AL–‘ARIF BILLAH MAULANA AL-HABIB LUTFI BIN YAHYA PEKALONGAN
dan KATA-KATA BIJAKNYA
Assalamu'alaikum Para Santri~ “Perselisihan para ulama fiqih ibarat biji mangga, tumbuh bercabang kemudian menumbuhkan ranting, dari ranting kemudian muncul dedaunan dan buah-buahan yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda.”
“Rahasia Allah
terletak pada makhlukNya.”
“Sesama wali
quthub meski memiliki pangkat kewalian yang sama tetapi memiliki sirr atau
rahasia yang berbeda. Salah satu hikmahnya adalah agar tidak ada kecemburuan di
antara makhluk Allah.”
“Jangan
sekali-kali melupakan guru yang telah mengenalkanmu dzahir-dzahir syariat,
terlebih guru mursyidmu yang telah membimbingmu menuju Allah. Salah satu sebab
kenapa aku memperoleh derajat terhormat saat ini adalah karena aku sangat
menghormati guru-guruku.”
“Rizki itu
ada dua, Tajrid dan Kasbi. Rizki Tajrid diperoleh
tanpa melalui ikhtiar, inilah karunia yang Allah berikan kepada para auliya' (kekasih
Allah). Sedang rizki Kasbi didapat melalui proses ikhtiar.”
“Rizki itu
ibarat tangki mobil, sudah ada takarannya gak bisa dilebihkan atau dikurangi. Kalau
dilebihkan bisa-bisa luber dan kalau dikurangi bisa-bisa pengemudi tidak sampai
ke tujuan.”
“Jangan
kau akui keilmuan seorang alim yang suka mencerca para auliya’ dan ulama.”
“Qana’ah
dan zuhud adalah pakaian tani yang kita gunakan untuk menggarap lahan di sawah,
pelindung dari kotoran-kotoran dan lumpur yang bisa menodai tubuh kita dikala
menggarap lahan. Begitulah kaum sufi memandang dunia, mereka tetap bekerja,
ikhtiar mencari rizki dengan bersikap qana’ah dan zuhud agar kotoran dunia
tidak mengotori hati mereka yang bersih.”
“Anda
keliru jika menyangka para ulama sufi tidak kaya. Al-Imam Abul Hasan asy-Syadzili
memiliki empat ekor kuda paling mahal di masanya, kereta kudanya memiliki dua
roda yang dihiasi mutiara dan batu mulia, tapi tidak sedikitpun kemegahan
kereta kuda itu mengisi relung hatinya. Bahkan ketika ada orang yang takjub
akan kemegahan kereta kudanya dan sangat menginginkan apa yang dimiliki sang sufi,
asy-Syadzili lantas memberikan kereta kudanya untuk orang tersebut.”
“Tidak
usah memikirkan kekeramatan, yang penting kalian mendalami sekaligus mengamali
secara benar dzahir-dzahir syariat.”
“Aku tidak
pernah belajar komunikasi dengan arwah di alam barzakh. Aku bisa karena
memiliki mahabbah (kecintaan) kepada
meraka. Ilmu seperti itu tidak usah dipelajari, berbahaya, karena kalian belum
bisa membedakan mana arwah para wali dan mana arwah yang merupakan jelmaan
iblis.”
“Hikmah di
balik tanaman yang diletakkan di atas kuburan adalah untuk meringankan adzab si
ahli kubur. Karena selama tanaman itu masih hijau, dia (tanaman) bertasbih
memujiNya. Hal inilah yang menjadi sebab turunnya rahmat diringankan siksaan si
ahli kubur.”
“Kasih
sayang seorang wali itu sama seperti kasih sayang seorang ibu kepada anaknya,
bahkan mereka rela menanggung adzab yang turun di umat mereka. Begitulah sifat
para auliya’.”
“Rahmat
turun karena sebab ikhtiar. Contoh: sakinah,
mawaddah dan rahmah akan muncul jika seseorang sudah ikhtiar untuk menikah.”
“Qudrat
dan iradat Allah Swt. ditunjukan pada tiap makhluk yang telah Dia ciptakan.”
“Make
up orang mukmin ialah bekas sujud yang memancar dari wajahnya.”
“Maksiatnya
Nabi Adam As. merupakan tarbiyah Allah Swt. kepada Nabi Adam As. agar kelak
jangan mengulangi perbuatan tersebut.”
“Hikmah
diperoleh setelah penalaran yang mendalam. Hikmah juga mengajarkan seseorang
untuk bersikap sabar.”
“Demi
menghormati Abdullah bin Umi Maktum, Rasulullah Saw. selalu berdiri tiap kali
ada orang buta yang lewat di hadapan beliau.”
“Berpalingnya
Rasulullah Saw. dari Abdullah bin Umi Maktum membuat beliau ditegur oleh Allah Swt.
dengan cara yang halus yaitu dengan dhamir ghaib: “Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling”,
bukan dengan dhamir mukhathab: “Kamu
(Muhammad) bermuka masam dan berpaling”, (QS. ‘Abasa ayat 1). Hal ini
adalah bentuk pendidikan sekaligus perintah Allah kepada Rasulullah Saw. untuk
menyampaikan dakwah, terlepas dari diterima atau tidaknya dakwah Rasulullah Saw.,
sebagai kewajiban beliau selaku utusan Allah sekaligus menekankan bahwa hak
Allah Swt. adalah memberikan hidayah pada siapa saja yang Dia kehendaki.”
“Salah
satu penyakit hati yang berbahaya adalah hasud. Hasud jika dikombinasikan
dengan sifat ghaflah atau lalai akan
memunculkan sikap sombong.”
“Hasad dan
marah adalah dua hal yang saling berhubungan satu sama lain.”
“Segala
sesuatu memiliki batasan, termasuk kesabaran. Jika sabar tidak memiliki batas,
mungkin Kanjeng Nabi Saw. akan diam saja dan tidak akan memerangi kaum kafir di
Perang Badar.”
“Bersabar
tidak boleh menuruti hawa nafsu tapi harus dengan ilmu.”
“Aku (Oki
Yosi) pernah bertanya kepada Abah: “Bagaimanakah cara kita mengetahui keinginan
yang semata-mata karena Allah dan keinginan yang bersumber dari nafsu?”
Beliau Habib Luthfi bin Yahya menjawab: “Bagi saja keinginan itu menjadi dua, satu untuk
akal dan kedua untuk ilmu. Akal sebagai hakim dan ilmu alat untuk menganalisa
dengan hati sebagai rajanya yang akan mendorong keinginan kita bertindak
semata-mata karena Allah.”
ditulis Ulang Oleh Pak Rt
sumber pustakamuhibbin
Post A Comment:
0 comments:
Posting Komentar