setelah kita melangkah tiga langkah kita sudah sampai di Baitul Ma’mur. Ini boleh kau ceritakan setelah saya meninggal.”Kyai Masduri melanjutkan ceritanya: “Saya bermimpi shalat di mushalla yang penuh dengan orang-orang yang sedang shalat. Karena mereka shalat semuanya, maka saya mengingkarinya dan Hadhratus Syaikh yang iktu menjadi makmum tidak tahu siapa yang menjadi imam. Beliau mengatakan kepada saya: “Mereka adalah wali-wali Allah.

” Dan saya bermimpi berjumpa dengan Nabi Khidir As. Beliau mengajak saya ke tepi sungai. Di sana ada mushalla yang bersinar terang, tahu-tahu di situ ada Hadhratus Syaikh dan kita bertiga menjadi makmum tetapi saya tidak tahu siapa imamnya.”Al-Habib Abdullah bin Umar al-Haddar pernah mengatakan kepada Kyai Abdul Ghoffar: “Pada suatu hari Kamis di bulan Syawal al-Habib Abdul Hadi bin Abdullah al-Haddar ingin berjumpa dengan Hadhratus Syaikh Utsman sesudah masuk waktu shalat Ashar. Tetapi sesampai di pondok Jatipurwo beliau tidak menjumpai Hadhratus Syaikh. Setelah lama menunggu di pondok dan waktu sudah menjelang Maghrib maka al-Habib Abdul Hadi pun cepat-cepat meninggalkan pondok untuk menuju ke Ketapang karena setelah shalat Maghrib ada acara pembacaan Burdah di Ketapang.Ketika sampai di Karang Tembok becak beliau berpapasan dengan mobil Hadhratus Syaikh, maka beliau pun kembali lagi ke pondok Jatipurwo untuk menemui Hadhratus Syaikh. Sesampai di pondok, Hadhratus Syaikh sedang mengimami shalat Ashar dalam waktu Ashar yang paling akhir. Namun setelah Ashar sempat membaca semua wirid seperti biasanya sampai tuntas, kemudian Hadhratus Syaikh menjumpai al-Habib Abdul Hadi bersama saya di ruang tamu. Di ruang tamu al-Habib Abdul Hadi membaca “Allahu Hu Iiy. Allahu Hu liy Fani’mal Wali”.Setelah dijamu secukupnya al-Habib Abdul Hadi mohon pamit kepada Hadhratus Syaikh untuk pergi ke Ketapang. Dalam hatinya berkata bahwa waktu telah berlalu untuk mengikuti pembacaan Burdah di Ketapang, tetapi kenyataannya tidak demikian. Kami sampai di Ketapang orang-orang masih melakukan shalat Maghrib.

”Sopir pribadi Hadhratus Syaikh pernah bercerita: “Pada suatu hari sepulangnya Hadhratus Syaikh dari Rejoso, mobil diistirahatkan di Jombang agar kami makan minum dulu. Sedangkan Hadhratus Syaikh menunggu di salah satu rumah dekat warung tersebut. Seusai makan minum kami menyatakan kepada Hadhratus Syaikh bahwa bensin telah habis. Beliaupun terkejut dan menanyakan mengapa tidak bilang dari tadi sebelum semua uang yang ada di tangan beliau diserahkan ke pondok Rejoso dan beliau menanyakan sisa uang kami. Kami menjawab hanya tinggal beberapa puluh rupiah saja. Secara spontan beliau menegaskan:
“Kalau memang demikian baiklah isilah tangki mobil itu dengan air teh tanpa gula semampu uang yang ada padamu!”Kami pun percaya sepenuhnya kepada beliau dan membeli teh tawar beberapa ceret dari warung dan langsung kami isikan ke tangki mobil. Setelah itu kami melapor untuk pulang ke Surabaya. Beliau bertanya: “Sudah kau isi bensin?” Kami menjawab bahwa mobil sudah diisi sesuai dengan perintah Hadhratus Syaikh. Selanjutnya beliau mengatakan: “Baiklah, mari pulang ke Surabaya. Teh-teh juga bisa menjadi bensin.” Akhirnya betul, mobil berjalan terus sampai ke Surabaya memakai bahan bakar teh.”Sopir Hadhratus Syaikh yang terakhir yaitu Abdus Syakur juga mengalami peristiwa serupa yaitu dalam perjalanan antara Pasuruan-Probolinggo. Mobil Hadhratus Syaikh kehabisan bensin di tengah malam dan dia disuruh mencari warung untuk mendapatkan teh satu gelas. Setelah didapatkan, teh itu didoakan oleh Hadhratus Syaikh dan mengatakan: “Sudahlah isilah dengan teh, sama saja.

