September 2017
Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI

Mbah Djazuli Ploso.

Assalamu'alaikum wahai para sahabat~  Beliau adalah sosok Kyai yg tegas, disiplin dan pecinta ilmu sepanjang hayat. Keahlian beliau dibidang ilmu Alat (Nahwu, Shorof, Balaghoh, Mantiq) tidak diragukan lagi. Bahkan sbagian santri beliau yg berkisah bhwa Mbah Djazuli laksana Imam Sibawaih pakar ilmu alat di zamannya. Pentingnya menguasai ilmu alat (disamping utk memahami alquran hadis), diantaranya, seperti maqalah: "man fahima lughota qoumin amina min syarrihim"(siapa yg faham logat suatu qaum akan selamat dari makar).

Keteladanan yg patut dicontoh pada diri Mbah Djazuli adalah Ngaji dan ketawaduannya. Ngaji bakal aji. Seperti yg prnh didawuhkan Yai Dah putra Mbah Djazuli: "Ngaji iku nggarai sugih. Ojo kuatir ga isok mangan, sing penting awakmu istiqomah ngaji." La Shohiba ilmin mamqutun (org yg memiliki ilmu takkan suram masa depannya).

Kecintaan Mbah Djazuli terhadap Ngaji kitab tak terbantahkan lagi. Tak heran bila beliau dikenal dg pengamal Thariqah ta'lim wat ta'allum hingga akhir hayat. Meskipun demikian beliau lebih mengedepankan akhlaq daripada ilmu, Al-adab fauqal ilmi (Etika diatas ilmu).

Sprti yg prnah dikisahkan dlm biografi Sang Blawong, Mbah Djazuli prnh brgkt menuntut ilmu (semacam kuliah) di Batavia yg mana dimasa itu pendidikan serba sulit dan dipersulit oleh Belanda. Namun tiba2 beliau ditimbali (dipanggil) pulang ke Ploso oleh ayahnya (Mbah Utsman). Trnyta yg melatar belakangi pemanggilan itu adalah Mbah kyai Ma'ruf kedunglo. Mnurut bliau, Mbah Djazuli lebih cocok mondok saja. Akhirnya dg penuh ketawadu'an terhadap Kyai Ma'ruf, Mbah Djazuli meninggalkan Dunia Akademik menuju pondok Mbah Zainuddin Mojosari Nganjuk.

Dari situlah permulaan cinta Ngaji ditempuh oleh Mbah Djazuli (yg selanjutny Nyantri ke Mbah Hasyim Tebuireng, Buduran sdorjo, Tremas hingga Mekkah), meskipun beliau sempat akan mnjadi Calon Sarjana elit di batavia tapi perintah untuk mondok yg diprakarsai Kyai Ma'ruf akhirnya beliau dahulukan. Sikap etika dan akhlaq tawadu' trhadap Kyai Ma'ruf beliau patuhi.

Nah, adakah sarjana2 sekarang yang berani meneladani akhlaq Mbah Djazuli?! Tanpa membantah, tanpa merasa pinter, beliau tetap menghormati Mbah Kyai Ma'ruf Kedunglo sbg panutan.

Khususon Mbah Djazuli, Mbah utsman, Mbah ma'ruf kedunglo, Mbah Zainuddin, Mbah Hasyim Asy'ari, lahumul fatihah..

ditulis ulang oleh Pak Rt
sumber M Nahrowi

Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI


KALAU ADA PERTANYAAN
"MANA DALILNYA?"
==============
Assalamu'alaikum wahai para sahabatSaya tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya ibadah dan kehidupan muslim nantinya jika semua orang selalu diminta “mana dalilnya?” dalam setiap pekerjaan mereka. Ini fenomena beragama yang ‘aneh’, selalu meminta dalil dan dalil yang dimaksud adalah ayat Qur’an atau juga hadits Nabi s.a.w.
.
Kalau Semua Harus Tahu Dalil ...
.
Kalau saja semua muslim itu harus tahu dalilnya dalam beribadah, dan dalil yang dimaksud adalah Qur’an dan hadits Nabi s.a.aw., coba bayangkan bersama saya, jika tidak mau bersama saya, bayangkan sendiri saja, berapa banyak ibadah umat Islam ini yang tertolak dan tidak sah, karena memang banyak muslim yang beribadah tapi tidak tahu dan tidak hafal ayat dan hadits yang menjadi dasar ibadahnya. Wudhunya tidak sah, karena hadits tentang membasuh muka serta atau yang menjadi bukti kepala diusap itu mereka tidak hafal. Akhirnya semua ibadah yang dilakukan sia-sia, kalau sejak awal tahu itu sia-sia, lalu Ngapain ibadah?

