2017
Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI
setan
ilustrasi Setan
Assalamu'alaikum wahai para sahabat~  Sayyidi Syeikh Mutawalli Asy-Sya’rawi pernah bertanya kepada seorang pemuda Wahabi yang berhaluan keras dan suka mengkafirkan, "Apakah mengebom sebuah klub malam di negara Muslim itu halal atau haram?"

Dia menjawab, "Tentu saja halal, membunuh mereka itu boleh."

Beliau bertanya lagi, "Jika seandainya engkau membunuh mereka, sedangkan mereka bermaksiat kepada Allah, kemana mereka akan ditempatkan?"

Dengan yakin pemuda itu menjawab, "Tentu di neraka."

"Kemana pula setan menjerumuskan manusia?" Beliau bertanya lagi.

Dia menjawab, "Tentu saja ke neraka. Mustahil setan membawa manusia ke surga."

Selanjutnya beliau berkata, "Jika demikian, engkau dan setan memiliki tujuan yang sama, yaitu memasukkan manusia ke dalam neraka."

Beliau lalu menyebutkan sebuah kisah dimana ketika ada mayat seorang Yahudi lewat di hadapan Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam, beliau lalu menangis. Para sahabat bertanya mengapa beliau menangis. Beliau menjawab, "Telah lolos dariku satu jiwa dan ia masuk ke dalam neraka."

"Perhatikan perbedaan kalian dengan Rasulullah yang berusaha memberi petunjuk dan menjauhkan mereka dari neraka. Kalian berada di satu lembah, sedangkan Rasulullah berada di lembah lain."

Pemuda itu hanya diam membisu mendengarnya.

Peristiwa pembantaian kaum Sufi oleh teroris ISIS di Mesir baru-baru ini, adalah dasar dari pemahaman Wahabi yang menyatakan bahwa para Sufi merupakan pelaku bid'ah dan musyrik sehingga halal darahnya untuk ditumpahkan, mirip seperti pemikiran pemuda radikal di atas.

Mereka pikir inilah jihad yang bisa mengirim sesama Muslim -yang mereka anggap musuh- ke dalam neraka.

Padahal sebagaimana yang dikatakan Imam Jalaluddin Ar-Rumi bahwa kaum Sufi adalah mereka yang patah hati terhadap dunia. Karenanya bagi mereka, kematian bukanlah suatu hal yang mengerikan, sebab dengan itulah perjumpaan dengan Sang Kekasih yang selama ini mereka idam-idamkan segera terlaksana.

Lalu mereka yang meyakini ini adalah jihad, apa yang telah mereka raih? 72 Bidadari? Kekuasaan Khilafah?

Tidak ada sama sekali!

Satu-satunya yang dapat mereka raih dari perbuatan keji tersebut adalah citra buruk Islam di mata dunia, sebab mereka membunuh atas nama Islam.

والله اعلم
ditulis ulang oleh Pak Rt
sumber ROMY.s
Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI


Assalamu'alaikum wahai para sahabat sekarang ini hampir tidak ada musik baru yang bernuansa anak Band, semua uda EDM, solois, dsg.. Twenty one pilots adalah bagian kecil anak-anak band yang msh bisa naik di masa sekrang, saya coba cover dg versi bahasa jawa. dengan tema kelanjutan dari Short Movie Gafarock sebelumnya.. selamat menikmati
@GAFAROCK Vocal / Gitar : Faiz Alhabib Drum : Fendy PANDAWA5 PRODUCTION

Spotify : https://open.spotify.com/album/4MIOP0...
Amazon : https://www.amazon.com/dp/B06XX7BB6T/... twenty one pilots - ride (cover) LIRIK + TERJEMAH INDONESIA COKOT MACAN (digigit macan) Ning tengah sawah aku ijenan ( ditengah sawah aku sendirian ) dolanan layangan ( bermain layang layang ) Pisan pisan kalah sambitan ( skali skali kalah tanding ) Adoh pedot ngilang ( jauh, putus menghilang ) Tak golek'i sampek ning hutan ( ku cari sampai ke hutan ) Tapine wes kilangan ( tapi sudah hilang ) Dalanan iki ora kenal ( jalanan ini tak kenal ) Tibak'e aku nyasar ( ternyata aku tersesat ) Ououo2x pengen moleh ( ouwouwo.. ingin pulang ) Ngko nang kene dicokot macan ( nanti disini digigit macan ) Ououo2X.. Ape moleh (ououo mau pulang ) ora ngerti arahe dalan ( tidak tahu arah jalan ) Dulinan layangan ( main layang layang ) Tengah lapangan ( di tengah lapangan ) Kalah sambitan ( kalah tanding ) Layangan ilang ( layang layang hilang ) Tak buru tenan ( sungguh ku kejar ) Sampek nang hutan ( sampai ke hutan ) Akhire saiki aku kesasar ( akhirnya sekarang tersesat ) Rasane pengen cepet nang omah ( rasanya ingit cepat dirumah ) Emakku pasti atine susah ( ibuk ku pasti hatinya sedih ) Nggolek'i aku nang sekolah ( mencariku di sekolah ) Nggolek'i aku nang mushollah ( mencari ku di mushollah ) Sue tambah sue ( lama kelamaan ) Kok tambah sore ( kok semakin sore ) langite tambah peteng mengkene ( langit semakin gelap begini ) Mulai remeng (mulai gelap ) howone adem ( hawanya dingin ) Rasane nang kene kok tambah serem ( rasanya disini semakin seram ) pengen nang omah ( ingin di rumah ) Pengen cepet nhang omah ( ingin cepat di rumah ) Tapi ora ruh arah ( tapi tak tahu arah ) Piye iki mak. Aku pasrah ( bagaimana ini bu, aku pasrah ) Aku ning kene mak 2x... sepi ( aku disini bu, sepi ) Aku ning kene mak 2x .. Wedi ( aku disini bu, takut )



ditulis oleh
sumber
Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI

Assalamu'alaikum Para Santri Setelah beberapa hari di Indonesia, Wali Paidi ini berencana melakukan suluk nyepi ke goa di Gunung Arjuna, sesuai perintah sang Sulthonul Aulia. Ia mulai berkemas, berangkat ke Gunung Arjuna. Ber pres-pres rokok sudah disiapkan, mulai Dji Sam Soe, Gudang Garam hingga Djarum. Tidak ketinggalan juga kopi satu blek (satu toples besi) dibawanya.

Setelah sampai di kaki Gunung Arjuna, Wali Paidi mulai mendaki, mencari goa yang dimaksud sang Sulthonul Aulia. Mulut goa itu ternyata sangat kecil dan tertutup ilalang. Namun dalamnya sangat luas. Di pojok kiri ada sumber mata air. Sementara pojok kanannya ada batu yang menyerupai meja. Mungkin meja itu pernah dipakai untuk shalat oleh seseorang. Barang bawaan Wali Paidi diletakkan di sebelah batu itu, lalu bergegas menuju mata air, mandi dan berwudlu. 
Ketika mandi, hati Wali Paidi ini tiba-tiba saja memiliki kecepatan berzikir. Pengetahuan ruhaninya pun kian bertambah mendadak. Hatinya berbunga-bunga tanpa dapat dicegah. Nur bashirahnya semakin terang benderang. Setelah berwudlu, Wali Paidi mengerjakan shalat di atas batu yang mirip meja tadi. 
Saking nikmatnya, tanpa terasa Wali Paidi shalat ratusan rakaat hingga akhirnya tersadar ketika ia mendengar ayam berkokok, tanda memasuki Subuh. Istirahat, Wali Paidi turun dari batu shalat.
Ia menuju tempat perbekalannya, membuat kopi dan duduk santai sambil merokok. Panci sudah dikeluarkan, dan rokok Dji Sam Soe Reefil sudah disiapkan pula. Namun, ketika mau menyalakan sebatang rokok, Wali Paidi bingung. Koreknya tidak ada, raib. Ia keluarkan semua isi tas, tapi tetap saja tidak ditemukan.''Wadoh, ciloko iki,'' gumamnya, tak ada orang. Satu blek kopi yang aromanya harum menggoda bersama pres-presan rokok pelbagai merk, tergeletak di sampingnya.''Muspro kabeh iki, kok bisa koreknya gak kebawa," Wali Paidi kesal.