” Akhirnya bensin teh tadi habis pas saat mobil sampai di Probolinggo persis di garasi mobil.Cerita semacam ini terjadi pula pada waktu Hadhratus Syaikh pulang dari Ngroto Semarang, di tengah perjalanan yang jauh dari keramaian. Pir mobil putus, tinggal satu pir saja. Dan oli mobil juga habis kering sama sekali. Ini terjadi di sekitar Caruban menuju Surabaya. Dan Hadhratus Syaikh menyuruh supirnya mencari teh untuk menggantikan oli yang sudah habis. Setelah diisi dengan teh mobilpun dapat distater dengan hanya satu pir saja, dapat berjalan terus sampai di Surabaya dengan selamat biidznillah.Hadhratus Syaikh pernah menceritakan pengalaman beliau sewaktu ke Singapura. Melihat banyaknya orang-orang yang menjemput beliau di Airport, ketua security yang seorang wanita berusaha ingin menyelamatkan beliau dari intervio para inteljen yang lain.

Maka dia pura-pura mengaku sebagai orang tuanya yang ada di Pontianak. Dan langsung digandeng dari Airport menuju mobil dan diantar sekalian menuju ke tempat tujuan.Besoknya dia kembali lagi membawa 2 handuk mandi Hadhratus Syaikh, tetapi setelah satu hari dipakai mandi dia minta kembali. Demikian pula handuk yang satu lagi dan menyatakan bahwa handuk itu untuk dia pakai mandi sehari-hari. Sedang yang satu lagi untuk dia pakai kain kafan sewaktu ia meninggal nanti. Dan seketika itu dia minta dibaiat oleh Hadhratus Syaikh sebagai murid Thariqat Qodriyah wa Naqsyabandiyah. Sejak itu Hadhratus Syaikh selalu dikawal oleh ketua security perempuan itu pulang pergi ke Singapura. Beliau mengatakan: “Inilah berkat saya tidak pernah menyakitkan hati ibu saya selama hidup beliau.”Silsilah Thariqat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah

Berikut ini adalah silsilah Thariqat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Romo KH. Utsman al-Ishaqi:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Muhammad Utsman bin Nadiy al-Ishaqi bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Abi Ishamuddin Muhammad Romliy at-Tamimiy bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Kholil Rejoso bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Hasbullaah Madura bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Ahmad Khothib as-Sambasi bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Syamsuddin bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Murod bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Abdul Fattah bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Kamaluddin bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Utsman bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Abdurrahim bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Abu Bakar bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Yahya bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Chisamuddin bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Waliyuddin bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Nuruddin bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Zainuddin bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Syarofuddin bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Syamsuddin bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Muhammad al-Hataki bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Abdul Aziz bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Abdul Qodir al-Jailani bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Abu Sa’id al-Mubarrok bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Abu Hasan Ali al-Hakari bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Abul Faraj ath-Thurthusiy bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Abdul Wahid at-Tamimi bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Abu Bakar as-Sibliy bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Abul Qosim Junaid al-Baghdadi bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Sari as-Siqthi bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Hadhratus Syaikh Ma’ruf al-Karkhi bertalqin dan berbai’at dari :Al-‘Arif Billaah Imam Abul Hasan Ali Ridha bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Imam Musa al-Kadzim bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Imam Ja’far ash-Shodiq bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Imam Muhammad al-Baqir bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Imam Ali Zainal Abidin bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Sayyidina Husain Ra. bertalqin dan berbai’at dari:Al-‘Arif Billaah Sayyidina Ali Kw. bertalqin dan berbai’at dari:Sayyidil Mursalin wa Habibi Robbil ‘Alamin, Rasul Alloh kepada sekalian makhluk, Sayyidina Muhammad Saw.bertalqin dan berbai’at dari:Sayyidina Jibril As. bertalqin dan berbai’at dari:Alloh Swt.Wallohu A’lam

ditulis ulang oleh Pak Rt


Manaqib kyai Utsman

#Islam 
#BeritaIslami 
#Sunnah 
#Qur'anHadist 
#Tuntunan
Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI

Assalamu'alaikum wahai para sahabat~

KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat berpidato di PP. al-Fachriyah, sekitar tahun 1994: “Di Jakarta ini, sebagai Pakunya ada tiga. Mereka itu auliya’ minal aqthab wasshalihin (para wali Allah, termasuk pemimpinnya para wali dan orang-orang shaleh). Bersyukur kepada Allah adanya mereka di kota ini, terasa aman dan jauhnya segala marabahaya di kota ini. Semua Allah hindarkan berkat adanya mereka. Tiga mereka itu adalah:
1. Al-Habib Husein bin Abubakar Alaydrus Luar Batang, dengan kekeramatannya yang luar biasa.
2. Al-Habib Utsman bin Yahya Mufti Betawi, dengan kitab-kitabnya.
3. Al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang, dengan dakwahnya.

