Assalamu'alaikum wahai para sahabat~
Mari kita bercocokologi (karena biasanya kelompok ini yang suka bercocokologi dengan ayat-ayat Al-Qur'an).
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
AKSI 211 OLEH ALUMNI 212
Al-Qur'an surah ke-2 ayat 11 --- 2:11 (211):
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ
Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi." Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."
Lanjut ke ayat berikutnya surah ke-2 ayat 12 --- 2:12 (212):
أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَٰكِنْ لَا يَشْعُرُونَ
Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.
Al-Qur'an surah ke-21 ayat 1 --- 21:1 (211):
اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).
Lanjut ke ayat berikutnya surah ke-21 ayat 2 --- 21:2 (212):
مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنْ رَبِّهِمْ مُحْدَثٍ إِلَّا اسْتَمَعُوهُ وَهُمْ يَلْعَبُونَ
Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al-Qur'an pun yang baru (diturunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main.
Di zaman Khalifah Utsman bin Affan ra, kaum seperti ini mengakibatkan Khalifah Utsman terbunuh. Di zaman Khalifah Ali bin Abu Thalib ra, kaum seperti ini yang kerjanya demo mencaci-maki pemerintah dan selalu meneriakkan revolusi atas nama penegakan hukum dan agar Khalifah berhukum dengan hukum Allah, DIPERANGI oleh Khalifah Ali bin Abu Thalib walaupun mereka itu adalah Sahabat Nabi ﷺ tetapi Kehormatan Khalifah, kedaulatan negara dan persatuan warga negara harus lebih diutamakan.
Kita berkaca kepada peristiwa berikut ini:
1. Perang Jamal
Perang antara Pemerintah/Khalifah Ali bin Abu Thalib vs Ummul Mukminin Aisyah (dipulangkan), Thalhah bin Ubaidillah (terbunuh), Zubair bin Awwam (terbunuh), Abdullah bin Zubair, Marwan (tawanan perang), Walid bin Uqbah (tawanan perang), dimana sekitar 18.000 kaum Muslimin gugur (5000 pasukan Khalifah Ali bin Abu Thalib dan 13.000 pasukan pemberontak).
2. Perang Shiffin
Perang antara Pihak Khalifah Ali bin Abu Thalib vs pihak Muawiyah bin Abu Sufyan. Perkiraan kaum Muslimin yang gugur akibat Perang Shiffin tersebut adalah sekitar 80.000 jiwa (45.000 pasukan Muawiyah dan 35.000 pasukan Khalifah Ali bin Abu Thalib). Perang berhenti setelah Pasukan Muawiyah berlindung dibalik Al-Qur'an yang mereka acungkan di ujung tombak mereka ketika hampir dikalahkan.
3. Perang Nahrawan
Perang antara Khalifah Ali bin Abu Thalib vs Kaum Khawarij (yang rata-rata adalah penghafal Al-Qur'an). Perkiraan jumlah korban tewas adalah 1000 dari pihak Khawarij dan 4 atau 7 orang dari pihak Khalifah Ali bin Abu Thalib.
Kaum Khawarij inilah yang memprovokasi kaum Muslimin untuk menentang Khalifah Ali bin Abi Thalib bahkan mereka lakukan provokasi itu di dalam masjid.
Jargon terkenal kaum Khawarij adalah 'La hukma illa lillahi' (tidak boleh ada hukum kecuali hukum Allah).
Khalifah Ali bin Abu Thalin menjawab mereka seraya mengatakan: "Kalimatu haqqin uridha bihil bathil“ (Perkataan yang benar, tetapi untuk tujuan yang bathil).
Kaum Khawarij itu akan selalu ada pada setiap pemerintahan kaum Muslimin.