Satu dua hari dilalui Wali Paidi tanpa kopi dan rokok. Namun pada hari ketiga, ia mulai tidak tahan. Hatinya semeblak (tergoda) ketika melihat kopi dan rokok terkulai tak berguna. Cari korek, Wali Paidi mulai membaca banyak hizib. Setelah membaca isyfa' (berikanlah syafaat!) tiga kali, mengusapkan telapak tangan pada matanya, "byarr!", seluruh alam jin dan makhluk halus lainnya tampak sangat jelas dilihat. Segerombolan jin di luar goa di sebelah kiri, kira-kira 10 meter dari mulut goa, terlihat sangat jelas oleh Wali Paidi. Ia mendatangi bangsa jin itu. Mereka takut melihat Wali Paidi datang.''Ada yang punya korek api?''''Kami tidak punya,'' jawab para jin. Mendengar jawaban itu, Wali Paidi malah mengobrak-abrik tempat para jin tersebut. Mereka lari tunggang langgang, banyak yang terluka.Karena belum juga menemukan korek api untuk rokoknya, Wali Paidi terus mendatangi banyak tempat para bangsa jin di sekitar goa. Kalau ditanya korek api dijawab "tidak punya", ia lansung memborbardir tempat bersemanyam mereka. Seluruh desa dan kota dari kerajaan jin yang ada di kawasan Gunung Arjuna telah diobrak-abrik oleh Wali Paidi. Hampir semuanya. Gempar. Namanya terkenal dan menjadi sosok misterius yang menakutkan di kalangan bangsa jin. Kabar kesaktian wali tak dikenal itu akhirnya sampai ke pusat kerajaan bangsa jin. Penasaran, raja jin mengundang Wali Paidi ke istana. Di pintu gerbang istana, Wali Paidi disambut dua prajurit yang memang diperintah raja menyambutnya, walau wajah mereka nampak ketakutan melihat Wali Paidi. 

Di dalam istana, raja jin bernama Ismoyo sudah menunggu. Takdzim, Raja Ismoyo ini langsung turun dari singgasana menyambut Wali Paidi dan mempersilakannya duduk di sampingnya.''Hamba dengar tuan wali telah membuat geger kerajaan hamba. Tuan telah mengobrak-abrik seluruh wilayah kerajaan tanpa ada yang sanggup melawan, apakah gerangan yang tuan cari sehingga tuan murka begini. Mungkin hamba bisa membantu,'' Raja Ismoyo sangat hati-hati menyusun kalimat. Ia ketakutan sekali."Aku mencari korek, apakah Anda punya?"Seluruh prajurit tegang menunggu jawaban raja mereka. 
Pedang dan tombak sudah mereka pegang, hanya bersiap saja kalau-kalau ada hal tak diinginkan bakalan terjadi. Keringat bau khas kemenyan keluar dari pori para prajurit Raja Jin Ismoyo. Saking tegangnya, ada perajurit yang terkencing-kencing di celana. Hehehe. (Celana mereka Jeans semua kayaknya)."Tuan wali, buat apakah korek tersebut kalau hamba boleh tahu?""Menyalakan ini dan membuat ini," jawab Wali Paidi sambil menunjukkan rokok dan kopinya."Hanya untuk itu?""Ya, hanya untuk ini". Raja Ismoyo membatin: wali ini aneh, masak hanya gara-gara pingin ngerokok dan ngopi saja dia pakai menghacurkan kerajaanku, dasar wali semprul!"Eeitt, namaku Paidi, bukan Semprul," sahut Wali Paidi."Ah, mohon maaf tuan, ternyata tuan bisa membaca isi hati hamba," Raja Ismoyo makin takut, gemes campur kagum dan penasaran."Trus gimana, sampeyan punya korek apa tidak?""Kalau hanya untuk menyalakan itu, pakai ini saja, tuan," Ismoyo menjulurkan jari telunjuknya yang tiba-tiba bisa mengeluarkan api.

"MasyaAllah, kalian kan memang terbuat dari api yah. Maaf, baru ingat saya. Hehehe," Wali Paidi malah cengengesan lagak tak bersalah telah hancurkan tempat-tempat keramat jin.Wali Paidi mendekati raja Ismoyo, mengeluarkan sebatang rokok Dji Sam Soe Refill-nya dan mulai menghisap."Hu...Allah...Hu...Allah..," begitulah yang terdengar ketika Wali Paidi merokok.Tak diperintah, Raja Ismoyo memanggil panglima, "buatkan kopi untuk tuan wali ini," titahnya. Ismoyo mengambil kopi dari Wali Paidi dan menyerahkan kepada the panglima."Jangan manis-manis, ya!" Wali Paidi masih saja menganggap dia sedang ngopi di warung Sutemi sana. Gara-gara Wali Paidi, kerajaan jin Raja Ismoyo yang dulu terkenal angker dan ditakuti bangsa jin lainnya dan juga manusia, kini berubah bak warung kopi pinggiran jalan, ramainya mirip makam-makam para Sunan Walisongo di Jawa yang tiap hari didatangi ribuan peziarah."Sampeyan tidak merokok ya?""Tidak"."Apakah sampeyan itu jin Muhammadiyyah?""Saya tidak mengerti maksud tuan," jawab Raja Ismoyo. Ya jelas tidak tahu lah. Muhammadiyah kan ormas sebelah, pimpinannya juga manusia, bukan jin. Lagi-lagi Wali Paidi memang paidi, masih merasa kalau di alam jin ada NU dan Muhammadiyah (yang mengharamkan rokok)."Maaf, agama sampeyan apa?""Saya tidak beragama"."Oh, begitu!"Keduanya lalu terdiam agak lama, "maaf tuan, mantra apa yang tuan baca sehingga tuan tidak bisa dikalahkan oleh para prajurit saya," tanya raja Ismoyo menyela jeda keheningan obrolan."Hizib dan shalawat". "Maukah tuan mengajarkan kepada saya?"
"Boleh-boleh, tapi sampeyan harus masuk Islam dulu," Wali Paidi memberi syarat.Raja Ismoyo akhirnya memanggil panglima. Sang panglima diperintah mengumpulkan seluruh rakyat dan semua prajuritnya. Dalam sekejab, balai agung istana ramai, disesaki prajurit dan rakyat yang datang. Bahkan sampai meluber keluar istana. Di kaki Wali Paidi, di hadapan prajurit dan rakyatnya, Raja Ismoyo bersimpuh."Kami dengan suka rela siap masuk Islam, mengikuti agama tuan"."Baiklah, ikuti apa yang saya ucapkan," perintah Wali Paidi kepada ribuan jin yang akan jadi muallaf. Dengan suara yang sangat berwibawa, Wali Paidi mengucapkan dua kalimat syahadat yang diikuti seluruh bangsa jin kerajaan Raja Ismoyo hingga suaranya menggema ke seluruh Gunung Arjuna, seperti dentuman suara koor lagu. Seluruh hewan di Gunung Arjuna pun berhenti sejenak mendengar ikrar syahadat itu. Tidak ada yang bersuara mendengarkan ucapan syarat awal jadi muslim tersebut.