Di masa mereka, hidup saja orang-orang bahagia di dekatnya. Beruntunglah kalian ahli Jakarta.”

Di kesempatan lain, saat Gus Dur menghadiri acara haul ketiga almaghfurlah KH. Ilyas bin H. Kenan, pendiri Pesantren Yayasan Pendidikan Islam al-Kenaniyah Jl. Pulo Nangka Barat II Kayu Putih Jakarta Timur mengatakan: “Mari kita bacakan al-Fatihah kepada para almarhum yang menjadi ‘pelindung’ kota Jakarta. Yaitu Pangeran Jayakarta (Habib Ahmad), Habib Abdul Halim Marunda, Habib Husein Alaydrus Luar Batang, seorang habib yang sempat berdomisili di Kebon Jeruk dan Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang.”

Gus Dur menambahkan: “Ada satu hal yang paling penting. Kita boleh-boleh saja berbeda cara, berbeda pendapat, berbeda jalan, tapi perasaan kita tetap sama. Ini penting sekali. Saya terus terang saja ikut tahlil di sini, kira-kira 30 persen bacaan tahlilnya saya tidak tahu. Karena di Jawa Timur tidak begitu.”

Dan banyak yang tidak tahu, ternyata Gus Dur pernah mengaji lagsung epada Habib Ali Kwitang. Sebagaimana yang didengar langsung oleh Ustadz Antoe Djibril dari Gus Dur sewaktu di daerah Comal. Beliau bilang begini: “Saya ini biar begini pernah merasakan baca kitab di hadapan seorang ulama kaliber dunia, yaitu Habib Ali Kwitang. Walaupun itu ya cuma kitab tipis tetapi tabaruk bermuwajahahnya yang tiada duanya.”

Habib Alwi Alatas mengatakan: “Tidak ada sosok kiai yang cinta terhadap habaib seperti Gus Dur. Jadi tirulah Gus Dur, maqamnya diangkat sebab cinta beliau kepada habaib.”

ditulis ulang oleh Pak Rt


Manaqib Gusdur,  Kecintaan Beliau kepada Habaib


Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI


Assalamu'alaikum wahai para sahabat~

Jika waktu di dunia kita sangat berbahagia menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad saw, maka kebahagian kita tidak akan sia-sia. Semuanya berbalas, akan diganti oleh Allah dengan kebahagian berjumpa Nabi Muhammad diakhirat nanti.

 Diceritakan oleh Syekh Abu Bakar As-Syantho dalam kitab I'anatut Tholibin(Syarahnya kitab Fathul Mu'in):

Ada seorang pemuda yang pekerjaanya mengangkut barang di pasar. Setiap hari dia menyisihkan sebagian upahnya untuk ditabung. Dan tabungan tersebut dibuka setahun sekali, bukan di malam lebaran, melainkan di malam 1 Robiul Awal.
Uang tersebut sebagian dipakai untuk membeli baju baru, peci baru, minyak wangi baru,dll, sebagian lagi dipakai untuk memesan makanan yang enak di catering untuk porsi 50 orang di tanggal 12 Robiul Awal.

Saat memasuki bulan Robiul Awal, wajahnya kelihatan bahagia sekali. Teman-temannya heran dan bertanya mengapa kelihatan bahagia sekali padahal di hari lahirnya sendiri dia tidak sebahagia ini. Maka dia menjawab, _"Kelahiran saya tidaklah penting, tapi kelahiran Nabi Muhammad adalah kelahiran hidayah bagi kita semua, kelahiran jalan surga bagi kita._
_Jika bukan karena kelahiran Beliau saw, kita tidak akan mengerti jalan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat."_
Karena itu mulai awal bulan Maulid, pemuda tersebut terlihat sangat bahagia sekali.

Hingga malam 12 Robiul Awal tiba, dia sholat Isya dan langsung tidur. Kemudian jam 1 malam, dia bangun dan bersiap-siap dengan memakai baju dan perlengkapan yang baru dia beli. Setelah itu, dia membaca sholawat beribu-ribu sholawat sampai menjelang subuh.
Di saat detik-detik kelahiran Rosulullah saw, dia berdiri, membaca محل القيام sendirian dengan berlinang air mata. Menyampaikan salam kepada Nabi Muhammad saw dengan penuh cinta dan kerinduan.

