Assalamu'alaikum Para Santri~
KH.Nurul Arifin - Gus Nuril
ULAMA NUSANTARA PECINTA NKRI.
Bagi Saudara" yg ingin mendapatkan Ilmu Kanuragan Kebatinan boleh mencoba meminta kpd Beliau & Para Kyai" lain karena saat hampir Semua Kyai & Habib" pesantren Salaf membuka diri,,,Gratis tanpa Bayaran Syaratnya hanya satu BELA NEGARA.
ULAMA NUSANTARA PECINTA NKRI.
Bagi Saudara" yg ingin mendapatkan Ilmu Kanuragan Kebatinan boleh mencoba meminta kpd Beliau & Para Kyai" lain karena saat hampir Semua Kyai & Habib" pesantren Salaf membuka diri,,,Gratis tanpa Bayaran Syaratnya hanya satu BELA NEGARA.
"Jangan heran bila negara ini gampang dihancurkan oleh kekuatan lain (asing). Untuk itu NKRI harus dipertahankan dan bangsa ini hidup sejahtera dengan budayanya sendiri. Pancasila harga mati," tandas Gus Nuril.
Lelaki kelahiraan asal Ujungpangkah Kulon, Gresik, 12 Juli 1959 ini adalah seorang pecinta Gus Dur sejati. Kesehariannya, beliau menampilkan sisi-sisi sufistik. Karena itu, dakwahnya melintasi batas agama: Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu. Dalam memahami Islam, beliau tidak terjebak dengan sekat-sekat formalitas seperti ceramah harus di masjid atau mushola. Karena itu, beliau seringkali ceramah di gereja, pura, dan wihara.
Sebagai ulama yang terlahir di Indonesia dan berdarah NU, Gus Nuril sangat gigih dalam memperjuangkan NKRI dan nilai-nilai pluralisme.
Ketika berbicara soal jatidiri bangsa, lelaki berkumis ini menegaskan bahwa Indonesia sudah tidak mengindahkan budaya dan jati diri bangsa lagi. Sehingga jangan heran bila negara ini dengan mudah dihancurkan oleh kekuatan lain (asing).Pancasila yang menjadi dasar negara dan menjadi pondasi berdirinya negara ini tidak jelas pelaksanaannya. "Jangan heran bila negara ini gampang dihancurkan oleh kekuatan lain (asing). Untuk itu NKRI harus dipertahankan dan bangsa ini hidup sejahtera dengan budayanya sendiri. Pancasila harga mati," tandas Gus Nuril, saat menjadi pembicara Komunikasi Sosial FKPPI dan PPM wilayah Korem 073 Makutarama, Rabu (15/04/2015).
Sebagai ulama yang terlahir di Indonesia dan berdarah NU, Gus Nuril sangat gigih dalam memperjuangkan NKRI dan nilai-nilai pluralisme.
Ketika berbicara soal jatidiri bangsa, lelaki berkumis ini menegaskan bahwa Indonesia sudah tidak mengindahkan budaya dan jati diri bangsa lagi. Sehingga jangan heran bila negara ini dengan mudah dihancurkan oleh kekuatan lain (asing).Pancasila yang menjadi dasar negara dan menjadi pondasi berdirinya negara ini tidak jelas pelaksanaannya. "Jangan heran bila negara ini gampang dihancurkan oleh kekuatan lain (asing). Untuk itu NKRI harus dipertahankan dan bangsa ini hidup sejahtera dengan budayanya sendiri. Pancasila harga mati," tandas Gus Nuril, saat menjadi pembicara Komunikasi Sosial FKPPI dan PPM wilayah Korem 073 Makutarama, Rabu (15/04/2015).
Menurutnya, ada upaya mendongkel dan menjadikan Pancasila tidak lagi menjadi dasar negara. Upaya perpecahan telah dilakukan di negara dan bangsa Indonesia. "Negara ini sekarang seperti bukan Demokrasi Pancasila melainkan Demokrasi Liberal yang melebihi liberal yang menjurus ke negara dan bangsa yang munafik dengan KeIndonesiaan yang memiliki budaya dan ala sendiri. Semuanya sudah mata duitan," tegas Nuril.
Menurutnya, sistem pembarakan TNI sehingga tidak bisa bergerak dalam pembentengan negara adalah sistem yang membahayakan NKRI. Pancasila sudah terkoyak dengan segala bentuk upaya pengebirian oleh kekuatan lain, misalnya masalah dengan model hak asasi manusia (HAM). HAM harus tegak ala Indonesia bukan ala asing. Agama harus tegak dengan ala Indonesia. "TNI balik ke barak, model apa ini. TNI benteng negara jangan dibarakkan," tegas Gus Nuril.
Gus Nuril menambahkan, negara ini milik TNI dan rakyat harus diamankan oleh bangsa ini sendiri. Ironisnya saat ini justru bangsa Indonesia miskin dibanding kekuatan-kekuatan asing yang bercokol di negeri ini. Gus Nuril mengingatkan bahwa pengaruh ideologi sangat kuat. Kebijakan pemimpin yang keluar dari rel harus diingatkan. Menurutnya, ulama dan TNI menjadi satu untuk menjaga NKRI.
Ketika Gus Dur, Presiden RI ke 4 mau dilengserkan, nama Gus Nuril merupakan salah satu pembela terdepan, dengan memimpin sekitar 250 ribu Pasukan Berani Mati (Pagar Nusa) yang siap mengamankan Istana Negara – Jakarta.
Menurutnya, sistem pembarakan TNI sehingga tidak bisa bergerak dalam pembentengan negara adalah sistem yang membahayakan NKRI. Pancasila sudah terkoyak dengan segala bentuk upaya pengebirian oleh kekuatan lain, misalnya masalah dengan model hak asasi manusia (HAM). HAM harus tegak ala Indonesia bukan ala asing. Agama harus tegak dengan ala Indonesia. "TNI balik ke barak, model apa ini. TNI benteng negara jangan dibarakkan," tegas Gus Nuril.