Setelah itu, Wali Paidi mengajarkan kepada mereka tentang makna Islam dan menjabarkan arti iman secara singkat. Selama beberapa minggu, Wali Paidi harus tinggal di istana Raja Ismoyo untuk mengajari bangsa jin tentang tata-cara shalat, berdzikir dan lain sebagainya."Kami masih butuh pencerahan dari tuan, sudilah kiranya tuan tetap di sini beberapa hari lagi," pinta raja Ismoyo kepada Wali Paidi ketika ia berniat pamit."Jangan kuatir, kelak aku akan datang lagi kemari".Wali Paidi tersenyum. mendekat, memegang dada Raja Ismoyo, "Ajaklah hatimu untuk dzikir terus menerus, ucapkan Allah...Allah...secara berkesinambungan. Dalam keadaan apapun, teruslah berdzikir dan berusahalah selalu dalam keadaan punya wudlu (dawamul wudlu). Andai Allah mencabut nyawamu, kamu dalam keadaan suci".
"Terima kasih tuan, pesan tuan akan kami laksanakan". Ismoyo sangat ta'dzim."Kalau hatimu sudah bisa berdzikir, maka Allah sendiri yang akan membimbingmu"."Apakah kami akan menjadi wali kalau hati kami sudah bisa berdzikir sendiri"."Hahahahaha. Jangan sekali-kali punya niat ingin jadi wali, karena keinginan itu termasuk nafsu. Berdzikirlah karena Allah. Jangan ada niatan yang lain!".Setelah menghisap rokoknya, Wali Paidi berkata lagi, "Allah menjadikan manusia sebagai pemimpin dimuka bumi ini, dan mengangkat para walinya dari kalangan manusia"."Oh begitu, kalau Allah menghendaki begitu, kami sangat ridla atas keputusan Allah tersebut," jawab Raja Ismoyo. 
Ia sadar posisi dan tawakkal atas kehendak Allah. Subhanallah."Kalau boleh tahu, tuan ini wali yang bagaimana?""Hmm, aku adalah wali Abdal, wali pengganti. Kalau istilah dalam sepak bola disebut pemain cadangan, wali tingkat rendah. Aku dulu hanya abdi ndalem seorang kiai. Tugasku hanya menyiapkan rokok dan kopi. Setelah kiai saya meninggal, akulah yang dipilih Allah sebagai gantinya," terang Wali Paidi."Kalau diganti terus, berarti jumlah wali itu tetap sama dari dulu sampai sekarang?""Iya, jumlah wali di seluruh dunia tetap sama, karena setiap ada yang meninggal, pasti ada gantinya. Biarpun kamu tidak ada hak untuk menjadi wali, harus tetap semangat. 
Di mata Allah, derajat seseorang itu dilihat dari ketaqwaannya. Wali itu hanya title yang diberikan Allah buat para wakil-wakilnya dimuka bumi (khalifah) guna untuk mengatur dan menata manusia. Dan wali dipilih dari para hamba yang dikehendaki-Nya. Bukan karena ibadahnya, bukan karena dzikirnya, tapi karena kehendak Allah. Jadi salah besar kalau ada orang yang ingin atau mempunyai cita-cita menjadi wali".Pesan itu dianggap sangat bermanfaat oleh para bangsa jin yang baru masuk Islam tersebut. Wali Paidi pamit meninggalkan Gunung Arjuna, diiringi Raja Ismoyo dan seluruh rakyatnya.

Setelah Wali Paidi sudah tidak tampak, Raja Ismoyo memerintahkan dengan suara lantang kepada seluruh rakyatnya."Rakyatku semua, nanti atau kapanpun, jika ada orang yang ke Gunung Arjuna ini berbekal rokok dan kopi, jangan sampai diganggu. Jagalah sampai mereka meninggalkan Gunung Arjuna ini. Kita niatkan menghormati guru kita, Wali Paidi"."Titah paduka siap laksanakan," jawab para jin. 

Di belakang, ada jin nakal yang ngelinthing rokok Dji Sam Soe sisa-sisa hisapan Wali Paidi. "Barokah nih rokoknya!" ujarnya.Kemudian raja jin Ismoyo melihat prajurit nya ngopi sambil merokok, langsung ngomong, "Oooow Kake'ane tenan! Malah ndisiki rojomu kowe bro! Kwkwkwkwkwkwkwwww. 


sumber dutaislam.com
Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI

Assalamu'alaikum Para Santri ~  Ada sekelompok golongan yg suka membid’ah-bid’ahkan (sesat) berbagai kegiatan yang baik di masyarakat, seperti peringatan Maulid, Isra’ Mi’raj, Yasinan mingguan, Tahlilan dll.
Kadang mereka berdalil dengan dalih “Agama ini telah sempurna” atau dalih “Jika perbuatan itu baik, niscaya Rasulullah saw. telah mencontohkan lebih dulu” atau mengatakan “Itu bid’ah” karena tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Atau “jikalau hal tersebut dibenarkan, maka pasti Rasulullah saw. memerintahkannya. Apa kamu merasa lebih pandai dari Rasulullah?”

Mem-vonis bid’ah sesat suatu amal perbuatan (baru) dengan argumen di atas adalah lemah sekali. Ada berbagai amal baik yang Baginda Rasul saw. tidak mencontohkan ataupun memerintahkannya. Teriwayatkan dalam berbagai hadits dan dalam fakta sejarah.

Hadis riwayat Bukhari, Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. berkata kepada Bilal ketika shalat fajar (shubuh), “Hai Bilal, ceritakan kepadaku amalan apa yang paling engkau harap pahalanya yang pernah engkau amalkan dalam masa Islam, sebab aku mendengar suara terompamu di surga. Bilal berkata, “Aku tidak mengamalkan amalan yang paling aku harapkan lebih dari setiap kali aku berssuci, baik di malam maupun siang hari kecuali aku shalat untuk bersuciku itu”.

Dalam riwayat at Turmudzi yang ia shahihkan, Nabi saw. berkata kepada Bilal,‘Dengan apa engkau mendahuluiku masuk surga? ” Bilal berkata, “Aku tidak mengumandangkan adzan melainkan aku shalat dua rakaat, dan aku tidak berhadats melaikan aku bersuci dan aku mewajibkan atas diriku untuk shalat (sunnah).” Maka Nabi saw. bersabda “dengan keduanya ini (engkau mendahuluiku masuk surga).

Hadis di atas juga diriwayatkan oleh Al Hakim dan ia berkata, “Hadis shahih berdasarkan syarat keduanya (Bukhari & Muslim).” Dan adz Dzahabi mengakuinya. Hadis di atas menerangkan secara mutlak bahwa sahabat ini (Bilal) melakukan sesuatu dengan maksud ibadah yang sebelumnya tidak pernah dilakukan atau ada perintah dari Nabi saw. Hadis riwayat Bukhari, Muslim dan para muhaddis lain pada kitab Shalat, bab Rabbanâ laka al Hamdu, 

Dari riwayat Rifa’ah ibn Râfi’, ia berkata, “Kami shalat di belakang Nabi saw., maka ketika beliau mengangkat kepala beliau dari ruku’ beliau membaca, sami’allahu liman hamidah (Allah maha mendengar orang yang memuji-Nya), lalu ada seorang di belakang beliau membaca, “Rabbanâ laka al hamdu hamdan katsiran thayyiban mubarakan fîhi (Tuhan kami, hanya untuk-Mu segala pujian dengan pujian yang banyak yang indah serta diberkahi). Setelah selesai shalat, Nabi saw. bersabda, “Siapakah orang yang membaca kalimat-kalimat tadi?” Ia berkata, “Aku.” Nabi bersabda, “Aku menyaksikan tiga puluh lebih malaikat berebut mencatat pahala bacaaan itu.

”Ibnu Hajar berkomentar, “Hadis itu dijadikan hujjah/dalil dibolehannya berkreasi dalam dzikir dalam shalat selain apa yang diajarkan (khusus oleh Nabi saw.) jika ia tidak bertentang dengan yang diajarkan. Kedua dibolehkannya mengeraskan suara dalam berdzikir selama tidak menggangu.
”Imam Muslim dan Abdur Razzaq ash Shan’ani meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata,Ada seorang lali-laki datang sementara orang-orang sedang menunaikan shalat, lalu ketika sampai shaf, ia berkata:اللهُ أكبرُ كبيرًا، و الحمدُ للهِ كثيرًا و سبحانَ اللهِ بكْرَةً و أصِيْلاً .
Setelah selesai shalat, Nabi saw. bersabda, “Siapakah yang mengucapkan kalimat-kalimat tadi?Orang itu berkata, “Aku wahai Rasulullah saw., aku tidak mengucapkannya melainkan menginginkan kebaikan.”Rasulullah saw. bersabda, “Aku benar-benar menyaksikan pintu-pintu langit terbuka untuk menyambutnya.”Ibnu Umar berkata, “Semenjak aku mendengarnya, aku tidak pernah meninggalkannya.