Saat tiba adzan subuh, pemuda tersebut sholat subuh di masjid. Kemudian dia mengumpulkan teman-temannya untuk membaca maulid dan sedikit menceritakan yang ia tahu tentang Rosulullah saw. Ia juga meminta Ustadz untuk menceritakan tentang Nabi Muhammad saw. Setelah acara tersebut selesai, mereka semua makan bersama dengan jamuan yang disediakan oleh  pemuda tersebut.

Keesokan harinya dia mulai menabung lagi, begitu seterusnya sampai wafatnya.

Syeh Abu Bakar Assyantho menceritakan,  pemuda tersebut wafat sebelum tua dan belum sempat menikah.

Beberapa hari sesudah kewafatannya, seorang temannya memimpikan dia berada dalam kenikmatan yang luar biasa. Dia bertanya," Atas amal ibadah apa, kau mendapatkan kenikmatan seperti ini?"  "Saya tidak tau",jawabnya.

Kemudian dia bercerita, "Ketika masuk alam kubur, saya dibangkitkan dan saya sadar bahwa saya telah mati. Saya juga ingat bahwa sebentar lagi akan didatangi malaikat Munkar  dan Nakir. Saya ketakutan dan gemetar. Lalu dari ujung saya melihat ada cahaya yang semakin mendekat. Saya pikir itu adalah malaikat Munkar dan Nakir. Saya tambah ketakutan. Tapi setelah dekat dan saya bisa melihat wajahnya,  maka hilanglah rasa takut tersebut. Saya berkata kepada orang tersebut, "kalau saya tau yang datang setampan dirimu, tentu saya tidak akan ketakutan.Saya kira malaikat Munkar Nakir itu sangat menakutkan."

Maka Orang tersebut berkata, *"Saya bukanlah Munkar Nakir, tapi saya adalah orang yang kau rayakan hari kelahirannya di bulan Robiul Awal. Saya yang senantiasa kau rindukan dalam hari-harimu. Saya adalah yang senantiasa kau bacakan sholawat dan salam dalam hari-harimu. Semua sholawatan yang kau lakukan itu, diajukan kepadaku. Sampai ketika saya mendengar kabar kewafatanmu,  maka saya meminta izin kepada Allah untuk memberi syafaat kepadamu di dalam kuburmu, sebelum saya memberikan syafaat kepadamu di akhirat nanti. Sebentar lagi Munkar Nakir akan datang kepadamu,  tenangkan hatimu,  saya akan menemanimu"*

Sejak saat itu tidak pernah ada kesulitan lagi. Yang ada hanyalah kebahagiaan demi kebahagiaan."

Subhanallaah..... itulah balasan bagi orang yang benar-benar mencintai Nabi Muhammad  saw dengan ikhlas dan sungguh-sungguh.

Semoga bermanfaat

ditulis ulang oleh Pak Rt


Perlakuan Nabi saw kepadamu sesuai dengan perlakuanmu terhadap Nabi saw 


Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI


Assalamu'alaikum wahai para sahabat~

Bulan Rabi’ul Awal merupakan bulan yang sangat mulia bagi kaum muslimin. Di bulan inilah terlahir seorang yang sangat dibanggakan dan dicintai oleh umat islam di seluruh dunia.


Dia membawa wahyu Allah SWT untuk menyelamatkan umatnya dari kegelapan dunia menuju ke jalan yang terang benderang sebagai bekal untuk ke akherat nanti. Dialah Rasulullah “Muhammad SAW”. Seorang yang sangat menyayangi umatnya hingga di akhir hayatnyapun mengucapkan “Umatku…umatku…”. Dialah satu-satunya yang dapat memberi syafa’at kepada manusia di hari yang sangat berat itu. Dialah yang bersujud kepada Allah SWT untuk umatnya dan berkata “Ana Laha…Ana Lahaa..“ sehingga Allahpun berfirman: ” Irfa’ yaa Muhammad…Isyfa’ tusyaffa’…?” .


Di bulan inilah Rasul kita Muhammad SAW dilahirkan, akan tetapi mungkin terlintas dalam pikiran kita sebuah pertanyaan: “Mengapa Rasulullah SAW tidak dilahirkan di bulan lain yang lebih barakah? Mengapa tidak dilahirkan di bulan lain seperti Ramadhan, dimana Allah SWT menurunkan Al-Qur’an dan dihiasi dengan Lailatul Qadar? Atau disalah satu dari bulan-bulan haram lainnya seperti Dzulhijjah, Dzulqa’dah, Muharram atau Rajab (Asyhur Alhurum) yang telah diagungkan oleh Allah SWT dimana di situ diciptakan langit dan juga bumi? Atau di bulan Sya’ban dimana di situ terletak malam Nishfu Sya’ban ? Mengapa dilahirkan di hari senin bulan Rabi’ul Awal?.