Lebih lagi, jika semua harus tahu dalil, karena beranggapan bahwa semua ibadah itu harus tahu dalilnya, bagaimana dan siapa yang akhirnya menunjang dan menaga keseimbangan hidup ini? siapa yang akhirnya menjadi arsitek, menata gedung dan kota jika semuanya sibuk belajar ayat dan hadits? Dan siapa yang mau jadi dokter untuk mengobati pelajar yang belajar ayat dan hadits itu sakit? Lalu siapa pula yang mengurusi administrasi kependudukan mereka jika semua PNS sibuk menghafal dalil? Siapa yang menjaga kemanaan jika aparat militer negara mangkir dari latihan karena harus menghafal dalil ibadah mereka?
.
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
.
“dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imron 104)
.
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
.
“ tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (at-Taubah 122)
.
Distribusi Tugas Dalam Islam
.
2 ayat di atas –dan masih banyak ayat lainnya- sudah cukup menjadi bukti, walaupun sejatinya argumen logika sebelum 2 ayat di atas sudah cukup menjadi bukti bahwa memang dalam Islam ini ada yang disebut dengan “Distribusi pekerjaan”. Setiap orang bekerja sesuai bidangnya, dan semua harus berimbang. Tidak semua menjadi “ustadz”, juga tidak semua menjadi “dokter”. Harus ada pembagian pekerjaan agar seimbang hidup ini. nah, agar begitu kuat, saya tambahkan 2 ayat agar memang para “pencari dalil” itu yakin bahwa dalam Islam tidak semua harus jadi ahli agama. Dalam artian, tidak semua harus tahu dalil.
.
Lihat ayat di atas, perintah untuk mendalami agama itu ditujukan untuk “sebagian” dari umat ini. tidak semuanya. Semua memang harus tahu kewajibannya dalam agama, akan tetapi kewajiban yang sifatnya umum. Dalam hal mendetail, mengerti dalil, paham ayat serta mampu meneliti hadits itu bukan pekerjaan semua muslim. Itu hanya beberapa orang saja, yang memang sudah mengkhususkan dirinya untuk jadi seorang penyuluh agama yang baik.
.
Dalil Bagi Awam itu ...

Sejak dulu, mestinya para sahabat yang mulia, yang mereka bertemu langsung dengan sumber syariah; Nabi s.a.w., mestinya mereka itu ketika ditanya oleh awam sahabat, mereka sertakan juga dengan: “ini dalilnya, dan hafalkan!”. Tapi nyatanya kita tidak mendapati itu. Mereka menjawab dan banyak dari mereka hanya menjawab tanpa adanya ayat atau juga hadits. Begitu juga yang dilakukan oleh ulama-ulama masa selanjutnya; Tabi;in juga Tabi’u al-Tabi’in. Karena mereka tahu, paham serta mengerti, bahwa bukan kewajiban awam untuk tahu dalil; karena tahu atau tidak tahunya awam terhadap dalil itu sama saja tidak berguna.
.
فتاوى المجتهدين بالنسبة إلى العوام كالأدلة الشرعية بالنسبة إلى المجتهدين
.
Fatwa-fatwa ulama mujtahidin bagi orang awam itu ibarat dalil syar’i bagi para mujtahid. (Ibrahim bin Musa as-Syathibi w. 790 H, al-Muwafaqat, h. 5/ 336).
.
Itu kata Imam al-Syatibiy, dan kemudian beliau meneruskan:
.
والدليل عليه أن وجود الأدلة بالنسبة إلى المقلدين وعدمها سواء؛ إذ كانوا لا يستفيدون منها شيئا؛ فليس النظر في الأدلة والاستنباط من شأنهم، ولا يجوز ذلك لهم ألبتة
.
Dasarnya adalah ada dan tidaknya dalil bagi orang awam itu sebenarnya sama saja. Karena mereka belum bisa mengambil faedah dari dalil-dalil itu. Menganalisis dalil-dalil syar’i bukanlah tugas mereka. Bahkan tidak boleh sama sekali mereka melakukan itu. (Ibrahim bin Musa as-Syathibi w. 790 H, al-Muwafaqat, h. 5/ 337)
.
Memberikan dalil kepada orang awam itu seperti memberikan material bahan bangunan kepada guru matematika. Ia tidak mengerti bagaimana memanfaatkan bahan dan material tersebut, kalaupun dipaksanakan, bukan bangunan yang berdiri akhirnya, tapi bisa jadi hanya tumpukan bata tak bertata. Karena memang yang mengerti bagaimana bahan bangunan itu diolah adalah tukang bangunan itu sendiri. Bahan dan material bangunan itu bahan mnetah, yang hanya bisa dimatangkan oleh yang ahlinya.
.
Begitu juga ayat dan hadits, kedua sumber mulia itu adalah bahan mentah yang belum matang, dan sama sekali itu tidak berguna dan tidak bermanfaat bagi awam. Ia bisa berguna dan bermanfaat jika memang berada di tangan ahlinya; para ahli fiqih. Karena memang memgolah ayat dan hadits sampai akhirnya kemudian menjadi sebuah produk hukum itu ada seni dan kehalian khusus yang tidak semua bisa menguasai itu jika hanya bermodal sedikit bahasa arab dan ikut pengajian mingguan.
.
Maka pertanyaan “mana dalilnya?” yang ditujukan kepada awam pertanyaan yang salah sasaran dan keliru, karena awam tidak butuh dalil ayat dan hadits. Mereka itu hanya butuh hukum yang mereka akses dari gurunya, yang mana gurunya itu juga mengakses dari gurunya, hingga sampai rantai akses itu kepada imam madzhab juga sampai kepada Rasululullah s.a.w..
.
Jadi tepatnya adalah; “siapa gurumu yang mengajari itu?”. Kalau jawabannya “Rasul!”, itu juga keliru. Karena yang namanya berguru itu bertemu, apakah ia bertemu dengan Rasul s.a.w. sehingga yakin bahwa jawabannya itu memang benar jawaban dari rasul?
.
Wallahu a’lam.
===========
Capas: Ahmad Zarkasih, Lc