”Dalam riwayat an Nasa’i dalam bab ucapan pembuka shalat, hanya saja redaksi yang ia riwayatkan: “Kalimat-kalimat itu direbut oleh dua belas malaikat.”Dalam riwayat lain, Ibnu Umar berkata: “Aku tidak pernah meninggalkannya semenjak aku mendengar Rasulullah saw. bersabda demikian.”Di sini diterangkan secara jelas bahwa seorang sahabat menambahkan kalimat dzikir dalam i’tidâl dan dalam pembukaan shalat yang tidak/ belum pernah dicontohkan atau diperintahkan oleh Rasulullah saw. Dan reaksi Rasul saw. pun membenarkannya dengan pembenaran dan kerelaan yang luar biasa.Al hasil, Rasulullah saw. telah men-taqrîr-kan (membenarkan) sikap sahabat yang menambah bacaan dzikir dalam shalat yang tidak pernah beliau ajarkan.

Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab Shahihnya, pada bab menggabungkan antara dua surah dalam satu raka’at dari Anas, ia berkata, “Ada seorang dari suku Anshar memimpin shalat di masjid Quba’, setiap kali ia shalat mengawali bacaannya dengan membaca surah Qul Huwa Allahu Ahad sampai selesai kemudian membaca surah lain bersamanya. Demikian pada setiap raka’atnya ia berbuat. Teman-temannya menegurnya, mereka berkata, “Engkau selalu mengawali bacaan dengan surah itu lalu engkau tambah dengan surah lain, jadi sekarang engkau pilih, apakah membaca surah itu saja atau membaca surah lainnya saja.” Ia menjawab, “Aku tidak akan meninggalkan apa yang biasa aku kerjakan. Kalau kalian tidak keberatan aku mau mengimami kalian, kalau tidak carilah orang lain untuk menjadi imam.” Sementara mereka meyakini bahwa orang ini paling layak menjadi imam shalat, akan tetapi mereka keberatan dengan apa yang dilakukan. Ketika mereka mendatangi Nabi saw. mereka melaporkannya. Nabi menegur orang itu seraya bersabda, “hai fulan, apa yang mencegahmu melakukan apa yang diperintahkan teman-temanmu? Apa yang mendorongmu untuk selalu membaca surah itu (Al Ikhlash) pada setiap raka’at? Ia menjawab, “Aku mencintainya.”Maka Nabi saw. bersabda, “Kecintaanmu kepadanya memasukkanmu ke dalam surga.

”Demikianlah sunnah dan jalan Nabi saw. dalam menyikapi kebaikan dan amal keta’atan walaupun tidak diajarkan secara khusus oleh beliau, akan tetapi selama amalan itu sejalan dengan ajaran kebaikan umum yang beliau bawa maka beliau selalu merestuinya. Jawaban orang tersebut membuktikan motifasi yang mendorongnya melakukan apa yang baik kendati tidak ada perintah khusus dalam masalah itu, akan tetapi ia menyimpulkannya dari dalil umum dianjurkannya berbanyak-banyak berbuat kebajikan selama tidak bertentangan dengan dasar tuntunan khusus dalam syari’at Islam. Kendati demikian, tidak seorangpun dari ulama Islam yang mengatakan bahwa mengawali bacaan dalam shalat dengan surah al Ikhlash kemudian membaca surah lain adalah sunnah yang tetap! Sebab apa yang kontinyu diklakukan Nabi saw. adalah yang seharusnya dipelihara, akan tetapi ia memberikan kaidah umum dan bukti nyata bahwa praktik-prakti seperti itu dalam ragamnya yang bermacam-macam walaupun seakan secara lahiriyah berbeda dengan yang dilakukan Nabi saw. tidak berarti ia bid’ah (sesat).
Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab at Tauhid, dari Ummul Mukminin Aisyah ra. bahwa Nabi sa. Mengutus seorang memimpin sebuah pasukan, selama perjalanan orang itu apabila memimpin shalat membaca surah tertentu kemudian ia menutupnya dengn surah al Ikhlash (Qulhu). Ketika pulang, mereka melaporkannya kepada nabi saw., maka beliau bersabda, “Tanyakan kepadanya, mengapa ia melakukannya?” Ketika mereka bertanya kepadanya, ia menjawab “Sebab surah itu (memuat) sifat ar Rahman (Allah), dan aku suka membacanya.” Lalu Nabi saw. bersabda, “Beritahukan kepadanya bahwa Allah mencintainya.” (Hadis Muttafaqun Alaihi).Apa yang dilakukan si sahabat itu tidak pernah dilakukan oleh Nabi saw., namun kendati demikian beliau membolehkannya dan mendukung pelakunya dengan mengatakan bahwa Allah mencintainya. 
(Abah Anom)


ditulis Ulang oleh Pak Rt

Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI

Assalamu'alaikum Para Santri ~ Mari kita renungkan kisah dibahah ini,  Insya Allah bermanfaat.

Seorang mandor bangunan yg berada di lt 5 ingin memanggil pekerjanya yg lagi bekerja di bawah
Setelah sang mandor berkali-kali berteriak memanggil, si pekerja tidak dapat mendengar karena fokus pada pekerjaannya dan bisingnya alat bangunan.
Sang mandor terus berusaha agar si pekerja mau menoleh ke atas, dilemparnya Rp. 1.000- yg jatuh tepat di sebelah si pekerja.
Si pekerja hanya memungut Rp 1.000 tsb dan melanjutkan pekerjaannya.
Sang mandor akhirnya melemparkan Rp 100.000 dan berharap si pekerja mau menengadah "sebentar saja" ke atas.
Akan tetapi si pekerja hanya lompat kegirangan karena menemukan Rp 100.000 dan kembali asyik bekerja.
Pada akhirnya sang mandor melemparkan batu kecil yang tepat mengenai kepala si pekerja. Merasa kesakitan akhirnya si pekerja baru mau menoleh ke atas dan dapat berkomunikasi dengan sang mandor...

Cerita tersebut di atas sama dengan kehidupan kita, ALLAH selalu ingin menyapa kita, akan tetapi kita selalu sibuk mengurusi "dunia" kita.
Kita diberi rejeki sedikit maupun banyak, sering kali kita lupa untuk menengadah bersyukur kpd NYA

Bahkan lebih sering kita tidak mau tahu dari mana rejeki itu datang•••
Bahkan kita selalu bilang ••• kita lagi "HOKI!"
Yang lebih buruk lagi kita menjadi takabur dengan rejeki milik ALLAH .
Jadi jangan sampai kita mendapatkan lemparan "batu kecil" yg kita sebut MUSIBAH ...! agar kita mau menoleh kepada-NYA.

Sungguh ALLAH sangat mencintai kita, marilah kita selalu ingat untuk menoleh kepada NYA sebelum Allah melemparkan batu kecil.
Ya ALLAH...
* Muliakanlah saudara2ku ini & Lembutkan hati mereka.
* Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
* Lapangkanlah hatinya
* Bahagiakanlah keluarganya
* Luaskan rezekinya
* Mudahkan segala urusannya
* Kabulkan cita-citanya
* Jauhkan dari segala Musibah
* Jauhkan dari segala Penyakit,Fitnah,Prasangka Keji,Berkata Kasar dan Mungkar.

Amiiin ya Rabbal alamiin.



Ditulis Ulang Oleh Pak Rt

Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI

Mbah Djazuli Ploso.

Assalamu'alaikum wahai para sahabat~  Beliau adalah sosok Kyai yg tegas, disiplin dan pecinta ilmu sepanjang hayat. Keahlian beliau dibidang ilmu Alat (Nahwu, Shorof, Balaghoh, Mantiq) tidak diragukan lagi. Bahkan sbagian santri beliau yg berkisah bhwa Mbah Djazuli laksana Imam Sibawaih pakar ilmu alat di zamannya. Pentingnya menguasai ilmu alat (disamping utk memahami alquran hadis), diantaranya, seperti maqalah: "man fahima lughota qoumin amina min syarrihim"(siapa yg faham logat suatu qaum akan selamat dari makar).

Keteladanan yg patut dicontoh pada diri Mbah Djazuli adalah Ngaji dan ketawaduannya. Ngaji bakal aji. Seperti yg prnh didawuhkan Yai Dah putra Mbah Djazuli: "Ngaji iku nggarai sugih. Ojo kuatir ga isok mangan, sing penting awakmu istiqomah ngaji." La Shohiba ilmin mamqutun (org yg memiliki ilmu takkan suram masa depannya).

