Assalamu'alaikum wahai para sahabat~
KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat berpidato di PP. al-Fachriyah, sekitar tahun 1994: “Di Jakarta ini, sebagai Pakunya ada tiga. Mereka itu auliya’ minal aqthab wasshalihin (para wali Allah, termasuk pemimpinnya para wali dan orang-orang shaleh). Bersyukur kepada Allah adanya mereka di kota ini, terasa aman dan jauhnya segala marabahaya di kota ini. Semua Allah hindarkan berkat adanya mereka. Tiga mereka itu adalah:
1. Al-Habib Husein bin Abubakar Alaydrus Luar Batang, dengan kekeramatannya yang luar biasa.
2. Al-Habib Utsman bin Yahya Mufti Betawi, dengan kitab-kitabnya.
3. Al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang, dengan dakwahnya.
Di masa mereka, hidup saja orang-orang bahagia di dekatnya. Beruntunglah kalian ahli Jakarta.”
Di kesempatan lain, saat Gus Dur menghadiri acara haul ketiga almaghfurlah KH. Ilyas bin H. Kenan, pendiri Pesantren Yayasan Pendidikan Islam al-Kenaniyah Jl. Pulo Nangka Barat II Kayu Putih Jakarta Timur mengatakan: “Mari kita bacakan al-Fatihah kepada para almarhum yang menjadi ‘pelindung’ kota Jakarta. Yaitu Pangeran Jayakarta (Habib Ahmad), Habib Abdul Halim Marunda, Habib Husein Alaydrus Luar Batang, seorang habib yang sempat berdomisili di Kebon Jeruk dan Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang.”
Gus Dur menambahkan: “Ada satu hal yang paling penting. Kita boleh-boleh saja berbeda cara, berbeda pendapat, berbeda jalan, tapi perasaan kita tetap sama. Ini penting sekali. Saya terus terang saja ikut tahlil di sini, kira-kira 30 persen bacaan tahlilnya saya tidak tahu. Karena di Jawa Timur tidak begitu.”
Dan banyak yang tidak tahu, ternyata Gus Dur pernah mengaji lagsung epada Habib Ali Kwitang. Sebagaimana yang didengar langsung oleh Ustadz Antoe Djibril dari Gus Dur sewaktu di daerah Comal. Beliau bilang begini: “Saya ini biar begini pernah merasakan baca kitab di hadapan seorang ulama kaliber dunia, yaitu Habib Ali Kwitang. Walaupun itu ya cuma kitab tipis tetapi tabaruk bermuwajahahnya yang tiada duanya.”
Habib Alwi Alatas mengatakan: “Tidak ada sosok kiai yang cinta terhadap habaib seperti Gus Dur. Jadi tirulah Gus Dur, maqamnya diangkat sebab cinta beliau kepada habaib.”
ditulis ulang oleh Pak Rt
Post A Comment:
0 comments:
Posting Komentar