Asy-Syihristani berkata: “Siapa saja yang keluar dari ketaatan terhadap pemimpin yang sah, yang telah disepakati, maka ia dinamakan Khariji (seorang Khawarij), baik keluarnya di masa shahabat Al-Khulafa Ar-Rasyidin atau terhadap pemimpin setelah mereka di masa tabi’in, dan juga terhadap pemimpin kaum Muslimin di setiap masa.” (Al-Milal wan Nihal, hal. 114).
Para pembela bendera tauhid itu akhirnya menempatkan bendera tauhid di tanah, di bawah kaki, di pantat, di jalanan, di kepala setan, tempat yang sangat tidak pantas untuk kalimat sakral itu.
Marah karena bendera tauhid dibakar, padahal dibakar tujuannya demi menjaga kesucian kalimat tauhid. Tapi diam seribu bahasa ketika HTI dan kawan-kawannya menginjak-injak kesucian bendera tauhid.
Baik secara lahiriah (beneran diinjak dalam demo-demonya), maupun secara metafora (menginjak-injak) kesucian kalimat tauhid, memanfaatkan kesucian kalimat tauhid demi ambisi politik yang kotor.
Sungguh ironis..
Masjid Dhirar yang dibakar Nabi Saw dan Perang Shifin adalah petunjuk yang sangat jelas bagi orang yang berakal.
Ketika bendera PKI yang memakai simbol palu dam arit dibakar, apakah kita membenci palu dan arit??? Tidak kan?
Yang dibenci adalah orang-orang dan kelompok-kelompok yang memanfaatkan simbol palu arit untuk kebusukannya. Toh palu dan arit tetap dipakai setiap hari seperti biasa.
Sama halnya ketika yang dibakar bendera HTI yang memakai simbol tauhid. Lantas apakah membenci kalimat tauhid???
Yang dibenci adalah orang-orang yang memanfaatkan simbol tauhid demi menutupi kebusukannya. Toh kalimat tauhid sejatinya bersemayam di dalam hati, dan selalu diucapkan/dimuliakan dengan bibir bukan ditaroh di bendera.
Oleh idrus sahab
ditulis ulang oleh ~ Pak Rt
#Islam
#BeritaIslami
#Sunnah
#Qur'anHadist
#Tuntunan
#Islamnusantara
#PIN
#BelaIslam
#Aqidah
#ASWAJA
#pejuangislamnusantara
Al-Qur'an surah ke-21 ayat 1 --- 21:1 (211):
اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).
Lanjut ke ayat berikutnya surah ke-21 ayat 2 --- 21:2 (212):
مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنْ رَبِّهِمْ مُحْدَثٍ إِلَّا اسْتَمَعُوهُ وَهُمْ يَلْعَبُونَ
Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al-Qur'an pun yang baru (diturunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main.
Di zaman Khalifah Utsman bin Affan ra, kaum seperti ini mengakibatkan Khalifah Utsman terbunuh. Di zaman Khalifah Ali bin Abu Thalib ra, kaum seperti ini yang kerjanya demo mencaci-maki pemerintah dan selalu meneriakkan revolusi atas nama penegakan hukum dan agar Khalifah berhukum dengan hukum Allah, DIPERANGI oleh Khalifah Ali bin Abu Thalib walaupun mereka itu adalah Sahabat Nabi ﷺ tetapi Kehormatan Khalifah, kedaulatan negara dan persatuan warga negara harus lebih diutamakan.
Kita berkaca kepada peristiwa berikut ini:
1. Perang Jamal
Perang antara Pemerintah/Khalifah Ali bin Abu Thalib vs Ummul Mukminin Aisyah (dipulangkan), Thalhah bin Ubaidillah (terbunuh), Zubair bin Awwam (terbunuh), Abdullah bin Zubair, Marwan (tawanan perang), Walid bin Uqbah (tawanan perang), dimana sekitar 18.000 kaum Muslimin gugur (5000 pasukan Khalifah Ali bin Abu Thalib dan 13.000 pasukan pemberontak).