Kecintaan Mbah Djazuli terhadap Ngaji kitab tak terbantahkan lagi. Tak heran bila beliau dikenal dg pengamal Thariqah ta'lim wat ta'allum hingga akhir hayat. Meskipun demikian beliau lebih mengedepankan akhlaq daripada ilmu, Al-adab fauqal ilmi (Etika diatas ilmu).

Sprti yg prnah dikisahkan dlm biografi Sang Blawong, Mbah Djazuli prnh brgkt menuntut ilmu (semacam kuliah) di Batavia yg mana dimasa itu pendidikan serba sulit dan dipersulit oleh Belanda. Namun tiba2 beliau ditimbali (dipanggil) pulang ke Ploso oleh ayahnya (Mbah Utsman). Trnyta yg melatar belakangi pemanggilan itu adalah Mbah kyai Ma'ruf kedunglo. Mnurut bliau, Mbah Djazuli lebih cocok mondok saja. Akhirnya dg penuh ketawadu'an terhadap Kyai Ma'ruf, Mbah Djazuli meninggalkan Dunia Akademik menuju pondok Mbah Zainuddin Mojosari Nganjuk.

Dari situlah permulaan cinta Ngaji ditempuh oleh Mbah Djazuli (yg selanjutny Nyantri ke Mbah Hasyim Tebuireng, Buduran sdorjo, Tremas hingga Mekkah), meskipun beliau sempat akan mnjadi Calon Sarjana elit di batavia tapi perintah untuk mondok yg diprakarsai Kyai Ma'ruf akhirnya beliau dahulukan. Sikap etika dan akhlaq tawadu' trhadap Kyai Ma'ruf beliau patuhi.

Nah, adakah sarjana2 sekarang yang berani meneladani akhlaq Mbah Djazuli?! Tanpa membantah, tanpa merasa pinter, beliau tetap menghormati Mbah Kyai Ma'ruf Kedunglo sbg panutan.

Khususon Mbah Djazuli, Mbah utsman, Mbah ma'ruf kedunglo, Mbah Zainuddin, Mbah Hasyim Asy'ari, lahumul fatihah..

ditulis ulang oleh Pak Rt
sumber M Nahrowi

Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI


KALAU ADA PERTANYAAN
"MANA DALILNYA?"
==============
Assalamu'alaikum wahai para sahabatSaya tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya ibadah dan kehidupan muslim nantinya jika semua orang selalu diminta “mana dalilnya?” dalam setiap pekerjaan mereka. Ini fenomena beragama yang ‘aneh’, selalu meminta dalil dan dalil yang dimaksud adalah ayat Qur’an atau juga hadits Nabi s.a.w.
.
Kalau Semua Harus Tahu Dalil ...
.
Kalau saja semua muslim itu harus tahu dalilnya dalam beribadah, dan dalil yang dimaksud adalah Qur’an dan hadits Nabi s.a.aw., coba bayangkan bersama saya, jika tidak mau bersama saya, bayangkan sendiri saja, berapa banyak ibadah umat Islam ini yang tertolak dan tidak sah, karena memang banyak muslim yang beribadah tapi tidak tahu dan tidak hafal ayat dan hadits yang menjadi dasar ibadahnya. Wudhunya tidak sah, karena hadits tentang membasuh muka serta atau yang menjadi bukti kepala diusap itu mereka tidak hafal. Akhirnya semua ibadah yang dilakukan sia-sia, kalau sejak awal tahu itu sia-sia, lalu Ngapain ibadah?

Lebih lagi, jika semua harus tahu dalil, karena beranggapan bahwa semua ibadah itu harus tahu dalilnya, bagaimana dan siapa yang akhirnya menunjang dan menaga keseimbangan hidup ini? siapa yang akhirnya menjadi arsitek, menata gedung dan kota jika semuanya sibuk belajar ayat dan hadits? Dan siapa yang mau jadi dokter untuk mengobati pelajar yang belajar ayat dan hadits itu sakit? Lalu siapa pula yang mengurusi administrasi kependudukan mereka jika semua PNS sibuk menghafal dalil? Siapa yang menjaga kemanaan jika aparat militer negara mangkir dari latihan karena harus menghafal dalil ibadah mereka?
.
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
.
“dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imron 104)
.
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
.
“ tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (at-Taubah 122)
.
Distribusi Tugas Dalam Islam
.
2 ayat di atas –dan masih banyak ayat lainnya- sudah cukup menjadi bukti, walaupun sejatinya argumen logika sebelum 2 ayat di atas sudah cukup menjadi bukti bahwa memang dalam Islam ini ada yang disebut dengan “Distribusi pekerjaan”. Setiap orang bekerja sesuai bidangnya, dan semua harus berimbang. Tidak semua menjadi “ustadz”, juga tidak semua menjadi “dokter”. Harus ada pembagian pekerjaan agar seimbang hidup ini. nah, agar begitu kuat, saya tambahkan 2 ayat agar memang para “pencari dalil” itu yakin bahwa dalam Islam tidak semua harus jadi ahli agama. Dalam artian, tidak semua harus tahu dalil.
.
Lihat ayat di atas, perintah untuk mendalami agama itu ditujukan untuk “sebagian” dari umat ini. tidak semuanya. Semua memang harus tahu kewajibannya dalam agama, akan tetapi kewajiban yang sifatnya umum. Dalam hal mendetail, mengerti dalil, paham ayat serta mampu meneliti hadits itu bukan pekerjaan semua muslim. Itu hanya beberapa orang saja, yang memang sudah mengkhususkan dirinya untuk jadi seorang penyuluh agama yang baik.
.
Dalil Bagi Awam itu ...

Sejak dulu, mestinya para sahabat yang mulia, yang mereka bertemu langsung dengan sumber syariah; Nabi s.a.w., mestinya mereka itu ketika ditanya oleh awam sahabat, mereka sertakan juga dengan: “ini dalilnya, dan hafalkan!”. Tapi nyatanya kita tidak mendapati itu. Mereka menjawab dan banyak dari mereka hanya menjawab tanpa adanya ayat atau juga hadits. Begitu juga yang dilakukan oleh ulama-ulama masa selanjutnya; Tabi;in juga Tabi’u al-Tabi’in. Karena mereka tahu, paham serta mengerti, bahwa bukan kewajiban awam untuk tahu dalil; karena tahu atau tidak tahunya awam terhadap dalil itu sama saja tidak berguna.
.
فتاوى المجتهدين بالنسبة إلى العوام كالأدلة الشرعية بالنسبة إلى المجتهدين
.
Fatwa-fatwa ulama mujtahidin bagi orang awam itu ibarat dalil syar’i bagi para mujtahid. (Ibrahim bin Musa as-Syathibi w. 790 H, al-Muwafaqat, h. 5/ 336).
.
Itu kata Imam al-Syatibiy, dan kemudian beliau meneruskan:
.
والدليل عليه أن وجود الأدلة بالنسبة إلى المقلدين وعدمها سواء؛ إذ كانوا لا يستفيدون منها شيئا؛ فليس النظر في الأدلة والاستنباط من شأنهم، ولا يجوز ذلك لهم ألبتة
.
Dasarnya adalah ada dan tidaknya dalil bagi orang awam itu sebenarnya sama saja. Karena mereka belum bisa mengambil faedah dari dalil-dalil itu. Menganalisis dalil-dalil syar’i bukanlah tugas mereka. Bahkan tidak boleh sama sekali mereka melakukan itu. (Ibrahim bin Musa as-Syathibi w. 790 H, al-Muwafaqat, h. 5/ 337)
.
Memberikan dalil kepada orang awam itu seperti memberikan material bahan bangunan kepada guru matematika. Ia tidak mengerti bagaimana memanfaatkan bahan dan material tersebut, kalaupun dipaksanakan, bukan bangunan yang berdiri akhirnya, tapi bisa jadi hanya tumpukan bata tak bertata. Karena memang yang mengerti bagaimana bahan bangunan itu diolah adalah tukang bangunan itu sendiri. Bahan dan material bangunan itu bahan mnetah, yang hanya bisa dimatangkan oleh yang ahlinya.
.
Begitu juga ayat dan hadits, kedua sumber mulia itu adalah bahan mentah yang belum matang, dan sama sekali itu tidak berguna dan tidak bermanfaat bagi awam. Ia bisa berguna dan bermanfaat jika memang berada di tangan ahlinya; para ahli fiqih. Karena memang memgolah ayat dan hadits sampai akhirnya kemudian menjadi sebuah produk hukum itu ada seni dan kehalian khusus yang tidak semua bisa menguasai itu jika hanya bermodal sedikit bahasa arab dan ikut pengajian mingguan.
.
Maka pertanyaan “mana dalilnya?” yang ditujukan kepada awam pertanyaan yang salah sasaran dan keliru, karena awam tidak butuh dalil ayat dan hadits. Mereka itu hanya butuh hukum yang mereka akses dari gurunya, yang mana gurunya itu juga mengakses dari gurunya, hingga sampai rantai akses itu kepada imam madzhab juga sampai kepada Rasululullah s.a.w..
.
Jadi tepatnya adalah; “siapa gurumu yang mengajari itu?”. Kalau jawabannya “Rasul!”, itu juga keliru. Karena yang namanya berguru itu bertemu, apakah ia bertemu dengan Rasul s.a.w. sehingga yakin bahwa jawabannya itu memang benar jawaban dari rasul?
.
Wallahu a’lam.
===========
Capas: Ahmad Zarkasih, Lc