Lahirnya Rasulullah SAW di hari senin tanggal dua belas Rabi’ul Awal bukanlah suatu kebetulan atau tanpa hikmah dan faidah tertentu. Akan tetapi di situ terdapat hikmah tersendiri yang jika seorang muslim meyakininya, niscaya akan menambah kecinta’anya kepada beliau. hikmah tersebut adalah:


Pertama : di sebuah Hadist disebutkan bahwa “Allah SWT menciptakan pepohonan dihari senin “. Hadist ini merupakan peringatan yang sangat muliya bagi umat Islam yaitu Bahwa: ” Allah menciptakan bahan makanan, Rizki, buah-buahan dan kebaikan-kebaikan yang dengan itu anak Adam berkembang biak dan bertahan hidup serta membuat hatinya senang melihatnya, adalah agar mereka lega dan tenang untuk mendapatkan sesuatu yang membuatnya hidup sesuai dengan hikmah Allah SWT.

Maka dengan lahirnya Rasulullah SAW di hari itu, itu adalah sebagai keceria’an dan kebahagian untuk semua (Qurratui ‘uyun), dan tidak diragukan lagi bahwa hari senin adalah hari yang penuh barakah dan menjadi barakah karena kelahiran seorang Rasul yang muliya. Beliau telah ditanya tentang hari ini kemudian menjawab: “Hari itu adalah hari dimana aku dilahirkan”.


Kedua : Lahirnya Rasulullah SAW dibulan Rabi’ merupakan isyarat yang sangat jelas bagi orang yang cerdas dan mengerti tentang asal mula kalimat Rabi’ , yaitu bahwa dalam kalimat tersebut terdapat makna optimis atas datangnya sang pembawa kabar gembira bagi umatnya.


Syeikh Abdur-rahman As-shoqli mengatakan: “Setiap nama seseorang mempunyai peran dalam kehidupannya, baik dalam segi perorangan atau yang lain. Di Fashl Arrabi’ Bumi mengeluarkan semua isinya dari berbagai nikmat-nikmat Allah SWT serta Rizki-rizki-Nya yang di situ terdapat kemaslahatan seorang hamba, dan dengan itu seorang hamba bisa bertahan hidup, serta di situlah kehidupan mereka berlangsung. Sehingga terbelahlah biji-bijian, serta berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang telah ditentukan di situ, sehingga orang yang memandangnya menjadi senang dan ke’ada’annya-lah yang memberikan kabar gembira akan kedatangan waktu masak dan memetiknya. Di sini terdapat isyarat yang sangat agung atas mulainya berbagai nikmat Allah SWT”.


Maka kelahiran Nabi Muhammad SAW di bulan ini adalah sebagai isyarat yang sangat nyata dari sang pencipta agar kita mengagungkan dan memujinya karena ketinggian martabat Rasul SAW. Dimana beliau adalah sebagai pembawa kabar gembira bagi semua yang ada di alam semesta, serta rahmat bagi mereka dari berbagai kehancuran dan ketakutan di dunia dan di akherat. Sebagian dari Rahmat Allah SWT yang paling agung yaitu anugrah Allah SWT kepada Rasulullah SAW untuk memberikan hidayah bagi umat islam menuju jalan yang lurus. Sebagai mana dalam firman Allah SWT :


(وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ ) [ الشورى : 52] .

“Sesungguhnya kamu benar-benar meberi petunjuk kepada jalan yang lurus”.


Ketiga : Tidakkah kita melihat bahwa Musim Arrabi’ adalah musim yang paling stabil dan paling bagus, karena di situ tidak ada dingin yang sangat mengganggu dan tidak juga panas yang membikin gelisah, di siang dan malamnya tidak terlalu lama. Akan tetapi semua seimbang dan stabil. Dia adalah musim yang terbebas dari penyakit-penyakit seperti di musim gugur, panas, dan dingin. Akan tetapi manusia menjadi segar dan bergairah di musim ini, sehingga malamnya menjadi waktu yang sangat tepat untuk bertahajud, dan siangnya untuk berpuasa. Hal tersebut menyerupai keadaan syari’at islam yang tengah-tengah serta memudahkan bagi umatnya.


Keempat : Allah SWT telah berkehendak untuk menjadikan mulia berbagai tempat dan waktu dengan adanya Nabi, bukannya menjadikan muliya Nabi dengan adanya tempat dan waktu. Maka tempat dan waktu itulah yang mendapatkan kemuliya’an serta keutama’an dan keistimewa’an yang sangat besar dengan kedatangannya Nabiyullah Muhammad SAW .