2. Perang Shiffin
Perang antara Pihak Khalifah Ali bin Abu Thalib vs pihak Muawiyah bin Abu Sufyan. Perkiraan kaum Muslimin yang gugur akibat Perang Shiffin tersebut adalah sekitar 80.000 jiwa (45.000 pasukan Muawiyah dan 35.000 pasukan Khalifah Ali bin Abu Thalib). Perang berhenti setelah Pasukan Muawiyah berlindung dibalik Al-Qur'an yang mereka acungkan di ujung tombak mereka ketika hampir dikalahkan.
3. Perang Nahrawan
Perang antara Khalifah Ali bin Abu Thalib vs Kaum Khawarij (yang rata-rata adalah penghafal Al-Qur'an). Perkiraan jumlah korban tewas adalah 1000 dari pihak Khawarij dan 4 atau 7 orang dari pihak Khalifah Ali bin Abu Thalib.
Kaum Khawarij inilah yang memprovokasi kaum Muslimin untuk menentang Khalifah Ali bin Abi Thalib bahkan mereka lakukan provokasi itu di dalam masjid.
Jargon terkenal kaum Khawarij adalah 'La hukma illa lillahi' (tidak boleh ada hukum kecuali hukum Allah).
Khalifah Ali bin Abu Thalin menjawab mereka seraya mengatakan: "Kalimatu haqqin uridha bihil bathil“ (Perkataan yang benar, tetapi untuk tujuan yang bathil).
Kaum Khawarij itu akan selalu ada pada setiap pemerintahan kaum Muslimin.
Asy-Syihristani berkata: “Siapa saja yang keluar dari ketaatan terhadap pemimpin yang sah, yang telah disepakati, maka ia dinamakan Khariji (seorang Khawarij), baik keluarnya di masa shahabat Al-Khulafa Ar-Rasyidin atau terhadap pemimpin setelah mereka di masa tabi’in, dan juga terhadap pemimpin kaum Muslimin di setiap masa.” (Al-Milal wan Nihal, hal. 114).
Para pembela bendera tauhid itu akhirnya menempatkan bendera tauhid di tanah, di bawah kaki, di pantat, di jalanan, di kepala setan, tempat yang sangat tidak pantas untuk kalimat sakral itu.
Marah karena bendera tauhid dibakar, padahal dibakar tujuannya demi menjaga kesucian kalimat tauhid. Tapi diam seribu bahasa ketika HTI dan kawan-kawannya menginjak-injak kesucian bendera tauhid.
Baik secara lahiriah (beneran diinjak dalam demo-demonya), maupun secara metafora (menginjak-injak) kesucian kalimat tauhid, memanfaatkan kesucian kalimat tauhid demi ambisi politik yang kotor.
Sungguh ironis..
Masjid Dhirar yang dibakar Nabi Saw dan Perang Shifin adalah petunjuk yang sangat jelas bagi orang yang berakal.
Ketika bendera PKI yang memakai simbol palu dam arit dibakar, apakah kita membenci palu dan arit??? Tidak kan?
Yang dibenci adalah orang-orang dan kelompok-kelompok yang memanfaatkan simbol palu arit untuk kebusukannya. Toh palu dan arit tetap dipakai setiap hari seperti biasa.
Sama halnya ketika yang dibakar bendera HTI yang memakai simbol tauhid. Lantas apakah membenci kalimat tauhid???
Yang dibenci adalah orang-orang yang memanfaatkan simbol tauhid demi menutupi kebusukannya. Toh kalimat tauhid sejatinya bersemayam di dalam hati, dan selalu diucapkan/dimuliakan dengan bibir bukan ditaroh di bendera.
Oleh idrus sahab
#Islam
#BeritaIslami
#Sunnah
#Qur'anHadist
#Tuntunan
#Islamnusantara
#PIN
#BelaIslam
#Aqidah
#ASWAJA
#pejuangislamnusantara
Post A Comment:
0 comments:
Posting Komentar