Sumber Romi Satrio


Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI
Ilustrasi Ngerumpi

Assalamu'alaikum Para Santri~  semoga ALLAH SWT senantiasa meridhoi kita semua,,, aamiin ALLAAHUMMA aamiin,,,

sahabat,,, sore ini saya ingin mengajak para sahabat untuk ngerumpi perkara PAHALA ^_^

duluuu diawal kita mempelajari agama, salahsatu hal pertama yang kita dapati adalah pengajaran tentang pahala dan dosa ^_^

naaahh berangkat dari keinginan akan syurga, maka kita seringkali menyibukan diri untuk terus menerus menabung jumlah pahala dengan berbagai perilaku ibadah yang kita ketahui,,,

pada titik ini, seringkali pula kita dihadapkan pada satu kondisi dan situasi dimana kita merasa gelisah akan penilaian orang lain terkait dengan perilaku ibadah yang kita kerjakan,,,
contooohh,,, lagi asyik yasinan tau-tau ada mahluk ajaib lewat sambil teriak Biiiddengaaaaahhh,,,!!!

cobaaa kita bayangin,,, gimana rasa nya temperatur ubun-ubun yang tiba-tiba suhu nya mampu bikin air 2 gentong mendidih dalam waktu 3menit kalo di taro dikepala kita ketika itu,,,
dahsyat nya,,, bila dibandingkan dengan senyuman mu,,, membuat akuuu,,, beku darah,,,
(whueleeehh,,, ngapah jadi nyanyi lagu bang megy ini,,, haddooouuhh,,,),,,

okeh,,, back to jempol,,,
sahabaaatt,,, sebenar nya niiihh,,, kita ndak perlu galau gemilau berkilau-kilau dengan keadaan tersebut,,,
karenaaa,,, sesungguh nya tiap-tiap kita tidak ada yang tahu apakah ibadah kita berhadiah pahala ataukah malah dosa ^_^

contoh nya sang mahluk ajaib yang tiba-tiba tereak-tereak teu puguh bikin gaduh yang berujung rusuh,,,

begitupun kita yang tanpa sadar baca alqur'an cuma 1x seminggu (tapi giliran chatt ma #kekasih_khayalan di dunia maya yang penuh tipuan, bisa berkali-kali dalam sehari,,,) dah gitu yang di baca cuma surah Yassin seeeee-yassin-yassin-nya ^_^

naaahh,,, apakah perilaku ibadah yang demikian tersebut layak untuk keluar sebagai Sang Juara & berhak mendapatkan hadiah Utama yaitu tiket masuk ke syurga?

#jangan_tanya_saya ^_^
ditulis oleh Bayu al ghuyu-ghuyu

Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI

Khasiat Bawang Putih


Assalamu'alaikum Para SantriBawang putih mengandung senyawa kimia yang masing-masing memiliki manfaat dan khasiat sebagai obat.

Khasiat Bawang Putih

Berikut adalah beberapa Kandungan Senyawa Dan Khasiat Bawang Putih yang dimiliki bawang putih :

Bawang putih mengandung minyak atsiri yang bermanfaat sebagai anti bakteri dan anti septik.
Bawang putih mengandung allicin dan aliin yang bermanfaat sebagai daya anti kolesterol untuk mencegah penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi dll
Pada umbi bawang putih mengandung senyawa kimia yang cukup banyak, diantaranya :
1. Kalsium yang memiliki sifat menenangkan sehingga cocok sebagai pencegah hipertensi
2. Saltivine yang bermanfaat sebagai mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan serta merangsang susunan sel syaraf
3. Diallysulfide, alilpropil-disulfida : anti cacing.
4. Belerang
5. Protein
6. Lemak
7. Fosfor
8. Besi
9. Vitamin A, B1 dan C.

Kandungan Senyawa Dan Khasiat Bawang Putih

Kandungan Senyawa Dan Khasiat Bawang Putih untuk pengobatan penyakit, diantaranya :

a. Bawang putih untuk mengobati Flu dan Batuk.

Karena kandungan sulfur yang dimiliki bawang putih membuatnya memiliki aroma yang khas untuk meningkatkan dan mempercepat kerja membran mucous di saluran pernapasan yang membantu melegakan tenggorokan dan mengeluarkan lendir. Bawang putih yang mentah mengandung phytochemical yang dapat membantu membunuh bakteri dan virus penyebab penyakit. Pada sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1992 dari sebuha Universitas Brigham Young di Utah mengungkapkan bahwa bawang putih yang ditumbuk dan menghasilkan minyak dapat membunuh rhinivirus tipe 2 ( penyebab umum sakit flu ) dan membunuh 2 macam herpes ( penyakit kulit menular ) serta beberapa virus lainnya.

Cara mengobati batuk :

Hancurkan beberapa siung bawang putih secukupnya, lalu masukan ke dalam panci yang berisi susu putih dingin, kemudian panaskan sekitar 1-2 menit dan minum selagi hangat.

b. Bawang Putih mengobati kolesterol tinggi

Bawang putih yang mengandung allicin dan aliin yang bermanfaat sebagai anti kolesterol dan memperkecil gejala dari penyakit jantung dan menyembuhkan tekanan darah tinggi. Pada salah satu studi yang diedarkan di “The Journal of The Royal College of Physicians” oleh Silagy CS dan Neil HAW tahun 1994 mengungkapkan bahwa bawang putih merupakan pelopor untuk mengurangi lemak dalam tubuh dan yang terpenting adalah membantu proses penyembuhan dari kadar kolesterol tinggi. Penurunan kadar kolesterol dapat mencapai 12 % dari total kolesterol yang dimiliki jika rajin mengkonsumsi bawang putih secara teratur dan baik dengan pola makan penurunan ini dapat terjadi selama 4 minggu perawatan.

c. Bawang Putih untuk penyakit kanker

Bawang putih maupun bawang merah memang dipercaya dapat mencegah timbulnya gejala dari berbagai jenis kanker terutama kanker perut dan usus besar. Kandungan Organosulfida yang bermanfaat untuk membantu hati dalam memproduksi senyawa kimia beracun. Menurut penelitian epidemiologis mengatakan senyawa kimia yang mengkonsumsi bawang putih memiliki resiko lebih rendah terkena kanker perut dan usus besar.

Menurut peneliti dari Penn State University dalam membuktikan dan mendapatkan hasil yang maksimal adalah dengan cara memotong tipis dan menghaluskan bawang paling sedikit 10 menit guna membentuk kandungan-kandungan yang membantu membunuh sel penyebab kanker.

d. Bawang Putih dan Kehamilan

Mengkonsumsi bawang putih selama masa hamil dapat mengurangi resiko komplikasi kehamilan Pre-eclampsia (meningkatkan tekanan darah yang mengandung protein dalam urine) dan membantu menaikkan berat badan bayi selama dalam kandungan.