Memang benar, karena jikalau Rasulullah SAW dilahirkan di bulan Ramadhan contohnya atau di bulan-bulan haram lainnya atau di bulan Sya’ban yang berbarokah; niscaya orang akan menyangka bahwa Nabi menjadi mulia dikarenakan beliau di lahirkan di bulan-bulan tersebut, karena keistimewa’an dan keunggulannya dari bulan-bulan lainnya. Akan tetapi Allah yang Maha Adil telah berkehendak untuk melahirkan baginda Rasul SAW di bulan Rabi’ul Awal, agar bulan ini menjadi mulia dan tampak bersinar terang. Dalam sebuah Sya’ir dikatakan:


وتضوعت بك مسكا بك الغبراء
بك بشر الله السماء فزينت
ومساؤه بمحمد وضاء
يوم يتيه على الزمان

“Karenamu wahai Muhammad, Allah SWT memberi kabar gembira kepada langit hingga diapun berhias.
dan karenamulah, debu-debu kotor menjadi berbau minyak misik”.
“Hari dimana dalam keada’an bingung di sebuah zaman, sorenya menjadi terang, di karenakan datangnya Muhammad”.

Kejadian bersejarah di bulan Rabi’ul Awal

Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia, bagaimana tidak? bulan ini adalah bulan dimana Orang yang sangat mulia di dunia ini dilahirkan. Di bulan ini juga sang pencipta mengambil arwah suci nabi akhiru zaman ini. Kedua kejadian ini adalah kejadian yang sangatlah penting di bulan ini. Bulan yang sangatlah dimuliyakan dengan datangnya sang pembuka pintu kegelapan.

Karena kedua kejadian tersebut adalah kejadian yang sangatlah penting bagi kaum muslimin, kita akan membahasnya disini secara ringkas:

Kelahiran sang baginda Rasul SAW.

Seorang calon ayah pun terpaksa harus meninggalkan kotanya tercinta menuju ke Syam untuk mencari rizki demi menghidupi keluarganya. Sang ibu yang sedang mengandung calon buah hatipun terpaksa merelakan suaminya untuk pergi ke sana. Dengan harapan akan kembali dengan membawa kabar gembira. Abdullah setelah pulang dari Syam, mampir di kota Madinah untuk mengunjungi keluarganya seperti yang diperintahkan bapaknya Abdul Muthalib.

Akan tetapi takdir berkata lain, dia sakit di kota ini dan akhirnya meninggal di situ. Air mata Aminahpun menetes tanpa terasa, mengingat calon buah hati yang akan terlahir yatim.

Sebelum Aminah melahirkan sang buah hati, dia selalu bermimpi bahwa sebuah cahaya keluar dari dirinya dan menerangi semua istana di Syam. Setelah datang hari yang telah ditentukan Allah SWT sebagai hari kelahiran sang Nabi SAW yaitu hari senin, hari yang ke dua belas dari bulan Rabi’ul Awal, keluarlah sang baginda Rasul SAW dari perut ibunya, dengan dikelilingi oleh cahaya yang menerangi seluruh istana Syam, dan sang mauludpun bersujud seketika kepada Allah SWT.

Dengan tanpa merasakan sakit sedikitpun sang bundapun tersenyum gembira, melihat si buah hati yang di kandungnya telah keluar ke dunia dengan selamat.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dengan mempunyai tiga ibu yang sangat mencintainya, Muhammad SAW tak lagi merasa bahwa dia terlahir yatim, tanpa ayah yang menyayanginya. Akan tetapi dengan tiga ibu tersebut, sudahlah cukup sebagai pengganti rasa pahitnya keyatiman. Yaitu ibu yang telah melahirkannya, Aminah at-taahirah, dan ibu yang merawatnya, Barkah al-baarrah wal wadud. Serta ibu yang menyusuinya,yaitu Halimah Assa’diyah.

Di tahun yang ke Enam dari kelahirannya, Ibu tercinta mengajak Muhammad untuk berziarah ke makam ayahnya di Madinah dengan ditemani satu pembantu, dan ingin mengenalkannya dengan saudara–saudaranya dari Bani Najjar. Dan tinggAllah mereka disitu beberapa bulan. Kemudian mereka ingin kembali ke rumah mereka di Makkah. Dan dalam perjalanan sang ibu merasakan sakit yang sngatlah dahsyat. Hingga semua rasa sakit terkumpul menjadi satu dan dia berkata: ” semua yang hidup akanlah mati, semua yang baru akan sirna, dan semua yang besar akan rusak, dan saya akan mati dan meninggalkan kenangan yang tak sirna, dan aku telah melahirkan seorang yang sangat suci “. sang ibu pun telah kembali kepada sang pencipta. Dan meninggalkan anaknya sendiri bersama pembantunya menuju kerumah kakeknya dengan membawa kesedihan yang berlipat-lipat.