Gus Nuril menambahkan, negara ini milik TNI dan rakyat harus diamankan oleh bangsa ini sendiri. Ironisnya saat ini justru bangsa Indonesia miskin dibanding kekuatan-kekuatan asing yang bercokol di negeri ini. Gus Nuril mengingatkan bahwa pengaruh ideologi sangat kuat. Kebijakan pemimpin yang keluar dari rel harus diingatkan. Menurutnya, ulama dan TNI menjadi satu untuk menjaga NKRI.
Ketika Gus Dur, Presiden RI ke 4 mau dilengserkan, nama Gus Nuril merupakan salah satu pembela terdepan, dengan memimpin sekitar 250 ribu Pasukan Berani Mati (Pagar Nusa) yang siap mengamankan Istana Negara – Jakarta.
Hanya karena kebesaran hati Gus Dur, yang tidak mengijinkan Pasukan Gus Nuril bertindak anarki, maka tidak terjadi pertumpahan darah di sekitar Monas. Gus Dur akhirnya lengser dari jabatannya sebagai Presiden dan langsung diterbangkan ke Amerika untuk berobat.
Gus Nuril tidak dendam pada para Tokoh Nasional yang melengserkan Gus Dur, namun Media sempat mengekspose seolah ada ketegangan antara Gus Nuril dan Amin Rais, salah satu tokoh di balik lengsernya Gus Dur.
Semuanya mencair saat Amin Rais menyempatkan datang ke Ponpes Multi Agama (Soko Tunggal) di Semarang Timur itu, untuk menunjukkan kepada masyarakat luas, bahwa di antara dua tokoh kontroversial itu telah terjadi rekonsiliasi.
Demikianlah Gus Nuril, sosok unik dalam dunia dakwah. Keunikannya semakin kentara saat mellihat fakta bahwa santrinya di Ponpes Soko Tunggal terdiri dari beberapa macam pemeluk agama yang berbeda-beda. Ada Islam ,Budha, Kristen, Kong Hu Cu, Hindu, bahkan dari beberapa Aliran Kepercayaan juga banyak.
Santri-santri Gus Nuril sangat disegani dan ditakuti oleh kelompok Islam radikal. Pesantren Pancasila adalah lembaga yang dipimpin Gus Nuril. Bahkan Gus Nuril menawarkan kepada kelompok non muslim untuk membangun tempat ibadah mereka di atas tanahnya,
Para Santrinya juga datang dari berbagai etnis, ada Jawa, Manado, Cina, Sunda, dan masih banyak yang lain. Tentu kondisi ini selaras dengan ajaran Gus Dur yang pluralis itu, dan Gus Nuril adalah salah satu aplikatornya, dalam mengejawantahkan semangat Bhineka Tunggal Ika – demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
tetapi saat Beliau menghadiri pengajian mingguan di cilongok,Beliau menangis terharu didepan ribuan jamaah pengajian karena dapat Bertemu langsung dg Abuya Uci Turtusi & mengaku Murid Abuya Uci Turtusi .
Abuya Uci & Abuya Muhtadi merestui langkah perjuangan Beliau Khususnya dalam menghimpun Pejuang ANSOR di BANTEN.
Untuk Antisipasi kalau terjadinya Perang Saudara di negara kita.
NKRI & PANCASILA HARGA MATI!!!
Gus Nuril tidak dendam pada para Tokoh Nasional yang melengserkan Gus Dur, namun Media sempat mengekspose seolah ada ketegangan antara Gus Nuril dan Amin Rais, salah satu tokoh di balik lengsernya Gus Dur.
Semuanya mencair saat Amin Rais menyempatkan datang ke Ponpes Multi Agama (Soko Tunggal) di Semarang Timur itu, untuk menunjukkan kepada masyarakat luas, bahwa di antara dua tokoh kontroversial itu telah terjadi rekonsiliasi.
Demikianlah Gus Nuril, sosok unik dalam dunia dakwah. Keunikannya semakin kentara saat mellihat fakta bahwa santrinya di Ponpes Soko Tunggal terdiri dari beberapa macam pemeluk agama yang berbeda-beda. Ada Islam ,Budha, Kristen, Kong Hu Cu, Hindu, bahkan dari beberapa Aliran Kepercayaan juga banyak.
Santri-santri Gus Nuril sangat disegani dan ditakuti oleh kelompok Islam radikal. Pesantren Pancasila adalah lembaga yang dipimpin Gus Nuril. Bahkan Gus Nuril menawarkan kepada kelompok non muslim untuk membangun tempat ibadah mereka di atas tanahnya,
Para Santrinya juga datang dari berbagai etnis, ada Jawa, Manado, Cina, Sunda, dan masih banyak yang lain. Tentu kondisi ini selaras dengan ajaran Gus Dur yang pluralis itu, dan Gus Nuril adalah salah satu aplikatornya, dalam mengejawantahkan semangat Bhineka Tunggal Ika – demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
tetapi saat Beliau menghadiri pengajian mingguan di cilongok,Beliau menangis terharu didepan ribuan jamaah pengajian karena dapat Bertemu langsung dg Abuya Uci Turtusi & mengaku Murid Abuya Uci Turtusi .
Abuya Uci & Abuya Muhtadi merestui langkah perjuangan Beliau Khususnya dalam menghimpun Pejuang ANSOR di BANTEN.
Untuk Antisipasi kalau terjadinya Perang Saudara di negara kita.
NKRI & PANCASILA HARGA MATI!!!
Post A Comment:
0 comments:
Posting Komentar