Dr. D. Sooranna, Ms. J. Hirani dan Dr. I Das di Academic Department of Obsterrics dan Gynaecology, Chelsea dan Westminster Hospital in London UK. Mereka menyimpulkan bahwa walaupun pre-eclampsia dan kelambatan pertumbuhan merupakan kondisi yang kompleks, mengkonsumsi pil/kapsul bawang

ditulis ulang oleh Pak Rt
sumber dr berbagai sumber
Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI

DIALOG IMAJINER GUS DUR DAN SANTRI


Assalamu'alaikum Para Santri ~ selamat menyimak

Santri     : "Ini semua gara-gara Nabi Adam, ya Gus!"
Gus Dur : "Loh, kok tiba-tiba menyalahkan
Nabi Adam, kenapa Kang."
Santri     : "Lah iya, Gus. Gara-gara Nabi Adam dulu
makan buah terlarang, kita sekarang merana. Kalau Nabi Adam dulu enggak tergoda Iblis kan kita anak cucunya ini tetap di surga. Enggak kayak sekarang, sudah tinggal di bumi, eh ditakdirkan hidup di Negara terkorup, sudah begitu jadi orang miskin pula. Emang seenak apa sih rasanya buah itu, Gus?"
Gus Dur : "Ya tidak tahulah, saya kan juga belum
pernah nyicip. Tapi ini sih bukan soal rasa. Ini soal khasiatnya."
Santri     : "Kayak obat kuat aja pake khasiat segala.
Emang Iblis bilang khasiatnya apa sih, Gus? Kok Nabi Adam bisa sampai tergoda?"
Gus Dur : "Iblis bilang, kalau makan buah itu katanya
bisa menjadikan Nabi Adam abadi."
Santri     : "Anti-aging gitu, Gus?"
Gus Dur : "Iya. Pokoknya kekal."
Santri     : "Terus Nabi Adam percaya, Gus? Sayang,
iblis kok dipercaya."
Gus Dur : "Lho, Iblis itu kan seniornya Nabi Adam."
Santri     : "Maksudnya senior apa, Gus?"
Gus Dur : "Iblis kan lebih dulu tinggal di surga dari
pada Nabi Adam dan Siti Hawa."
Santri     : "Iblis tinggal di surga? Masak sih, Gus?"
Gus Dur : "Iblis itu dulunya juga penghuni surga,
terus di usir, lantas untuk menggoda Nabi Adam, iblis menyelundup naik ke surga lagi dengan berserupa ular dan mengelabui merak sang  burung surga, jadi iblis bisa membisik dan menggoda Nabi Adam."
Santri     : "Oh iya, ya. Tapi, walau pun Iblis yang
bisikin, tetap saja Nabi Adam yang salah.
Gara–garanya, aku jadi miskin kayak gini."
Gus Dur : "Kamu salah lagi, Kang. Manusia itu tidak
diciptakan untuk menjadi penduduk surga.
Baca surat Al-Baqarah : 30. Sejak awal sebelum Nabi Adam lahir eh, sebelum Nabi Adam diciptakan, Tuhan sudah berfirman ke para malaikat kalo Dia mau menciptakan  manusia yang menjadi khalifah (wakil Tuhan) di bumi."
Santri     : "Lah, tapi kan Nabi Adam dan Siti Hawa
tinggal di surga?"
Gus Dur : "Iya, sempat, tapi itu cuma transit. Makan
buah terlarang atau tidak, cepat atau lambat,  Nabi Adam pasti juga akan diturunkan ke bumi untuk menjalankan tugas dari-Nya, yaitu memakmurkan bumi. Di surga itu masa persiapan, penggemblengan. Di sana Tuhan mengajari Nabi Adam bahasa, kasih tahu semua nama benda. (lihat Al- Baqarah : 31).
Santri     : "Jadi di surga itu cuma sekolah gitu, Gus?"
Gus Dur : "Kurang lebihnya seperti itu. Waktu di
surga, Nabi Adam justru belum jadi khalifah. Jadi khalifah itu baru setelah beliau turun ke bumi."
Santri     : "Aneh."
Gus Dur : "Kok aneh? Apanya yang aneh?"
Santri     : "Ya aneh, menyandang tugas wakil Tuhan
kok setelah Nabi Adam gagal, setelah tidak lulus ujian, termakan godaan Iblis? Pendosa kok jadi wakil Tuhan."
Gus Dur : "Lho, justru itu intinya. Kemuliaan
manusia itu tidak diukur dari apakah dia bersih dari kesalahan atau tidak. Yang penting itu bukan melakukan kesalahan atau tidak melakukannya. Tapi bagaimana bereaksi terhadap kesalahan yang kita lakukan. Manusia itu pasti pernah keliru dan salah, Tuhan tahu itu. Tapi meski demikian nyatanya Allah memilih Nabi Adam, bukan malaikat."
Santri     : "Jadi, tidak apa-apa kita bikin kesalahan,
gitu ya, Gus?"
Gus Dur : "Ya tidak seperti itu juga. Kita tidak bisa
minta orang untuk tidak melakukan kesalahan. Kita cuma bisa minta mereka untuk berusaha tidak melakukan kesalahan. Namanya usaha, kadang berhasil, kadang enggak."
Santri     : "Lalu Nabi Adam berhasil atau tidak,Gus?"
Gus Dur : "Dua-duanya."
Santri     : "Kok dua-duanya?"
Gus Dur : "Nabi Adam dan Siti Hawa melanggar
aturan, itu artinya gagal. Tapi mereka berdua kemudian menyesal dan minta ampun. Penyesalan dan mau mengakui kesalahan, serta menerima konsekuensinya (dilempar dari surga), adalah keberhasilan."
Santri     : "Ya kalo cuma gitu semua orang bisa.
Sesal kemudian tidak berguna, Gus."
Gus Dur : "Siapa bilang? Tentu saja berguna dong.
Karena menyesal, Nabi Adam dan Siti Hawa dapat pertobatan dari Tuhan dan dijadikan khalifah (lihat Al-Baqarah: 37). Bandingkan dengan Iblis, meski sama-sama diusir dari surga, tapi karena tidak tobat, dia terkutuk  sampe hari kiamat."
Santri     : "Ooh…"
Gus Dur : "Jadi intinya begitulah. Melakukan
kesalahan itu manusiawi. Yang tidak manusiawi, ya yang iblisi itu kalau sudah salah tapi tidak mau mengakui kesalahannya justru malah                           merasa bener sendiri, sehingga menjadi sombong."
Santri     : "Jadi kesalahan terbesar Iblis itu apa, Gus?
Tidak mengakui Tuhan?"
Gus Dur : "Iblis bukan atheis, dia justru monotheis.
Percaya Tuhan yang satu."
Santri     : "Masa sih, Gus?"
Gus Dur : "Lho, kan dia pernah ketemu Tuhan,
pernah dialog segala kok."
Santri     : "Terus, kesalahan terbesar dia apa?"
Gus Dur : "Sombong, menyepelekan orang lain dan
memonopoli kebenaran."
Santri     : "Wah, persis cucunya Nabi Adam juga
tuh."
Gus Dur : "Siapa? Ente?"
Santri     : "Bukan. Cucu Nabi Adam yang lain, Gus.
Mereka mengaku yang paling bener, paling sunnah, paling ahli surga. Kalo ada orang lain berbeda pendapat akan mereka serang. Mereka tuduh kafir, ahli bid'ah, ahli neraka. Orang lain disepelekan. Mereka mau orang lain menghormati mereka, tapi mereka tidak mau menghormati orang lain. Kalau sudah marah nih, Gus. Orang-orang ditonjokin, barang-barang orang lain dirusak, mencuri kitab kitab para ulama. Setelah itu mereka bilang kalau mereka pejuang kebenaran. Bahkan ada yang sampe ngebom segala loh."
Gus Dur : "Wah, persis Iblis tuh."
Santri     : "Tapi mereka siap mati, Gus. Karena kalo
mereka mati nanti masuk surga katanya."
Gus Dur : "Siap mati, tapi tidak siap hidup."
Santri     : "Bedanya apa, Gus?"
Gus Dur : "Orang yang tidak siap hidup itu berarti
tidak siap menjalankan agama."
Santri     : "Lho, kok begitu?"
Gus Dur : "Nabi Adam dikasih agama oleh Tuhan
kan waktu diturunkan ke bumi (lihat Al- Baqarah: 37). Bukan waktu di surga."
Santri     : "Jadi, artinya, agama itu untuk bekal hidup,
bukan bekal mati?"
Gus Dur : "Pinter kamu, Kang!"
Santri     : "Santrinya siapa dulu dong? Gus Dur."



ditulis ulang oleh Pak Rt
sumber #copas_kang_haji
Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI
Assalamu'alaikum Para Santri~ Tembang Lir Ilir ini digubah oleh Sunan Kalijaga pada jaman kerajaan Jawa Islam, sebagai sarana dakwah/syiar agama Islam di pulau Jawa pada masa itu.