Sumber Romi Satrio


Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI
Ilustrasi Ngerumpi

Assalamu'alaikum Para Santri~  semoga ALLAH SWT senantiasa meridhoi kita semua,,, aamiin ALLAAHUMMA aamiin,,,

sahabat,,, sore ini saya ingin mengajak para sahabat untuk ngerumpi perkara PAHALA ^_^

duluuu diawal kita mempelajari agama, salahsatu hal pertama yang kita dapati adalah pengajaran tentang pahala dan dosa ^_^

naaahh berangkat dari keinginan akan syurga, maka kita seringkali menyibukan diri untuk terus menerus menabung jumlah pahala dengan berbagai perilaku ibadah yang kita ketahui,,,

pada titik ini, seringkali pula kita dihadapkan pada satu kondisi dan situasi dimana kita merasa gelisah akan penilaian orang lain terkait dengan perilaku ibadah yang kita kerjakan,,,
contooohh,,, lagi asyik yasinan tau-tau ada mahluk ajaib lewat sambil teriak Biiiddengaaaaahhh,,,!!!

cobaaa kita bayangin,,, gimana rasa nya temperatur ubun-ubun yang tiba-tiba suhu nya mampu bikin air 2 gentong mendidih dalam waktu 3menit kalo di taro dikepala kita ketika itu,,,
dahsyat nya,,, bila dibandingkan dengan senyuman mu,,, membuat akuuu,,, beku darah,,,
(whueleeehh,,, ngapah jadi nyanyi lagu bang megy ini,,, haddooouuhh,,,),,,

okeh,,, back to jempol,,,
sahabaaatt,,, sebenar nya niiihh,,, kita ndak perlu galau gemilau berkilau-kilau dengan keadaan tersebut,,,
karenaaa,,, sesungguh nya tiap-tiap kita tidak ada yang tahu apakah ibadah kita berhadiah pahala ataukah malah dosa ^_^

contoh nya sang mahluk ajaib yang tiba-tiba tereak-tereak teu puguh bikin gaduh yang berujung rusuh,,,

begitupun kita yang tanpa sadar baca alqur'an cuma 1x seminggu (tapi giliran chatt ma #kekasih_khayalan di dunia maya yang penuh tipuan, bisa berkali-kali dalam sehari,,,) dah gitu yang di baca cuma surah Yassin seeeee-yassin-yassin-nya ^_^

naaahh,,, apakah perilaku ibadah yang demikian tersebut layak untuk keluar sebagai Sang Juara & berhak mendapatkan hadiah Utama yaitu tiket masuk ke syurga?