Setelah sampai kepada bapa saudaranya, ia pun bertambah memperhatikannya, merawatnya lebih dari putra-putranya yang lain, agar cucu tercinta tidak merasakan kepahitan menjadi anak yatim piyatu, dia menyayanginya sebagaimana orang tua menyayangi anaknya

Amalan Kaum Muslim di Bulan Rabi'ul Awal

Di bulan ini setiap Muslim disunahkan untuk memperbanyak shalawat serta salam untuk Rasulullah SAW. Karena di bulan yang mulia ini telah tampak kebaikan yang merata kepada seluruh alam, telah tampak pula kebahagia'an orang-orang yang paling bahagia dengan terbitnya bulan penerang bumi, yaitu lahirnya Nabi Muhammad SAW di dunia ini. dengan lahirnya Rasulullah di bulan ini, dikenanglah bulan Rabi'ul Awal sebagai hari yang paling penting bagi umat islam, oleh karena itu bulan ini dijadikan sebagai hari berkumpulnya umat islam untuk mendengarkan kisah kelahiran Rasulul islam yang sangat mulia, agar mereka memperoleh barakah dan keutama'an yang suci.

Umat islam selalu memperingati bulan kelahirannya, sehingga mengadakan walimah, dan menyedekahkan sebagian hartanya kepada saudaranya yang membutuhkan dalam bentuk apapun, mereka juga menampakkan kegembira'an mereka karena terlahirnya Rasulullah SAW, mereka selalu memperhatikan kisah kelahirannya, dengan penuh kekhusyu'an dan penghayatan, sehingga barakah Rasulullah SAW-pun menyelimuti hati mereka, sehingga membuat hati mereka tenteram dan tenang.

Mengapa kita memperingati Maulid Nabi SAW?

Mungkin pertanya'an ini adalah pertanya'an yang jarang sekali didengar di kalangan orang-orang yang sudah terbiasa melakukan kegiatan maulid Nabi di hari-hari yang agung seperti hari jum'at contohnya, atau hari yang ke dua belas dari bulan Rabi'ul Awal. Ini merupakan suatu adat yang sangatlah di dukung oleh syare'at bagi hamba Allah yang sangat mencintai Rasulnya, sebagai ungkapan rasa cinta dan rasa syukur terhadap nikmat Allah yang berupa lahirnya sang penerang dunia.

Akan tetapi sebagian orang mengatakan bahwa hal ini merupakan hal yang tidak dilakukan oleh ulama' salaf. Mungkin dengan pernyata'an ini kita terpaksa harus menyebutkan dalil kebolehan memperingati acara maulid Nabi. Akan tetapi sebelum kita menyebutkan dalil-dalil akan dibolehkannya maulid maka kita perlu mengetahui hal-hal berikut ini:

1. Kita mengatakan bahwa peringatan maulid Nabi adalah perbuatan yang dibolehkan oleh syari'at, dari berbagai perkumpulan untuk mendengarkan sejarahnya Rasul SAW, mendengarkan puji-pujian yang diucapkan untuk beliau, memberikan makanan, serta memberikan kegembira'an untuk semua umat islam.

2. Kita tidak mengatakan bahwa peringatan maulid Nabi disunahkan di waktu tertentu atau di malam tertentu, akan tetapi barang siapa yang meyakini hal tersebut maka telah mengada-ngada di dalam agama (melakukan perbuatan bid'ah). Karena kita wajib mengingatnya di setiap waktu.

Akan tetapi di bulan kelahirannya yaitu bulan Rabi'ul Awal, seorang muslim lebih ditekankan untuk mengingat beliau, sehingga orang-orang bersemangat untuk menyambutnya serta berkumpul untuk mengingatnya dan merasakan keagungan karena kita menjadi lebih dekat dengan sejarah. Maka mereka akan mengingat suatu yang sudah lampau dengan cara melaksanakannya sesuai dengan adat jaman sekarang.

Adapun dalil kebolehannya mengadakan peringatan maulid Nabi SAW adalah sbb:

1. Peringatan maulid Nabi adalah sebagai ungkapan atas rasa kesenangan dan kegembira'an atas Rasulullah SAW, sebagai mana orang kafir telah mengambil manfa'atnya.

Telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa Abu lahab diringankan dari siksa'annya di setiap hari senin sebab dia telah memerdekakan budaknya yang bernama tsuwaibah ketika mendapat kabar gembira bahwa Muhammad SAW telah lahir.

Al-Hafidz Ad-Dimisyqi mengatakan: "Jika ini adalah seorang kafir yang telah dicela oleh Al-Qur'an dengan kata "Tabbat yadaa Abii Lahabin Wa tabb" yang telah dimasukkan di neraka untuk selamanya, telah ada sabda bahwa dia diringankan dari siksa'annya disetiap hari senin karena kegembira'annya atas lahirnya Muhammad SAW, apalagi seorang Mukmin yang dimana seluruh umurnya senang dengan Rasulullah SAW serta mati dalam ke'adaan Islam?".

2. Rasulullah SAW telah memuliakan hari kelahirannya, dan bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat-Nya yang sangat besar kepadanya, dan telah mengutamakannya sebagi makhluk yang paling utama di dunia, karena semua yang ada di dunia ini telah gembira karenanya. Beliau mengungkapkan kegembira'an tersebut dengan berpuasa di bulan itu. Seperti yang disebutkan dalam Hadist oleh Abi Qatadah RA:

"Rasulullah SAW ditanya tentang puasanya di hari senin?" dan Rasul menjawab: "Di hari itu aku dilahirkan, dan di hari itu pula Allah menurunkan wahyu kepadaku".

Ini adalah makna dari peringatan maulid nabi, cuma gambar atau caranya saja yang berbeda. Akan tetapi makna ini tetap ada, baik dengan cara berpuasa atau membagikan makanan atau berkumpul dengan tujuan berdzikir atau membaca shalawat kepada Nabi SAW, atau dengan mendengarkan syama'ailnya Rasulullah SAW.

3. Gembira dan senang dengan adanya Rasulullah SAW adalah sesuatu yang dianjurkan oleh Al-Qur'an, yaitu firman Allah SWT:

( قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ )[يونس:58]

" Katakanlah dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya , hendaklah dengan itu mereka bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".

Allah SWT telah memerintahkan kita untuk bergembira atas rahmat yang Allah berikan kepada kita. Sedangkan Nabi Muhammad SAW adalah rahmat yang paling mulia dan yang paling besar bagi kita. Sebagaimana Allah SWT telah berfirman:

 وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين )[الأنبياء:107].

" Kita tidak mengutusmu kecuali sebagi rahmat bagi semua yang ada dialam semesta".

Maka kita wajib untuk bergembira atas datangnya rahmat tersebut.

4. Peringatan maulid Nabi adalah perbuatan yang tidak ada di zaman Rasul SAW, maka hal tersebut adalah bid'ah akan tetapi bid'ah hasanah. Karena perbuatan ini mempunyai landasan syara', serta berada dibawah naungan qowa'id kulliyah (asas yang mencakup semuanya). Maka hal ini adalah bid'ah dari segi perkumpulannya, tidak dari segi perorangannya.

Mungkin dalil-dalil ini sudahlah cukup sebagai jawaban atas pertanya'an diatas. Yang paling penting bagi seorang muslim adalah memperbanyak shalawat atas nabi Muhammad SAW di bulan ini. Karena salawat ini sendiri mempunyai keutama'an yang paling besar. Karena Allah SWT akan tetap menerima shalawat seseorang meskipun dalam ke'ada'an lalai.

Barang siapa membaca shalawat kepada nabi SAW, maka shalawat tersebut akan diperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW secara langsung. Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah Hadist: "Bershalawatlah kepadaku? Karena sesungguhnya shalawat kalian akan diperlihatkan kepadaku". Lain lagi dengan dzikir-dzikir yang lain, karena dzikir-dzikir yang lain membutuhkan kekhusyu'an agar dzikir-dzikir tersebut di terima oleh Allah SWT. Masih banyak lagi keutama'an shalawat kepada nabi.

Adapun shalawat yang paling afdhal yang hendaknya kaum muslimin membiasakannya adalah shalawat Al-Ibrahimiyah, yaitu :


اللهم صلى على سيدنا محمد ، وعلى آله سيدنا محمد ، كما صليت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم ، وباركعلى سيدنا محمد

وعلى آل سيدنا محمدكما باركت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم ، في العالمين إنك حميد مجيد

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ

Kamu (wahai umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (kerana) kamu menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan melarang daripada segala perkara yang salah (buruk dan keji), serta kamu pula beriman kepada Allah (dengan sebenar-benar iman). (Surah Ali `Imran: 110)

ditulis ulang oleh Psk Rt

Keutamaan Bulan Rabiul Awwal r