Banyak versi musik yang pernah dibuat/diaransemen untuk tembang ini. Dan beberapa tahun yang lalu, kelompok kesenian Kyai Kanjeng yang dipimpin oleh seniman & budayawan Emha Ainun Najib (Cak Nun), turut pula menyemarakkan blantika musik Indonesia dengan mengaransemen ulang tembang Lir Ilir ini dengan nuansa yang lebih religius dan sakral.

Video slideshow ini dibuat dan terinspirasikan dari kekaguman akan kedalaman makna tembang Lir Ilir; serta penjiwaan aransemen musiknya (yang kali ini digarap oleh Emha Ainun Najib bersama kelompok keseniannya) yang nyaris sempurna.


Berikut Arti tembang Lir - ilir secara bahasa maupun secara maknanya

Arti secara harfiah

Lir-ilir, lir ilir
(Sayup-sayup, Sayup-sayup bangun (dari tidur) 

Tandure wus sumilir 
(Tanamannya sudah mulai bersemi)

Tak ijo royo-royo 
(Tanaman-tanaman sudah mulai bersemi)

Tak sengguh temanten anyar 
(demikian menghijau bagaikan gairah pengantin baru)

Cah angon, cah angon 
(Anak-anak penggembala)

Penekno belimbing kuwi 
(tolong panjatkan pohon blimbing itu)

Lunyu-lunyu penekno 
(walaupun licin tetap panjatlah)

Kanggo mbasuh dodotiro 
(untuk mencuci pakaian)

Dodotiro, dodotiro 
(Pakaianmu, pakaianmu)

Kumitir bedah ing pinggir 
(Terkoyak-koyak dibagian samping)

Dondomono, Jlumatono 
(Jahitlah, benahilah)

Kanggo sebo mengko sore 
(Untuk menghadap nanti sore)

Mumpung padhang rembulane 
(Selagi terang rembulannya)

Mumpung jembar kalangane 
(Selagi sedang banyak waktu luang)

Yo surako surak iyo 
(Bersoraklah dengan sorakan Iya)


Makna yg terkandung didalamny seperti berikut

Lir-ilir, lir ilir
Bangunlah bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas, bangun dari kebodohan tentang tidak mengenal Allah)

Tandure wus sumilir 
(Agama ALLAH (ISLAM) Telah tumbuh dan berkembang)

Tak ijo royo-royo 
(Ajarannya Begitu Menyejukan/menyegarkan jiwa)

Tak sengguh temanten anyar 
(Bagaikan meraih kebahagiaan lahir dan batin)

Cah angon, cah angon 
(Para Pemimpin, Para Penguasa bisa juga diartikan para guru yang memiliki murid atau pengikut)

Penekno belimbing kuwi 
(berusahalah mengambil ajaran ISLAM (yang mempunyai 5 rukun)

Lunyu-lunyu penekno 
(Walaupun susah dan banyak rintangan, tetaplah berusaha ngimani dan yakini)

Kanggo mbasuh dodotiro 
(untuk membersihkan kotoran yang melekat dijiwa mu)

Dodotiro, dodotiro 
(Keimanan / keyakinan / ketaqwaan mu)

Kumitir bedah ing pinggir 
(Telah luntur dan rusak dibeberapa bagian)

Dondomono, Jlumatono 
(Perbaikilah / sucikanlah dengan berdzikir dan mengaji)

Kanggo sebo mengko sore 
(Sebagai bekal disaat menjelang ajal / menghadap Allah)

Mumpung padhang rembulane 
(Selagi kamu masih hidup, mampu dan sehat jiwa raga)

Mumpung jembar kalangane 
(Selagi masih terbuka hidayah dan kesempatan bertaubat)

Yo surako surak iyo 
(Dan jawablah seruan Allah dengan keimanan penuh)


sumber Indro Gunarto 
ditulis Ulang oleh Pak Rt
Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI
Assalamu'alaikum Para Santri~
Lyrics Ojo Lunga

Chorus :
Wes to ojo Lunga, Nang negara liya
Tetep nang kene, Ngancani aku ae
Ketiwas ati Loro, koyone ra sepira
Mending nang kene, kumpul sak kluargane 

Verse : 
Yen bendinane aku tetep nang omah 
Raiso polah-polah pancet rejekiku
Mangkane aku pengen metu ko omah
Niati nggolek nafkah nang negara liya

Kenopo awakmu ora ngerti , aku ancen ra ngerti 
Padahal wes tak kandani , aku tetep ra ngerti 
Opo awakmu lali , rasane ditinggal suwengi 
Seiki kon malah ape lunga , aku pe nggolek dunyo
Dunyo mbok gawe apa , yo jelas gawe riko , dunyomu ra ketampa , seng ana atiku nelongso

Chorus : 
Wes to ojo Lunga, Nang negara liya
Tetep nang kene, Ngancani aku ae
Ketiwas ati Loro, koyone ra sepira
Mending nang kene, kumpul sak kluargane 

Verse : 
Tahun-tahunan aku ra ndue omah 
Raiso tuku tanah , kakehan utangku 
Mangkane aku pengen metu ko omah
Niati nggolek nafkah nang negara liya

Kenopo awakmu ora ngerti , aku ancen ra ngerti 
Padahal wes tak kandani , aku tetep ra ngerti 
Opo awakmu lali , rasane ditinggal suwengi 
Saiki kon malah ape lunga , aku pe nggolek dunyo 
Dunyo mbok gawe apa , yo jelas gawe riko , dunyomu ra ketampa , seng ana atiku nelongso 

Chorus : 
Wes to ojo Lunga, Nang negara liya
Tetep nang kene, Ngancani aku ae
Ketiwas ati Loro, koyone ra sepira
Mending nang kene, kumpul sak kluargane 

Bridge ; 
Yowis nek ancen ra oleh 
Ora pengen lunga maneh 
Ora ngoyo nggolek sugih 
Seng Penting ati ayem waras kabeh
Rejeki uwes dipanci 
Ora ngiro riwa-riwi
Ra usah ngoyo nggoleki 
seng Penting di syukuri di nikmati

Chorus : 
Wes to ojo Lunga, Nang negara liya
Tetep nang kene, Ngancani aku ae
Ketiwas ati Loro, koyone ra sepira
Mending nang kene, kumpul sak kluargane (2x)

Wes ojo lunga Nang negara liya
Wes ojo lunga 
Ngancani aku ae

Wes ojo lunga kancani kula
Wes ojo lunga 
Kumpul sak Kluargane
__________________________
Sebuah karya bersama rekan-rekan Instagram untuk
Gamelawan (@gamelawan)

Director Awan

Producer PANDAWA5 PRODUCTION

Singer Dytha (dytha_linciorha)

Initiator Tohar (@area_foto_art)

Translator 1 Evy (@evynlaila_)
Translator 2 Naya (@bhuminayaka)

Cameraman Fendy (@mae_fendy)

Make-up Evy (@evynlaila_)

Talent Tohar (@area_foto_art)
Tina (@yess_anit)
Aidi (@kangaidi)
A'at 

Editor Kholis

Thanks to Moon Cafe (@mooncafe_lmg)
Mahmud Junaidi
Faiz Monroe (@faizmonroe)




Musisi muda berbakat AftaRiswanda : https://www.instagram.com/aftariswanda/ Bagi yang mau kolab bisa langsung DM