#jangan_tanya_saya ^_^
ditulis oleh Bayu al ghuyu-ghuyu

Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI

Khasiat Bawang Putih


Assalamu'alaikum Para SantriBawang putih mengandung senyawa kimia yang masing-masing memiliki manfaat dan khasiat sebagai obat.

Khasiat Bawang Putih

Berikut adalah beberapa Kandungan Senyawa Dan Khasiat Bawang Putih yang dimiliki bawang putih :

Bawang putih mengandung minyak atsiri yang bermanfaat sebagai anti bakteri dan anti septik.
Bawang putih mengandung allicin dan aliin yang bermanfaat sebagai daya anti kolesterol untuk mencegah penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi dll
Pada umbi bawang putih mengandung senyawa kimia yang cukup banyak, diantaranya :
1. Kalsium yang memiliki sifat menenangkan sehingga cocok sebagai pencegah hipertensi
2. Saltivine yang bermanfaat sebagai mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan serta merangsang susunan sel syaraf
3. Diallysulfide, alilpropil-disulfida : anti cacing.
4. Belerang
5. Protein
6. Lemak
7. Fosfor
8. Besi
9. Vitamin A, B1 dan C.

Kandungan Senyawa Dan Khasiat Bawang Putih

Kandungan Senyawa Dan Khasiat Bawang Putih untuk pengobatan penyakit, diantaranya :

a. Bawang putih untuk mengobati Flu dan Batuk.

Karena kandungan sulfur yang dimiliki bawang putih membuatnya memiliki aroma yang khas untuk meningkatkan dan mempercepat kerja membran mucous di saluran pernapasan yang membantu melegakan tenggorokan dan mengeluarkan lendir. Bawang putih yang mentah mengandung phytochemical yang dapat membantu membunuh bakteri dan virus penyebab penyakit. Pada sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1992 dari sebuha Universitas Brigham Young di Utah mengungkapkan bahwa bawang putih yang ditumbuk dan menghasilkan minyak dapat membunuh rhinivirus tipe 2 ( penyebab umum sakit flu ) dan membunuh 2 macam herpes ( penyakit kulit menular ) serta beberapa virus lainnya.

Cara mengobati batuk :

Hancurkan beberapa siung bawang putih secukupnya, lalu masukan ke dalam panci yang berisi susu putih dingin, kemudian panaskan sekitar 1-2 menit dan minum selagi hangat.

b. Bawang Putih mengobati kolesterol tinggi

Bawang putih yang mengandung allicin dan aliin yang bermanfaat sebagai anti kolesterol dan memperkecil gejala dari penyakit jantung dan menyembuhkan tekanan darah tinggi. Pada salah satu studi yang diedarkan di “The Journal of The Royal College of Physicians” oleh Silagy CS dan Neil HAW tahun 1994 mengungkapkan bahwa bawang putih merupakan pelopor untuk mengurangi lemak dalam tubuh dan yang terpenting adalah membantu proses penyembuhan dari kadar kolesterol tinggi. Penurunan kadar kolesterol dapat mencapai 12 % dari total kolesterol yang dimiliki jika rajin mengkonsumsi bawang putih secara teratur dan baik dengan pola makan penurunan ini dapat terjadi selama 4 minggu perawatan.

c. Bawang Putih untuk penyakit kanker

Bawang putih maupun bawang merah memang dipercaya dapat mencegah timbulnya gejala dari berbagai jenis kanker terutama kanker perut dan usus besar. Kandungan Organosulfida yang bermanfaat untuk membantu hati dalam memproduksi senyawa kimia beracun. Menurut penelitian epidemiologis mengatakan senyawa kimia yang mengkonsumsi bawang putih memiliki resiko lebih rendah terkena kanker perut dan usus besar.

Menurut peneliti dari Penn State University dalam membuktikan dan mendapatkan hasil yang maksimal adalah dengan cara memotong tipis dan menghaluskan bawang paling sedikit 10 menit guna membentuk kandungan-kandungan yang membantu membunuh sel penyebab kanker.

d. Bawang Putih dan Kehamilan

Mengkonsumsi bawang putih selama masa hamil dapat mengurangi resiko komplikasi kehamilan Pre-eclampsia (meningkatkan tekanan darah yang mengandung protein dalam urine) dan membantu menaikkan berat badan bayi selama dalam kandungan.

Dr. D. Sooranna, Ms. J. Hirani dan Dr. I Das di Academic Department of Obsterrics dan Gynaecology, Chelsea dan Westminster Hospital in London UK. Mereka menyimpulkan bahwa walaupun pre-eclampsia dan kelambatan pertumbuhan merupakan kondisi yang kompleks, mengkonsumsi pil/kapsul bawang

ditulis ulang oleh Pak Rt
sumber dr berbagai sumber
Blog ini mengenai syiar ISLAM ala NUSANTARA, yang menjunjung adab ketimuran, sekaligus sebagai gambaran kecintaan terhadap kyai, habaib, dan NKRI

DIALOG IMAJINER GUS DUR DAN SANTRI


Assalamu'alaikum Para Santri ~ selamat menyimak

Santri     : "Ini semua gara-gara Nabi Adam, ya Gus!"
Gus Dur : "Loh, kok tiba-tiba menyalahkan
Nabi Adam, kenapa Kang."
Santri     : "Lah iya, Gus. Gara-gara Nabi Adam dulu
makan buah terlarang, kita sekarang merana. Kalau Nabi Adam dulu enggak tergoda Iblis kan kita anak cucunya ini tetap di surga. Enggak kayak sekarang, sudah tinggal di bumi, eh ditakdirkan hidup di Negara terkorup, sudah begitu jadi orang miskin pula. Emang seenak apa sih rasanya buah itu, Gus?"
Gus Dur : "Ya tidak tahulah, saya kan juga belum
pernah nyicip. Tapi ini sih bukan soal rasa. Ini soal khasiatnya."
Santri     : "Kayak obat kuat aja pake khasiat segala.
Emang Iblis bilang khasiatnya apa sih, Gus? Kok Nabi Adam bisa sampai tergoda?"
Gus Dur : "Iblis bilang, kalau makan buah itu katanya
bisa menjadikan Nabi Adam abadi."
Santri     : "Anti-aging gitu, Gus?"
Gus Dur : "Iya. Pokoknya kekal."
Santri     : "Terus Nabi Adam percaya, Gus? Sayang,
iblis kok dipercaya."
Gus Dur : "Lho, Iblis itu kan seniornya Nabi Adam."
Santri     : "Maksudnya senior apa, Gus?"
Gus Dur : "Iblis kan lebih dulu tinggal di surga dari
pada Nabi Adam dan Siti Hawa."
Santri     : "Iblis tinggal di surga? Masak sih, Gus?"
Gus Dur : "Iblis itu dulunya juga penghuni surga,
terus di usir, lantas untuk menggoda Nabi Adam, iblis menyelundup naik ke surga lagi dengan berserupa ular dan mengelabui merak sang  burung surga, jadi iblis bisa membisik dan menggoda Nabi Adam."
Santri     : "Oh iya, ya. Tapi, walau pun Iblis yang
bisikin, tetap saja Nabi Adam yang salah.
Gara–garanya, aku jadi miskin kayak gini."
Gus Dur : "Kamu salah lagi, Kang. Manusia itu tidak
diciptakan untuk menjadi penduduk surga.
Baca surat Al-Baqarah : 30. Sejak awal sebelum Nabi Adam lahir eh, sebelum Nabi Adam diciptakan, Tuhan sudah berfirman ke para malaikat kalo Dia mau menciptakan  manusia yang menjadi khalifah (wakil Tuhan) di bumi."
Santri     : "Lah, tapi kan Nabi Adam dan Siti Hawa
tinggal di surga?"
Gus Dur : "Iya, sempat, tapi itu cuma transit. Makan
buah terlarang atau tidak, cepat atau lambat,  Nabi Adam pasti juga akan diturunkan ke bumi untuk menjalankan tugas dari-Nya, yaitu memakmurkan bumi. Di surga itu masa persiapan, penggemblengan. Di sana Tuhan mengajari Nabi Adam bahasa, kasih tahu semua nama benda. (lihat Al- Baqarah : 31).
Santri     : "Jadi di surga itu cuma sekolah gitu, Gus?"
Gus Dur : "Kurang lebihnya seperti itu. Waktu di
surga, Nabi Adam justru belum jadi khalifah. Jadi khalifah itu baru setelah beliau turun ke bumi."
Santri     : "Aneh."
Gus Dur : "Kok aneh? Apanya yang aneh?"
Santri     : "Ya aneh, menyandang tugas wakil Tuhan
kok setelah Nabi Adam gagal, setelah tidak lulus ujian, termakan godaan Iblis? Pendosa kok jadi wakil Tuhan."
Gus Dur : "Lho, justru itu intinya. Kemuliaan
manusia itu tidak diukur dari apakah dia bersih dari kesalahan atau tidak. Yang penting itu bukan melakukan kesalahan atau tidak melakukannya. Tapi bagaimana bereaksi terhadap kesalahan yang kita lakukan. Manusia itu pasti pernah keliru dan salah, Tuhan tahu itu. Tapi meski demikian nyatanya Allah memilih Nabi Adam, bukan malaikat."
Santri     : "Jadi, tidak apa-apa kita bikin kesalahan,
gitu ya, Gus?"
Gus Dur : "Ya tidak seperti itu juga. Kita tidak bisa
minta orang untuk tidak melakukan kesalahan. Kita cuma bisa minta mereka untuk berusaha tidak melakukan kesalahan. Namanya usaha, kadang berhasil, kadang enggak."
Santri     : "Lalu Nabi Adam berhasil atau tidak,Gus?"
Gus Dur : "Dua-duanya."
Santri     : "Kok dua-duanya?"
Gus Dur : "Nabi Adam dan Siti Hawa melanggar
aturan, itu artinya gagal. Tapi mereka berdua kemudian menyesal dan minta ampun. Penyesalan dan mau mengakui kesalahan, serta menerima konsekuensinya (dilempar dari surga), adalah keberhasilan."
Santri     : "Ya kalo cuma gitu semua orang bisa.
Sesal kemudian tidak berguna, Gus."
Gus Dur : "Siapa bilang? Tentu saja berguna dong.
Karena menyesal, Nabi Adam dan Siti Hawa dapat pertobatan dari Tuhan dan dijadikan khalifah (lihat Al-Baqarah: 37). Bandingkan dengan Iblis, meski sama-sama diusir dari surga, tapi karena tidak tobat, dia terkutuk  sampe hari kiamat."
Santri     : "Ooh…"
Gus Dur : "Jadi intinya begitulah. Melakukan
kesalahan itu manusiawi. Yang tidak manusiawi, ya yang iblisi itu kalau sudah salah tapi tidak mau mengakui kesalahannya justru malah                           merasa bener sendiri, sehingga menjadi sombong."
Santri     : "Jadi kesalahan terbesar Iblis itu apa, Gus?
Tidak mengakui Tuhan?"
Gus Dur : "Iblis bukan atheis, dia justru monotheis.
Percaya Tuhan yang satu."
Santri     : "Masa sih, Gus?"
Gus Dur : "Lho, kan dia pernah ketemu Tuhan,
pernah dialog segala kok."
Santri     : "Terus, kesalahan terbesar dia apa?"
Gus Dur : "Sombong, menyepelekan orang lain dan
memonopoli kebenaran."
Santri     : "Wah, persis cucunya Nabi Adam juga
tuh."
Gus Dur : "Siapa? Ente?"
Santri     : "Bukan. Cucu Nabi Adam yang lain, Gus.
Mereka mengaku yang paling bener, paling sunnah, paling ahli surga. Kalo ada orang lain berbeda pendapat akan mereka serang. Mereka tuduh kafir, ahli bid'ah, ahli neraka. Orang lain disepelekan. Mereka mau orang lain menghormati mereka, tapi mereka tidak mau menghormati orang lain. Kalau sudah marah nih, Gus. Orang-orang ditonjokin, barang-barang orang lain dirusak, mencuri kitab kitab para ulama. Setelah itu mereka bilang kalau mereka pejuang kebenaran. Bahkan ada yang sampe ngebom segala loh."
Gus Dur : "Wah, persis Iblis tuh."
Santri     : "Tapi mereka siap mati, Gus. Karena kalo
mereka mati nanti masuk surga katanya."
Gus Dur : "Siap mati, tapi tidak siap hidup."
Santri     : "Bedanya apa, Gus?"
Gus Dur : "Orang yang tidak siap hidup itu berarti
tidak siap menjalankan agama."
Santri     : "Lho, kok begitu?"
Gus Dur : "Nabi Adam dikasih agama oleh Tuhan
kan waktu diturunkan ke bumi (lihat Al- Baqarah: 37). Bukan waktu di surga."
Santri     : "Jadi, artinya, agama itu untuk bekal hidup,
bukan bekal mati?"
Gus Dur : "Pinter kamu, Kang!"
Santri     : "Santrinya siapa dulu dong? Gus Dur."



ditulis ulang oleh Pak Rt
sumber #copas_kang_haji